7

677 45 0
                                        

Happy reading

***

K

eesokan paginya

Xinyi membuka matanya pelan, mengerjap-ngerjap sebelum memegang kepalanya yang berdenyut nyeri sambil meringis.

Kening bocah itu berkerut saat melihat Area kamar yang ditempatinya dan juga saat ia memegang kepalanya, ada perban yang melilit luka di kepalanya seperti sudah diobati dan sekujur tubuhnya semuanya seperti telah di obati seseorang tapi siapa?itulah yang dipertanyakan Xinyi dalam hatinya.

Tanpa Xinyi sadari ada seseorang yang sudah memperhatikannya sedari tadi.

"Ekhem"

Lamunan Xinyi pudar saat mendengar batuk yang disengaja itu dan mencari sumber suara itu, saat Xinyi menoleh ke kiri betapa terkejutnya dia saat melihat fengyin dengan tatapan khasnya,datar.

"Kak Fengyin, apa yang kakak lakukan disini ?" Tanya Xinyi dengan kikuk

"Ini kamarku"jawab Fengyin

"Eh benarkah ?. Kenapa aku ada dikamar kakak ?"tanya Xinyi heran, seingatnya dia semalam berada di gudang dan disiksa permaisuri Diora.

Fengyin tak menjawab pertanyaan tersebut. "Apa Dia selalu menyiksa mu ?" Tanya Fengyin tiba-tiba

Xinyi yang belum mengerti apa maksud pertanyaan kakaknya itu hanya menatap Fengyin seolah 'maksudny?'(Xinyi Lola)

Melihat tatapan Xinyi yang seakan tak mengerti, Fengyin pun kembali berbicara "permaisuri Diora apakah dia selalu menyiksa mu?"

tubuh Xinyi membeku mendengar pertanyaan kakaknya itu "apa maksud kakak aku tidak mengerti" Xinyi seolah-olah tidak tahu

"Jangan berlagak tidak mengerti maksud ku Xinyi,jawab saja pertanyaan ku" Fengyin menatap Xinyi dengan tatapan dinginnya

(Jangan salah walaupun umur mereka masih terbilang bocah,mereka itu sudah mengerti apa-apa)

"Maaf, ibunda memang sering menyiksaku jika aku membuatnya marah dan tidak mengikuti setiap permintaan nya, dia selalu menyuruhku untuk membuat kak Li Wei celaka setiap dia sendirian tapi aku tidak pernah menuruti keinginannya. Dan akhir-akhir ini aku sering bersama kak Li Wei itu yang membuat ibunda marah kepadaku, dan menyiksaku semalam"kali ini Xinyi tdk ada tatapan teduh Dimata Xinyi hanya ada tatapan kosong saja.

"Lalu bagaimana aku bisa berada dikamar kakak?"tanya Xinyi

"Menurut mu?" Bukannya menjawab Fengyin malah Malik bertanya sambil menaikkan alisnya sebelah

"Kakak yang membawaku kemari ?, Tapi bukankah gudang itu berada di belakang mansion utama?"tanya Xinyi heran

"Aku mengikuti mu semalam"singkat Fengyin

Tok...tok..tok..

"Masuk" Fengyin langsung menyuruh orang yang mengetuk pintu masuk

Seorang prajurit langsung memasuki kamar Fengyin dan langsung menunduk hormat

" Hormat hamba pangeran Fengyin dan putri Xinyi" hormat prajurit itu

" Hamba disuruh untuk memanggil anda segara ke ruang utama pangeran "

Fengyin dan Xinyi yang mendengar itu mengerutkan keningnya

"Ruang utama ?, Tidak biasanya kita akan keruang utama jika tidak ada hal yang penting "heran Xinyi

"Benar putri, ada tamu yang tiba-tiba datang dari kekaisaran Nuvoleon yaitu Kaisar Zayed, jadi semuanya harus hadir putri" jelas prajurit

"Kalau begitu saya pamit undur diri pangeran, tuan putri" lanjut prajurit itu, setelah Fengyin mempersilahkan nya keluar prajurit itu langsung pergi

"Kak aku akan ke kamar untuk bersiap-siap"
Ucap Xinyi yang sudah berdiri dari tempat duduknya

"Tidak perlu, aku sudah menyuruh pelayan untuk membawakan pakaian yang akan kau kenakan" jawab Fengyin

Xinyi yang mendengar itu tentu saja bahagia, dari dulu ia mendambakan kasih sayang dari seorang kakak, akhirnya keinginannya tercapai. Ia langsung mendapatkan dua Kakak sekaligus yaitu Li Wei dan Fengyin. Xinyi berjanji tidak akan mengecewakan mereka dan akan berusaha untuk membuat kedua kakaknya itu sayang padanya

***

" Pangeran Fengyin, putri Li Wei dan putri Xinyi memasuki ruangan ". Teriak Kasim itu dengan lantang. Li Wei yang tepat di samping Kasim itu mendelik sinis

'astaga telinga gue, lama-lama gue bisa budek nantinya' ucap Li Wei di batinnya

"Salam Ayahanda,ibunda dan kaisar Zayed semoga hidup seribu tahun lagi "(gak usah panjang - panjang 🙂)
Ucap mereka bertiga

Kaisar langsung menyuruh ketiga anaknya untuk duduk




Huang Li Wei (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang