-49-

692 68 34
                                    

Abbyanza menatap tajam kearah Azka yang berdiri menjulang tanpa ekspresi di hadapannya, selepas acara lamaran serta putusan pernikahan mereka yang akan dilaksanakan bulan depan, Abbyanza langsung menyeret Azka menuju kamarnya.

"maksud lo apa diemin gue kayak gini?" tanya Abbyanza gak santai

Azka melipat tangannya didepan dada tanpa sedikitpun merubah ekspresi wajahnya.
"menurut kamu kenapa?" tanyanya balik dengan datar

Mendengar nada suara Azka yang terkesan sangat datar, Abbyanza mendelikkan matanya.
"ya gue gatau, makanya gue nanya. Kalo gue tau alasannya, ngapain juga gue harus repot-repot buat nanya lo kenapa?" sewotnya dengan kesal

Azka memalingkan wajah seraya mendengus pelan, ingin rasanya ia congkel mata bulat yang tengah melotot lucu padanya itu.
"turunin nada bicara kamu" tegurnya sambil mengacak rambut Abbyanza

Melihat respon Azka yang masih saja menatapnya dengan datar, membuat Abbyanza mencak-mencak karena merasa kesal sendiri, lalu mengambil langkah untuk mendekati Azka.
"Azka ishhh, lo kenapa siii? Gue ada salah apa gimana?" rengeknya

Azka menunduk untuk menatap Abbyanza yang kini bergelayut manja didadanya.
"aku cemburu!" ucapnya to the point

Kening Abbyanza bertaut bingung
"emang gue ngapain?"

Azka mendengus sebal
"pikir aja sendiri" ketusnya sambil mendorong Abbyanza dengan lembut.

Abbyanza merenung, memikirkan hal apa yang membuat Azka cemburu. Tapi semakin dipikirkan, Abbyanza justru tak menemukan hal yang pantas di cemburui Azka dari dirinya. Karena ia- YAAMPUN! mata Abbyanza membelalak, lalu menatap Azka yang juga menatapnya.

"baru ingat, nona?" sindir Azka

"kamu liat yaa tadi?" cicit Abbyanza pelan

"menurut kamu?"

"pasti liat sih makanya kamu marah gini" kata Abbyanza pelan yang baru sadar akan kesalahannya.

Catatan!
Abbyanza akan berubah jinak saat ia sadar telah melakukan sebuah kesalahan, dan tentunya ini semua berkat bimbingan dari Azka:) meskipun jinaknya cuma sesekali, tapi ini udah alhamdulillah banget part 2 untuk seorang Abbyanza.

"terus?" ketus Azka

Abbyanza membuka dua kancing atas bajunya, lalu membukanya lebar-lebar menampilkan leher cantik yang selalu membuat Azka hampir kehilangan kewarasannya.

Mata Azka membelalak
"kamu ngapain heh?" tanyanya panik

"liat, ada yang beda ga?" tanya Abbyanza sambil mendongak, sengaja memperlihatkan lehernya didepan Azka.

"jangan ngaco ya kamu, kancingin lagi bajunya" titah Azka sambil membuang muka.

Abbyanza berdecak pelan, lalu mengarahkan wajah Azka agar kembali menatapnya.
"liat dulu"

"gamau" kata Azka sambil memejamkan matanya, bukan waktu dan tempat yang tepat jika Azka khilaf sekarang.

"tinggal diliat doang apa susahnya sih?" kesal Abbyanza

"dibilang gamau juga, kamu jangan maksa dong" seru Azka tak kalah kesal, pasalnya sekarang jiwa arsitekturnya meronta-ronta. Melihat leher mulus Abbyanza, membuat Azka berkeinginan untuk mengukir sebuah karya di leher cantik itu.

Hehe:)

Abbyanza membuka paksa kelopak mata Azka dengan jari-jari tangannya,
"buka ga matanya? Buka!" gertaknya

"dibilang gamau ya gamau!" tolak Azka mentah-mentah sambil menangkis tangan Abbyanza.

Jadilah mereka melakukan aksi saling serang dan tangkis, Abbyanza yang kukuh ingin membuka mata Azka, dan Azka yang menolaknya dengan menepis lembut tangan Abbyanza.

ABBYANZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang