-36-

347 75 49
                                    

Happy reading, guys!
Hope you like it 😚😚

*

*

*

*

Azka menatap gusar ke arah pintu ruangan praktek tempat biasanya para pasien mamah Dewi berada, sudah hampir satu jam Abbyanza berada di dalam sana bersama mamah Dewi. Ya, setelah Abbyanza bilang ada sesuatu yang mau dia bicarakan, tanpa di duga mamah Dewi menyuruhnya untuk datang ke rumah.

"a Arez, aku-"

"Rima kamu bisa diem dulu ga?" pinta Azka dengan lelah, pasalnya dari tadi Rima terus-terusan bicara ini itu yang membuat Azka pusing.

Entah sejak kapan Rima yang dulunya anak manis di mata Azka, sekarang berubah jadi banyak tingkah dan banyak omong. Tadi juga dia yang memaksa untuk ikut ke rumah, katanya biar sekalian, soalnya 'kan mau masak-masak sama mamah Dewi.

Dengan wajah merengut lucu, Rima beringsut mendekati Areznya.
"a Arez kok gitu sama aku?" tanyanya dengan nada sedih

Azka mengusak rambutnya kasar
"hilih bangsat!" umpatnya hampir tanpa suara

Perdana banget nih, aa' si anak baik mengumpat dengan bahasa kasar.

"a Arez mah ih" Rima narik-narik ujung baju Azka dengan manja.

Menarik nafas dalam, Azka menatap Rima.
"kamu mau apa?" tanyanya lembut

Rima senyum manis
"nanti kita-"

Cklek

Pintu ruangan yang berisi Abbyanza dan mamah Dewi yang terbuka mengalihkan perhatian Azka dan Rima, ada sosok Abbyanza yang keluar lebih dulu.

Melihat mata Abbyanza yang merah dan sedikit sembab, membuat Azka panik lalu mendekatinya dengan tergesa.
"kamu kenapa? Kok nangis? Mamah apain kamu? Hm?" tanyanya khawatir sambil menangkup wajah Abbyanza

"Azka" panggil Abbyanza dengan parau

"iya? Aku disini. Coba bilang, kamu diapain sama mamah?" tanya Azka lagi masih dengan wajah paniknya

Abbyanza senyum tipis, lalu menggeleng.
"tante Dewi gak ngapa-ngapain gue kok"

"caper" ketus Rima

Azka sama Abbyanza mengabaikan Rima, keduanya masih fokus saling tatap.

"aku anter-"

"ngga usah, gue 'kan bawa mobil" tolak Abbyanza

"tapi 'kan-"

"Azka" panggil Abbyanza menyela kalimat Azka

Melihat raut serius di wajah Abbyanza, entah kenapa membuat perasaan Azka tak enak.

"untuk sekarang, lo cuma harus fokus sama ujian kelulusan" kata Abbyanza lembut namun tegas
"jangan pikirin yang lainnya"

"aku-"

"gue mau nilai lo memuaskan" kata Abbyanza lagi

"gimana aku bisa fokus kalo kita kayak gini" lirih Azka pelan

Abbyanza meremat kedua bahu Azka, matanya menyorot tajam.
"kalo hal kayak gini aja bikin lo lemah, gimana kedepannya?"

"Abbyanza, aku-"

"gue gak mau berjuang buat hal yang sia-sia, kalo satu masalah aja bisa bikin fokus lo kebagi, gimana sama masalah-masalah lainnya yang udah pasti datang di masa depan?" tekan Abbyanza

ABBYANZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang