Abbyanza menghela nafas kasar
"gue mau pulang" gumamnya pelanSidik menoleh dengan cepat ke arah Abbyanza begitu mendengar gumamannya itu.
"gue mau pulang Dik" ulang Abbyanza
"kamu pasti lagi kangen sama orang tua kamu ya, telpon gih" tangan Sidik menepuk kepala Abbyanza beberapa kali dengan pelan, seperti seorang abang yang menenangkan adiknya.
Abbyanza menatap Sidik
"gue mau pulang"Sidik menurunkan tangannya dari kepala Abbyanza
"kenapa?" tanyanya sedihYaah meskipun Abbyanza menyebalkan, tapi Sidik sudah menganggapnya sebagai adiknya sendiri. Jadi begitu mendengar Abbyanza ingin pulang, entah kenapa Sidik merasa sedih. Merasa tak rela.
"masih belum ngerasa betah tinggal disini?" tanya Sidik lagi
Abbyanza menatap langit sore yang sedikit menggelap karena mendung, sepertinya sebentar lagi akan turun hujan
"gue kangen mami papi, gue kangen bang Dimas, gue... " kangen dia lanjutnya dalam hati
"tapi gue sadar, kalo gue pulang, gue cuma jadi beban buat mami papi gue Dik"Sidik menunduk, menatap buku tugasnya dengan rumit.
"Abbyanza""hm?"
"bisa gak, kamu tinggal sedikit lebih lama disini?" pinta Sidik dengan pelan
Tinggal bareng Abbyanza selama ini, membuat Sidik merasa seperti mempunyai adik perempuan yang harus ia lindungi dan bisa jahili kapan saja.
Abbyanza berdecak
"tanpa lo minta, gue emang bakal tinggal lama disini kali Dik""ya nggak, maksudnya tuh-"
"makanya gue mikir, gue gak mungkin gini aja. Harus ada perubahan yang seenggaknya berguna buat diri gue sendiri" sela Abbyanza
"maksudnya?" Sidik menatap Abbyanza tak mengerti
Abbyanza menghela nafas, lalu menatap Sidik serius.
"Dik, ayo bikin usaha"**
**
**
Dengan langkah riang dan senyuman lebar, Abbyanza pergi ke rumah bapaknya Chandra bersama Sidik. Katanya, Chandra masih tinggal disana. Kedua tangannya membawa dua kantung plastik yang berisi banyak sekali camilan, sedangkan Sidik membawa peralatan sekolah baru untuk Chandra.
"pelan-pelan, Abbyanza. Jalannya kalem aja, jangan grasak grusuk kayak gitu" tegur Sidik saat melihat Abbyanza tersandung kakinya sendiri.
Abbyanza nyengir
"gue terlalu semangat, Dik. Ayo dong, lo cepetan jalannya" lalu lanjut berjalan dengan senyuman yang kian lebar.Tapi langkahnya tiba-tiba berhenti, senyumnya luntur perlahan, dua kantung plastik berisi camilan terjatuh begitu saja saat melihat pemandangan yang membuatnya merasa sesak dan marah sekaligus.
Disana, di sebuah rumah yang pintunya terbuka, Abbyanza melihat Chandra yang tengah berbinar menatap piring berisi makanan. Tangan mungilnya mengambil makanan itu, tapi sebelum ia dapat memakannya, ada tangan lain menepisnya dengan kasar hingga makanan ditangannya terjatuh ke lantai. Bukan hanya itu, Chandra juga mendapat beberapa pukulan di tubuhnya. Sekalipun Chandra memohon ampun, tangan biadab itu masih tetap melayangkan pukulan bertubi-tubi di tubuh kurusnya.
"berhenti!" teriak Abbyanza marah, kakinya melangkah dengan lebar diikuti Sidik dibelakangnya.
Dengan air mata berlinang, Chandra menggeleng. Memberi kode agar Abbyanza tak menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABBYANZA
Aléatoirejudul awal : BEAUTIFULL NIGTHMARE! Hanya cerita ringan tentang anak gahol dari kota yang terpaksa pindah dan tinggal di desa:) ** Yuk intip dulu siapa tau keterusan;) ** Start : 25 Sept 2022 End : - #1 : #eunkook (23122022) #1 : #gfriend (05012023)