Happy reading
***
"menurutmu kapan perang ini akan segera berakhir?" Victor bertanya sambil memungut pedang-pedang yang tergeletak.
"Mungkin suatu saat nanti tapi tidak tahu kapan" jawab Theo
"Ini sudah 5 bulan, prajurit sudah semakin sedikit. Sampai kapan mereka akan bermain-main"
"Hey jangan pedulikan itu, kita hanya rakyat biasa yang tak tahu otak para pemimpin"
"Kau bukan kita" sela Alley
"Haha kau benar panglima Alley"
Alley ikut memunguti senjata-senjata yang tergeletak. Wanita yang menginjak usia 19 tahun itu tampak cantik dan menawan dengan perawakan yang dewasa. Memiliki sorot mata yang tajam bagai elang, tak salah semua orang memanggilnya singa stansia atau elang Medan perang.
Tak ada musuh yang tak bisa pedangnya jangkau, tak ada yang mengetahui identitas asli sang panglima Alley kecuali kaisar Zayed.
"Berhenti mengajari panglima memungut barang bekas Victor" ujar Theo garang sambil turun dari kudanya
"Dana perang kita bisa dihentikan kapan saja, alangkah baiknya kita memanfaatkan barang bekas yang ada" Victor lanjut memunguti senjata-senjata yang matanya jangkau.
"Victor benar Theo, meski barang bekas pakai setidaknya kita punya cadangan." Ucap Alley memberi pengertian
Alley berbalik dan membawa sebagian senjata yang sudah dikumpulkannya di ikuti oleh Theo dibelakangnya.
Victor yang tak mau ketinggalan segera mengejar dengan susah payah karena tangannya diisi penuh oleh pedang-pedang yang berlumuran darah.
"Apa anda tak berniat membalas surat itu panglima?" Tanya Victor yang berhasil mengejar keduanya. Alley hanya membalas dengan gelengan saja.
"Siapa sebenarnya orang itu, setiap Minggu anda selalu mendapatkan surat dari orang itu dan anda tidak pernah membalasnya" tanya Theo dengan penasaran
"Orang itu cukup gigih selalu mengirimkan Anda surat" timpal Victor
"Dia adikku" jawab Alley singkat
Theo dan Victor yang mendengar itu terkejut mendengar jawaban singkat Alley
"Terus?" Theo dan Victor bertanya bersamaan
Alley menaikkan sebelah alisnya pertanda bingung
"Siapa sebenarnya marga anda panglima, saya yakin anda bukan orang sembarangan, apalagi anda memiliki elemen es yang dimana elemen itu hanya orang bangsawan Charles yang memilikinya" tanya Theo dengan penasaran diatas rata-rata
Alley tak menjawab pertanyaan yang diberikan Theo itu, dia langsung masuk ke dalam tenda khusus tempatnya.
"Mungkin panglima belum ingin menceritakannya, suatu hari nanti pasti panglima akan bercerita kepada kita." Victor ikut masuk kedalam tendanya sebelum menepuk kedua bahu Theo
***
Keesokan harinya
Saat sampai di barak militer Alley segera pergi ke tenda utama, dimana semua orang berkepentingan berkumpul untuk membahas strategi peperangan.
Menjadi seorang panglima perang diusianya yang masih amat muda dan juga seorang wanita itu bukanlah perkara yang mudah. Alley memiliki beban yang menumpuk dan tanggung jawab yang besar dipundaknya. Wanita yang seharusnya berdandan dan mempercantik diri malah terdampar di lingkungan peperangan karena keinginannya sendiri. Wanita yang bahkan belum mengerti artinya jatuh cinta malah harus tumbuh dewasa sebelum waktunya.
Mentalnya yang sekuat baja sudah terlatih sejak kecil, membunuh bukanlah perkara yang mudah, ada rasa bersalah yang harus ditanggung seumur hidup dan karma yang menanti didepan sana. Belum lagi tekanan dimedan perang yang selalu menghantuinya setiap membunuh.
Prinsip Alley "yang menghalangi jalanku harus mati, aku sendiri yang akan menanggung karma itu"
Alley sedari tadi diam sambil mengetuk-ngetukkan jarinya di meja. Hanya dia yang sedari tadi diam tanpa menyuarakan pendapatnya. Kemudian seseorang menepuk pundaknya. Aslan salah satu ksatrianya.
"Apa pendapat anda panglima?"
Semua orang diruangan itu menatap penuh harap ke Alley,menunggu panglima perang itu membuka suaranya.
"Berapa prajurit yang tersisa?" Tanya Alley tanpa mengalihkan pandangannya dari meja
"Ada sekitar 720 yang tersisa untuk saat ini" sahut Theo
Dengan antusias, biasanya jika panglima Alley sudah bertanya seperti itu maka ide-ide brilian milik Alley sudah muncul.11-09-22
![](https://img.wattpad.com/cover/311967142-288-k444076.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Huang Li Wei (hiatus)
Historical FictionHarap bijak dalam membaca Mengandung kata-kata kasar Huang Li Wei Charles adalah anak Dari kaisar franz Charles dan permaisuri shopie Adipati Charles dari kekaisaran Charles dan adik dari Huang fengyin Charles. Li Wei kurang beruntung dalam kasih s...