-48-

470 73 41
                                    

Selamat sore semuanyaaa😊
Lama banget yaa hehe:)
Rindukah?

*

*

*

Seperti yang di perintahkan papi Harry waktu itu pada Abbyanza, hari ini Azka berencana memboyong kedua orang tuanya mengunjungi kediaman Prakasa.

Dari pagi buta, seisi rumah di hebohkan oleh Dimas yang tantrum karena tak terima adik kesayangannya yang berpotensi akan segera dipinang dan dimiliki oleh lelaki lain. Menurutnya, masih terlalu dini untuk Abbyanza menjalani sebuah bahtera pernikahan. Apalagi jika nanti Abbyanza langsung di karuniai seorang anak, akan bagaimana nanti kehidupan adik kecil kesayangannya itu? Masa bayi mau punya bayi, mana bisa coba. Gak bisa di biarin! Abbyanza masih terlalu kecil untuk ini semua.

Papi Harry menatap sebal ke arah Dimas yang mondar mandir gak jelas seperti sebuah setrikaan, apalagi gerutuan kesal yang terus-terusan keluar dari mulut yang biasanya julid itu.

Sedangkan mami Yasmin justru bersikap santai dan menyiapkan segala sesuatunya dengan riang dan semangat demi untuk menyambut calon besan.

"gak bisa gak bisa, ini ga bisa dibiarin om. Nanti kalo Abbyanza ga manja sama aku lagi gimana? Kalo dia ga ngandelin aku lagi gimana? Kalo dia ga minta apapun lagi sama aku gimana? Aku ga terima pokoknya" cerocos Dimas dengan cemas, sebelah tangannya berkacak pinggang, sebelahnya lagi mengusak rambutnya dengan frustasi.

Papi Harry berdecak pelan
"ya gapapa, kan nanti ada suam-"

"JUSTRU ITU!" sela Dimas dengan ngegas yang membuat papi Harry terlonjak kaget
"aku ga rela, aku ini abangnya. Dia cuma boleh manja sama aku!" lanjutnya berprotes ria.

Hanya dengan membayangkan Abbyanza merengek pada orang lain selain dirinya dan papi Harry saja, sudah membuat kepala Dimas terasa panas dan ingin meledak. Apalagi kalo nanti Abbyanza merengek sama sua- GABOLEH!!

"kamu ga bisa egois gini dong, Dimas" sewot papi Harry
"kehidupan adik kamu itu harus terus berlanjut, hidupnya bukan hanya tentang kita. Mau gak mau, terima ga terima, cepat atau lambat, semua ini emang bakal terjadi. Kita gak bisa terus-terusan membuatnya bergantung sama kita"

Dimas mendelik tak percaya
"om?"

"apa? Buta mata kamu lebar-lebar, Dimas. Abbyanza mendapat satu orang lagi yang selalu siap membahagiakannya selain kita, udah cukup dia menderita akan cintanya selama ini. Jangan lagi kita membuatnya terluka karena keegoisan kita" omel papi Harry

"ya tapi Abbyanza masih kecil, om" saut Dimas yang masih tak terima

"ya terus kamu mau om gimana?" tanya papi Harry dengan kesal. Si Dimas ini, gak bisa apa ya membiarkan hidupnya tenang sebentar saja?

Dimas berjalan mendekati papi Harry
"tolak kedatangan cowok itu sama keluarganya, om" ucapnya dengan serius

Papi Harry menoyor wajah Dimas yang sangat dekat dengannya.
"dan membuat Abbyanza ngamuk sama om? Nggak makasih!" tolaknya dengan ketus

"terus om rela gitu Abbyanza dimanja cowok lain?" tanya Dimas dengan sewot

"jujurly om ga rela, ya tapi mau gimana lagi" kata papi Harry dengan helaan nafas lelah dan dramatis, kenapa keponakannya yang satu ini selalu membuat jiwa dan raganya merasa kesal sih?

"jujurly jujurly, jamet banget heran" gumam Dimas sebal

"kamu kira kamu aja gitu yang ga rela Abbyanza ngerengek sama cowok lain? Asal kamu tau aja, om juga ga terima. Tapi-"

ABBYANZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang