-17-

483 75 33
                                    

Abbyanza menekuk wajahnya dengan masam, tangannya dilipat di depan dada. Dihadapannya, ada Jafar yang duduk bersila sembari sibuk membersihkan pipi serta hidung Abbyanza yang terkena cat berwarna merah.

"maafin aku atuh neng, aku 'kan nggak sengaja" Migu narik-narik pelan gesper baju pramuka Abbyanza dengan wajah melas, matanya melirik takut-takut ke arah Jujun yang berdiri disamping Abbyanza dengan tangan berkacak pinggang sambil menatapnya gak santai.

Abbyanza mendelik kesal
"gak sengaja gak sengaja, muka gue nih jadi cemong gara-gara lo" semprotnya sambil menunjuk wajahnya yang sedang dibersihkan Jafar

"liat sini dulu" Jafar mengarahkan lagi kepala Abbyanza agar menghadapnya

"ya atuh gimana, tangan aku refleks. Kamunya juga kenapa harus ngagetin aku kayak gitu tadi, kan jadi melayang kuasnya" kata Migu pelan, mencoba membela diri.

"lo nya aja yang congek, dipanggil beberapa kali kagak nyaut. Giliran dibisikin gitu doang langsung sadar, langsung terkaget-kaget. Apa perlu, lain kali gue minta bantuan Tuhan yang Maha Esa buat manggil lo biar lo langsung nyaut?" omel Abbyanza sewot

Ini, ini parah ini_-

"langsung shodaqallah hul'adzim dong idupnya si Migu kalo Tuhan yang manggil mah" Lilis menyemburkan tawanya saat mendengar penuturan Abbyanza yang selalu diluar dugaan, disusul tawa anggota Pramuka yang lain.

Migu melotot
"astagfirullah, amit-amit. Kamu mah jahat ih omongannya" katanya sedih
"lagian nih ya, siapa yang gak bakalan kaget kalo dibisikin kayak gitu coba" kesalnya

Mau tau apa yang Abbyanza bisikin ke telinga Migu?

Mari kita flashback ke beberapa menit sebelumnya.

Anggota Pramuka berkumpul dilapangan upacara setelah bel pulang berbunyi, mereka tengah sibuk menyiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk perkemahan sekabupaten yang akan dilaksanakan minggu depan. Seperti menyiapkan tenda, membuat dan mengecat tongkat, membuat gapura, dan menyiapkan hal lainnya.

Kebetulan Migu juga anggota Pramuka, dan dia kebagian tugas mengecat semua tongkat dengan warna merah bersama Abbyanza dan Lilis.

Karena haus, Abbyanza sama lilis pergi membeli minuman untuk semua anggota setelah mendapat izin dari Jafar. Tapi saat Abbyanza kembali untuk melanjutkan tugasnya mengecat tongkat, Abbyanza malah disuguhi pemandangan Migu yang sedang tertidur dengan posisi duduk. Kuas berlumur cat merah masih berada ditangannya, suara ricuh disekitar sama sekali gak mempengaruhi tidur nyenyaknya. Bahkan beberapa kali panggilan Abbyanza sama sekali nggak membuat Migu membuka matanya, hingga Abbyanza tersenyum jahil saat kepalanya memikirkan sebuah ide cemerlang.

Dengan pelan namun pasti, Abbyanza beringsut mengikis jarak dengan Migu. Wajahnya dengan perlahan mendekat kearah telinga Migu, lalu mulai berbisik.
"Abdul Muqodir Almiguna, Manrabbuka?"

Sontak saja bisikan Abbyanza itu berhasil membangunkan Migu, dan berhasil pula membuat kuas ditangannya melayang dan mendarat diwajah Abbyanza.

"ASTAGFIRULLAH ALADZIM YA ALLAH" kaget Migu ketakutan
"ampuni dosa-dosa hamba" tangannya menengadah didepan wajahnya yang pucat pasi serta menatap ke arah langit.

Sementara itu, Abbyanza memejamkan matanya dengan wajah memerah karena marah, di tambah terkena cat merah pula.
"ABDUUUUUUUL!!!"

Tolong diingat bahwa hanya Abbyanza yang memanggil Migu dengan nama Abdul:)

Begitulah kira-kira cerita singkatnya:)

Balik lagi pada Abbyanza yang wajahnya masih dibersihkan Jafar menggunakan kapas dan baby oil, untung saja cat yang digunakan cat biasa dengan harga murah, jadi mudah dibersihkan. Coba kalo pake cat mahal yang water proof, bisa-bisa Abbyanza langsung kejer minta dibawa ke dokter spesialis kulit saat itu juga.

ABBYANZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang