13

475 31 0
                                    

Happy reading

***

"Huftt untung saja airnya tidak tumpah semua" Xinyi bernafas lega, setidaknya masih ada sisa air untuk diminumnya. Terhitung sudah dua Minggu dia tersesat di dalam hutan akibat dari kejaran ibunya dan para pengawalnya.

"Aku harus bertahan, pasti mereka sedang mengkhawatirkan ku. Untuk kali ini kau harus bisa mandiri Xinyi" Xinyi menguatkan dirinya sendiri, dia harus bisa mandiri walaupun itu sulit baginya karena selama ini kakaknya lah yang selalu mengabulkan apapun yang Xinyi minta

"Tapi apakah mereka masih mencari ku" ucap Xinyi pelan sambil menahan tangisannya

"Lupakan, lebih baik aku bersiap-siap sekarang jika tidak aku pasti akan mati kelaparan. Semoga saja ibu tidak menemukanku."

Setelah persiapan selesai dia pun meninggalkan tempatnya yang beberapa hari ini menjadi tempat bernaungnya. Keberadaan Xinyi jauh di dalam hutan belantara yang mana pohon disekitarnya sangat rimbun.

"Aku harus cepat keluar dari hutan sebelum matahari terbenam, semoga saja ayah menemukanku terlebih dahulu."

Setelah berjalan cukup lama akhirnya keadaan hutan lebih baik, pepohonan rimbun sudah tak menutupi langit.

Srek

Srek

Wajah Xinyi yang semula was-was kini berubah berseri-seri. Terlihat segerombolan prajurit istana mendekat kearahnya bersama dengan seseorang yang disayanginya, Li Wei.

"Xinyi, akhirnya aku menemukanmu" Li Wei segera berlari dan memeluk adiknya itu, Xinyi tertawa kecil, wajahnya bahagia sambil terus mempererat pelukannya bersama kakaknya. Akhirnya Xinyi bertemu kembali dengan kakaknya.

Saat Li Wei ingin melepaskan pelukan mereka tiba-tiba saja Xinyi tidak sadarkan diri. Tanpa membuang waktu Li Wei segera menyuruh salah satu ksatrianya untuk mengangkat Xinyi kedalam kereta.

"Putri Xinyi telah ditemukan" teriak Kasim dengan lantang yang menjaga gerbang masuk istana.

Semua orang yang mendengar itu sangat bahagia, akhirnya putri Xinyi telah ditemukan. Terutama kaisar Frans dan Fengyin. Mereka sudah menunggu sejak tadi saat mendengar kabar bahwa Xinyi telah ditemukan

***

Saat ini kaisar Frans, Fengyin dan Li Wei sedang menunggu Xinyi untuk sadar dan menceritakan siapa dalang dibalik hilangnya Xinyi.

"Eenguhh"

Sontak mereka bertiga mengakhiri kegiatannya masing-masing saat mendengar lenguhan itu.

"Putriku, ayah sangat khawatir kepadamu" tanpa aba-aba kaisar Frans langsung memeluk putri bungsunya itu. Fengyin dan Li Wei yang melihat ayahnya seperti itu terharu. Kaisar Frans dikenal dengan kaisar berdarah dingin, dan irit menunjukkan ekspresi tetapi jika sudah berhadapan dengan ketiga anaknya sifat yang lainnya akan keluar. Dia akan bersikap normal layaknya orang tua biasa.

"Ayah tidak perlu khawatir, aku sudah merasa lebih baik sekarang. Tadi aku hanya kecapekan" ucap Xinyi sambil menenangkan ayahandanya. Xinyi bersyukur karna dia lahir kedunia ini walaupun dia tidak mendapatkan kasih sayang dari seorang ibu tetapi ayah, dan kedua kakaknya sangat menyayanginya dan menjaganya bagai berlian.

"Baiklah kalian ingin mendengarkan cerita ku tidak?" Lanjut Xinyi yang sudah duduk di bantu oleh Li Wei

"Jangan paksakan diri kamu, jika kamu belum bisa menceritakannya lain kali saja" ucap Fengyin

"Aku sudah sehat kak. Jadi dengarkan baik-baik. Ekhemmm" sbelum lanjut berbicara Xinyi meminum air terlebih dahulu karna tenggorokannya kering

Flashback on

Saat ini Xinyi sedang duduk di taman istana, suasananya cukup sunyi tidak ada prajurit yang berjaga karna ini sudah tengah malam dan cuaca sedang mendung.
Awan hitam masih betah menutupi bulan dan bintang-bintang yang seharusnya menghiasi langit malam hari. Gemuruh petir ikut meramaikan suasan sepi itu.

Digenggamannya terdapat sebuah lukisan seseorang yang tampak tersenyum.

"Aku menyerah" Xinyi bergumam lirih sambil mengamati foto itu "ibunda sekarang ada dimana, apa ibunda baik-baik saja. Dari dulu aku ingin merasakan kasih sayang ibu tapi sekarang aku tidak ingin mengemis lagi, aku sudah mendapatkan kasih sayang yang melimpah dari ayah dan kakak."

Air matanya yang sedari tadi menetes tersamarkan oleh air hujan yang kian deras.

Huang Li Wei (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang