-27-

527 84 76
                                    

Dengan senyum cerah, Rima berdiri didepan gerbang. Tangannya membawa kotak makan berisi nasi goreng special  buatannya, pagi ini ia berencana untuk memulai kembali kedekatannya dengan Azka.

Rima bertekad, apapun yang terjadi, hubungannya dulu yang sudah kandas harus terjalin lagi. Apalagi ia yakin, jika Areznya masih memiliki perasaan yang sama seperti dulu.

Beberapa menit kemudian, Rima tersenyum lebar saat motor yang dikendarai Azka mulai terlihat.
"a Arez" sapanya dengan ceria, namun senyumnya langsung luntur begitu melihat ada sosok lain di belakang Azka. Dan apa-apaan tangan yang melingkar di pinggang Areznya itu?

Dasar gak tau malu!

Dengan langkah lebar, Rima langsung mengikuti motor Azka ke arah parkiran.

Setelah memarkirkan motornya, Azka membantu Abbyanza turun dengan hati-hati.

"a Arez" panggil Rima

Azka dan Abbyanza menoleh
"Rima?" gumam Azka

Rima senyum manis
"Kok kalian bisa barengan? Ketemu dijalan?"

"Kita-"

"Teh Abbyanza pasti gak tau ya, kalo a' Arez paling gak suka ada orang asing yang naik motornya yang ini?" Rima menyela perkataan Azka dengan cepat sambil menatap Abbyanza prihatin

Abbyanza mendengus malas, lalu menatap Azka sebal.
"Urus gih mantan lo, gak jelas banget jadi manusia" ketusnya lalu pergi dari sana
"Jun" panggil Abbyanza pada Jujun yang juga baru datang

Jujun mendekat dan langsung memapah Abbyanza yang terlihat kesusahan berjalan
"Kamu kenapa? Lagi sakit?"

Abbyanza mengangguk lesu
"Perut gue kram, Jun" adunya

"Kalo lagi sakit, kenapa masuk sekolah? Harusnya istirahat aja dirumah" omel Jujun

Azka masih menatap punggung keduanya yang mulai menjauh, sedangkan Rima nampak tercengang melihat kedekatan Abbyanza dengan Jujun. Bagaimana bisa Abbyanza bersikap sesantai dan seakrab itu dengan kakak kelas berwajah sangar dan terkenal galak seperti Jujun?

"Kalo gak tau apa-apa, gak usah sotoy" ketus Sidik dengan sinis pada Rima, lalu pergi juga dari sana.

Azka menghela nafas lalu menatap Rima
"Kenapa tadi?" tanyanya

Rima tersadar, lalu menyodorkan kotak makan yang dibawanya pada Azka
"Buat a' Arez sarapan, di makan ya a"

"Terima kasih" Azka menerimanya dengan senyum tipis
"Tapi lain kali, gak perlu repot-repot ya. Aku selalu sarapan di rumah soalnya"

Rima senyum salah tingkah, sesuai dugaannya, Areznya masih memiliki perasaan padanya seperti dulu. Buktinya, barusan Areznya sangat memperhatikannya, tak ingin Rima merasa repot dan lelah karena menyiapkan makanan untuknya. Padahal Rima tak merasa repot sama sekali, ia justru melakukannya dengan senang hati.
"Aku nggak ngerasa repot kok" cicitnya dengan malu

Azka senyum kaku, apa Rima tak menangkap maksudnya?
"Yaudah, aku duluan ya"

"Ehh, tunggu" tahan Rima

"Ya?"

"a Arez deket sama teh Abbyanza ya?" tanya Rima

Azka mengernyit lalu mengangguk
"Iya, kenapa?"

Rima senyum getir
"Kalo gitu, tolong tanyain dong ke teh Abbyanza, kenapa dia gak suka sama aku?" katanya dengan wajah murung

"Maksudnya gimana?" tanya Azka tak mengerti

"Aku mau tau alasan teh Abbyanza gak suka sama aku, aku ada salah apa sama dia?" Rima menatap Azka dengan raut sedih
"Tanyain ke dia ya a', aku mau nanya sendiri tapi gak berani. Dia selalu ketusin aku, padahal aku cuma mau temenan sama dia" lanjutnya dengan lirih

ABBYANZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang