"Besok Sabtu, udah acaranya lho. Mulai menginap disini aja, Gem.." aku merengek sambil gelendotan di lengan Gemi.
Sahabatku itu melirik jijik. "Yang benar aja," dia membuka pintu mobilnya. "Ntar sore aku balik lagi pas pengajian." Tukasnya kemudian masuk ke dalam mobil.
Aku masih manyun.
"Sambil nunggu nanti sore, apa acaramu hari ini?" Gemi membuka setengah jendela pada pintu mobilnya.
Aku berpikir sejenak. "Ambil hasil check up."
Gemi mengangguk-angguk. "Mau aku antar?"
Saat akan membuka mulut untuk menjawab, Gemi udah duluan mengkibaskan sebelah tangannya. "Iya. Sama Bumi. Aku lupa."
Aku mengatupkan mulutku lagi, tapi tetap nggak bisa menahan senyumku.
***
"Itu bahaya nggak, ya, dok?" Aku memajukan kursi yang aku duduki untuk sedikit lebih maju ke meja kerja dokter Ratna; ahli medis yang memeriksa dan membacakan hasil check up-ku dan mas Bumi beberapa hari lalu.
Dokter Ratna merentangkan secarik kertas yang memuat hasil uji lab mas Bumi. "Dari hasil panel lipid yang udah dijalankan, kadar kolesterol jahat atau LDL dalam darah pak Bumi masih normal, karena masih kurang dari 100 mg/dL. Tapi, setelah ditarik lagi ke belakang, ada genetik kolesterol di keluarga ya, pak?" Beliau memastikan.
Mas Bumi dengan ringan mengiyakan. "Ibu saya ada riwayat kolesterol, dok.."
Dokter Ratna mengangguk. "Baik.. tapi sejauh ini, saya lihat masih terkontrol dengan baik. Dari hasil ini, saya hanya mendeteksi adanya indikasi. Tapi memang lebih baik untuk tahu sekarang supaya lebih aware."
Mas Bumi mengangguk.
"Selama ini, ada keluhan, terutama setelah makan-makanan yang kandungan lemaknya berlebih?"
Mas Bumi tampak berpikir. "Belum ada, dok. Sejauh ini aman, karena saya juga kurang terlalu suka makanan yang lemaknya terlalu banyak."
Dokter Ratna tampak mengiyakan.
"Untuk bu Ara sendiri?" Dokter Ratna beralih kepadaku. "Kira-kira ada keluhan mengenai kondisi fisik ibu?" Beliau giliran merentangkan secarik kertas yang berisi hasil medical check up-ku. "Kondisi ibu fit. Ya, meskipun tekanan darah masih rendah, ya, bu.."
Aku mengangguk. "Post menstrual soalnya, dok.."
Dokter Ratna mengiyakan. "Banyakkin makan yang penuh zat besi, ya, bu.." tukas beliau.
Setelah keluar dari ruang praktik dokter Ratna, seperti ada sesuatu yang menggelayuti perasaanku. Entah deh.. setelah mendengar penjabaran dokter Ratna mengenai indikasi kolesterol pada riwayat kesehatan mas Bumi, rasanya ada yang janggal dalam diriku.
"Mas beneran nggak kerasa?" Tanyaku. Saat ini, kami udah keluar klinik dan berjalan beriringan menuju area parkir.
Mas Bumi mengernyit. "Kerasa apa?"
"Ya itu.. kolesterol."
Dia kembali berpikir. "Kadang, memang agak pusing, sih.."
Seketika, kami saling adu pandang.
Aku terhenyak. "Tadi.. nggak bilang.."
Mas Bumi menatapku clueless. "Itu kadang-kadang aja, Ra.."
"Ya, tapi harusnya tadi tetap bilang."
Mas Bumi seketika menghela nafasnya. "Oke," dia menghentikan langkahnya. "Kita masuk dan ke dokter Ratna lagi?" Tawar mas Bumi dengan ringan.
KAMU SEDANG MEMBACA
9096 (Complete)
Romance(DALAM PROSES PENERBITAN) (BEBERAPA PART DIHAPUS) - "Aku hamil, Pa.." Kata Seruni. Shit. Aku hampir meloncat dari sofa karena saking kagetnya. Papa seketika melotot. "Runi, kamu jangan bercanda, ya!" Adikku menghela nafasnya. "Kita semua kumpul kaya...