14

13.5K 1.7K 57
                                    

Bagiku, makan soto pakai kaki itu aneh.

Tapi, tetap kenyataan hidupku saat ini lah yang menurutku paling aneh; ditekan kedua orang tua untuk segera menikah hanya karena adikku Seruni nggak boleh menikah terlebih dahulu, dan melangkahiku.

Aneh banget.

Udah, pokoknya juara deh anehnya.

Aku sampai tertegun cukup lama. Kira-kira, dosa apa ya yang aku udah perbuat di masa kecil sehingga saat dewasa ini, aku dihadapkan oleh suatu cobaan yang sangat menyedihkan, akan tetapi juga membingungkan.

Iya, saking sedihnya, aku udah nggak tahu lagi harus menangis atau langsung terjun saja ke jurang.

Mau menolak juga aku takut kualat.

Mau menerima juga aku nggak tahu pernikahanku nanti akan dibawa kemana.

Aduh. Kepalaku rasanya nyut-nyutan.

Aku kembali meneguk minuman air kelapaku.

Aku berpikir lagi dan lagi. Logikaku berusaha mencerna segala alasan, segala upaya, bahkan segala kemungkinan.

Jangan-jangan, aslinya ini mimpi?

Aku mencubit kencang pahaku sendiri, dan seketika mengaduh pelan. Sakit.

Atau paling nggak, gini deh, aslinya aku dan Mama-Papa sedang di-prank oleh Seruni. Jadi, sebenarnya dia nggak hamil. Dia hanya ingin menguji kekuatan dan rasa sayang keluarga kami antara satu sama lain. Udah. Nggak ada acara pusing mikirin pernikahan.

He he he

Ini semua nyata, Ra. Kamu doang yang gila.

Aku menghela nafasku lagi. Berusaha menghirup sebanyak mungkin oksigen agar otakku kembali ke titik rasionalnya.

Bayangin aja; sedang haid, kepala pusing, dan aku belum ada bayangan sedikit pun untuk apa saja yang akan aku katakan kepada mas Bumi.

Kayak..

Asli. Nggak kebayang kalau orang itu adalah mas Bumi.

Aku mau tanya tanya lebih lanjut kepada Mama pun kayaknya segan. Terlebih, hari ini masih hari kerja dan aku harus segera berangkat..

Tapi, begitu aku mengetahui hal itu, aku berniat untuk segera menghubungi mas Bumi sebelum deadline tiba.

Deadline-ku ada dua lagi.

Deadline tanggal 23 dari Papa, yang menyatakan bahwa beliau akan memberikan waktu tiga hari untukku meyakinkan pilihanku. Kini, tinggal tersisa satu hari lagi.

Satunya lagi dari keluarga mas Bumi, tanggal 24 besok, which means dua hari lagi.

Argh. Cuma dikasih jarak waktu sehari. Stress nggak lu?

Aku bahkan nggak pernah seburu-buru ini dalam hidupku.

Aku benci mengerjakan beberapa hal sekaligus dan semuanya mepet dengan dateline!

Sesampainya di kantor, beda dengan hari lain yang biasanya aku langsung cek email lah, cek administrasi lah, atau bahkan sekadar membuat kopi panas, khusus pagi ini, aku langsung mengurung diri di ruang meeting.

Aku melakukan ini untuk sekadar.. chat mas Bumi.

Rencananya, aku akan mengajaknya untuk bertemu siang ini. Iya, siang ini juga. Aku nggak mau memendam perasaan bingung, kesal, dan khawatir yang berkecamuk di dalam batinku terlalu lama.

Beberapa hari ini, mood-ku seperti sedang diajak bermain roller coaster tahu, nggak?

Setiap hari, selalu adaaa saja yang bikin kaget dan deg-degan.

9096 (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang