-2-

669 83 15
                                    

"mbok, ayo udah siang"

Mbok Yum yang sedang menjemur baju disamping rumah menoleh kearah Sidik
"non Abbyanza udah bangun belum Dik?"

Sidik melirik kedalam rumah
"belum, itu orang teh pingsan apa meninggal? Udah pagi gini belum sadar aja"

"hus, gak boleh ngomong sem..... "

"aaaaaaaaaaaaa"

Teriakan Abbyanza mengagetkan mbok Yum sama Sidik, mbok Yum bahkan sampe melempar baju yang akan dijemur. Lalu keduanya bergegas masuk kedalam rumah

"aya naon? Aya naon?" tanya Sidik heboh

"kenapa non? Ada apa? Non Abbyanza baik-baik aja?" mbok Yum memeriksa keadaan Abbyanza dengan panik

"mbok, ini dimana? Aku dimana?" tanya Abbyanza tak kalah panik

"non ini... "

"kenapa kamar aku jadi gini mbok?" Abbyanza masih aja panik

"non.. "

"mami sama papi mana mbok? Aku..  "

"saha ieu?" Sidik memegang kepala Abbyanza dengan kedua tangannya, serta mulut yang sibuk berkomat kamit

"lo siapa? Singkirin tangan lo" Abbyanza menepis kasar tangan Sidik

"non" mbok Yum mengajak Abbyanza duduk di kasur

"ini rumah mbok dikampung" jelas mbok Yum sambil menggenggam tangan Abbyanza

"jadi, kemarin itu bukan mimpi?" bibir Abbyanza melengkung kebawah
"aw sakit" ringis Abbyanza lalu menatap Sidik tajam saat tangannya dicubit
"lo gila?" sewotnya

"sakit kan? Berarti ini teh nyata, bukan mimpi" ucap Sidik santai

"maafin mbok ya non, rumahnya mbok begini"

Melihat mbok Yum yang menunduk sedih, membuat Abbyanza merasa tak enak.

"kenapa mbok minta maaf? Dia 'kan yang numpang dirumah kita, ya dia harusnya bersyukur dong" Sidik menatap Abbyanza kesal

"mbok" Abbyanza memeluk mbok Yum

"mau ikut mbok sama Sidik ke sawah? Mbok inget, non Abbyanza selalu bilang pengen foto-foto disawah dulu, tapi gak pernah kesampaian" tawar mbok Yum, mau tak mau, Abbyanza mengangguk karena tak enak untuk menolak.

"yasudah, non siap-siap dulu aja. Baju-baju non Abbyanza udah bibi rapihin dilemari itu, tinggal barang-barangnya aja yang belum. Mbok sama Sidik nunggu diluar ya" kata mbok Yum yang diangguki Abbyanza, terus mbok Yum sama Sidik keluar kamar

Sial! Ini mimpi buruk, tempat ini mimpi buruk!

Beberapa menit kemudian, Abbyanza keluar kamar
"mbok mana?" tanya Abbyanza saat diluar hanya ada Sidik

"udah berangkat duluan, lagian kesawah doang siap-siapnya meni kaya yang mau kondangan" kesal Sidik yang menunggu lama

"eh biasa aja dong lo ngomongnya" sewot Abbyanza

"urang teh ngomong biasa aja, manehnya aja weh yang baperan" cibir Sidik, lalu menatap penampilan Abbyanza yang memakai kaos putih serta mini skirt warna hitam, tak lupa sepatu sneakers warna putih yang membalut kedua kakinya

"ngapain lo ngeliatin gue kayak gitu? Mata lo mau gue congkel?" Abbyanza natap garang Sidik

"kita mau kesawah, pake sendal aja cukup. Emangnya, gak sayang kalo sepatu yang pasti mahal ini kena lumpur sawah?" tanya sidik

"gue gak bawa sendal" dengus Abbyanza

"udah sih ayo buru berangkat, bacot banget jadi orang" Abbyanza mendorong Sidik agar memimpin jalan

ABBYANZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang