7

15.5K 1.8K 75
                                    

Let's say yes to the weekend!

Aaaah, akhirnya sudah masuk ke weekend lagi.

Awalnya, pagi ini aku berencana pergi ke salon langganan untuk merapikan rambut dan creambath. Tapi, telepon dari Didi pagi-pagi membuatku menunda itu semua karena kami berdua harus menghadiri sebuah undangan pernikahan.

Yup, it's Kiran's wedding day.

Wah, kalau Didi nggak meneleponku, aku hampir saja dianggap sebagai rival yang patah hati oleh seluruh anak kantor karena nggak menghadiri resepsi pernikahan Kiran.

"Bu Ara kok kayaknya sedih gitu?" Celetuk Galih, salah satu staff perempuan dari bagian Marketing. Kami nggak sengaja berpapasan saat mengambil minum.

Tuh 'kan. Aku udah datang saja, masih dianggap patah hati oleh orang-orang ini.

Aku nyengir. "He he he.. aku turut prihatin soalnya sekarang beban Kiran nambah. Di kantor debat sama aku, di rumah debat sama istri." Kataku santai.

Galih terkekeh.

Nggak lama, Didi menyusul kami berdua.

"Udah makan berapa piring, ceu?" Tanya Didi sambil terus mencamili chiffon cake bertopping es krim yang ada di piringnya.

Aku menjinjing piringku. Sisa saat aku mengambil beberapa potong salad buah tadi.

"Cheating day aja lah, ceu.. jangan terlalu ketat dietnya.." omel Didi. Dia menambahkan beberapa sendok es krim ke piringku.

Aku hanya terkekeh, kemudian ikut mencamili es krim yang diberikan Didi.

Aku bukannya lagi diet, sih. Aku hanya mengontrol apa-apa saja yang akan atau udah masuk ke dalam tubuhku. Ya, karena aku dialiri gen yang proses metabolismenya agak lambat, sehingga kalau aku nggak kontrol makan, bisa-bisa overweight.

Kelepasan sehari aja, timbangan udah dadah-dadah ngasih tahu bahwa aku udah nambah dua kilogram. Dan itu langsung kelihatan banget di pipi dan pahaku! Argh, bahkan aku nggak sampai hati membayangkan jeans-jeans dan dress lucuku nggak lagi muat dipakai.

Di sisi lain, aku juga olahraga sih. Sekecil apa pun itu. Ikutin workout simple dari Youtube, atau bahkan kegiatan outdoor kayak jogging dan berenang. Meskipun emang di umurku yang saat ini, aku cenderung malas bergerak dan lebih memilih duduk sambil main laptop, he he he

"Ngefotoin apa, ceu?" Tanyaku.

Didi masih sibuk jeprat-jepret setiap sudut ruangan acara resepsi ini. "Buat referensi,"

Aku terperangah. "...mu?"

Didi menatap sinis ke arahku. "IYA LAH."

Terserah deh, Di.

***

"Attire-nya gimana?" Tanya Gemi yang ada di sampingku.

"Cantik banget, sih. Pakai adat sunda." Jelasku panjang lebar. "Ini tadi dekorasi di resepsinya.." aku mengarahkan layar handphone kepada Gemi.

Sahabatku itu mengangguk-angguk. "Simple tapi elegan gitu, ya.."

Aku menyetujui.

Saat ini, aku dan Gemi sedang creambath berdua di sebuah salon langganan yang ada di sebuah mall.

Quality time-ku dan Gemi biasanya dihabiskan dengan nyalon bersama, setelah itu bisa makan atau nonton film. Ya, bisa juga belanja. Bisa juga cuma duduk berdua di cafe Gemi sambil entah ngobrolin apa aja yang ada di kepala.

"Aku kalau menikah, kayaknya nggak akan pakai adat jawa deh," celetuk Gemi tiba-tiba. Rambut kami berdua sedang disteaming sekarang.

Aku mengernyit. "Nggak takut dimarahin bu Tina?"

9096 (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang