-39-

423 80 70
                                    

"ASTAGFIRULLAH NENG ABBYANZA"

Deg

Jeritan teh Yani membuat Azka, Mamah Dewi dan ayah Danu mematung sesaat dengan jantung berdebar kencang. Lalu mereka turut berjalan keluar juga, dari jarak sejauh ini Azka dapat mengenali mobil Abbyanza yang menabrak pohon.

Mata Azka membelalak, dengan perasaan kalut dan takut, Azka langsung berlari kesetanan menghampiri mobil Abbyanza. Meninggalkan kedua orang tuanya yang memanggil namanya, yang ada di pikirannya saat ini hanya Abbyanza.
"Abbyanza"

Mobil Abbyanza di kerumuni orang-orang, mereka berusaha mengeluarkan Abbyanza dari dalam.

"ABBYANZA" teriak Azka menerobos kerumunan
"ngga mungkin itu kamu 'kan" gumamnya berharap

Sesaat setelah Azka berhasil menerobos kerumunan, saat itu juga pintu mobil Abbyanza berhasil terbuka. Azka mematung, gadis berkaos crop warna putih serta rok tutu warna salem dibawah lutut itu adalah Abbyanza.

Cintanya.

Tubuh Abbyanza terkulai lemas di atas kemudi dengan darah yang mengalir dari kepala dan tubuhnya, orang-orang mulai panik dan menyuruh salah satunya untuk memanggil ambulance. Kondisi Abbyanza terlihat mengenaskan, apalagi gadis itu tidak mengenakan sabuk pengaman.

Azka mendekat dan mengambil alih tubuh Abbyanza dengan tangan bergetar
"sayang, kamu denger aku?" lirih Azka dengan mata yang mulai memburam

Tin tin

"a, ayo bawa masuk. Nunggu ambulance mah pasti lama" teriak ayah Danu dari balik kerumunan

Mendengar itu, Azka langsung menggendong Abbyanza di bantu beberapa orang lainnya untuk di bawa menaiki mobil ayah Danu.

Setelah itu ayah Danu langsung tancap gas menuju Rumah Sakit terdekat, yang untungnya tak jauh dari sana ada Rumah Sakit besar.

Selama di perjalanan, posisi Abbyanza masih di pangkuan Azka.

"papi" bisik Abbyanza lemah dengan mata terpejam

Azka semakin terisak.
"ayah, tolong cepet" pintanya dengan suara parau dan gemetar

"papi"

Azka mencium kening Abbyanza berkali-kali, tak peduli kini bibir serta dagunya dipenuhi darah gadis mungil itu.

"sakit papi" lirih Abbyanza lagi dengan mata yang masih terpejam, tubuhnya terkulai lemas dipelukan Azka.

Air mata Azka mengalir semakin deras
"tahan ya, sayang. Kamu kuat, kamu pasti kuat. Aku disini" bisiknya dengan suara bergetar

Di kursi depan, mamah Dewi menatap jalanan dengan tatapan kosong. Hatinya takut, jika kini ia menjadi penyebab nyawa seseorang dalam bahaya.

Beberapa menit kemudian, mereka sampai di Rumah Sakit. Karena Azka yang berteriak kencang, beberapa perawat langsung datang dengan membawa brangkar.

Melihat kondisi Abbyanza yang memburuk, Abbyanza langsung di bawa untuk di tangani di UDG. Di luar ruangan, Azka menunggu dengan cemas. Di sampingnya ada ayah Danu yang sigap merangkul untuk menenangkannya.

"ayah, Abbyanza" adu Azka sambil menangis

"dia pasti baik-baik aja, kita do'ain yang terbaik buat dia"

Sementara itu, mamah Dewi masih larut dalam renungannya.

"ayo kita pulang" ajaknya setelah beberapa saat terdiam

"mah" seru Azka tak percaya

"tugas kita selesai setelah membantu membawa dia kesini dan mendapat perawatan, kita ga ada alasan lagi buat ada disini. Sekarang kita pulang, ayo yah"

ABBYANZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang