-15-

431 75 36
                                    

"neng, mbok boleh minta tolong nggak?"

"iya mbok? Bentar" saut Abbyanza dari dalam kamar lalu menghampiri mbok Yum yang berada didapur
"kenapa?"

"tolong ambilin daun bawang ya neng, yang didepan rumah tuh. Mbok nanggung ini, takut gosong" kata Mbok Yum yang sedang sibuk mengaduk sesuatu didalam panci

"siap mbok" Abbyanza lalu pergi dari dapur sambil membawa pisau

Mata Abbyanza menatap deretan sayuran didepan dan samping rumah
"daun bawang daun bawang daun bawang, dimana dimana dimana?" gumamnya
"ahaa ternyata disini"

Tapi bukannya langsung mengambil beberapa helai daun bawang, Abbyanza malah menatapnya bingung.
"ini gue gimana cara ngambilnya ya? Di potong, di kletek, apa dicabut?"

Beberapa menit Abbyanza habiskan untuk memikirkan caranya mengambil daun bawang yang diminta mbok Yum, hingga suara seseorang mengalihkan fokusnya.

"neng Abbyanza, lagi ngapain? Kok malah bengong disitu?"

Abbyanza menoleh, kearah seorang perempuan yang beberapa tahun lebih tua darinya sedang menggendong bayi.
"eh teh Erna, iya nih lagi bingung aku tuh. Lagi mikirin gimana caranya ngambil bawang daun"

Orang yang bernama Erna itu tersenyum geli, lalu menghampiri Abbyanza dengan tangannya yang menepok-nepok pantat bayinya.
"ininya di pegang, terus tarik ke arah bawah. Nanti juga copot sendiri, nggak perlu pake pisau segala"

Abbyanza mengangguk mengerti
"ooh gitu ya" katanya cekikikan
"kirain aku harus kayak menebang pohon gitu"

Erna menggeleng maklum, tipe-tipe gadis kota, anak manja, serta orang kaya seperti Abbyanza mana ngerti soal beginian? Pikirnya.

"oh iya, teh Erna mau kemana?" tanya Abbyanza

"mau ke posyandu nih, hari ini ada jadwal imunisasi"

"di suntik dong dia?" tangan Abbyanza nyolek-nyolek pipi bayinya Erna

Erna senyum lalu mengangguk
"mau ikut?" tawarnya

Abbyanza berbinar
"boleh?"

"ya boleh dong, biar teteh ada temennya juga"

"yaudah, aku mau izin dulu sama mbok ya teh. Tunggu disini, jangan ninggalin" kata Abbyanza lalu masuk kedalam rumah sambil membawa beberapa helai bawang daun.

Tak lama kemudian, Abbyanza keluar dari rumah dengan memakan celana pendek selutut serta hoodie warna army.
"ayo teh" ajaknya, lalu mereka berdua berjalan beriringan menuju posyandu

Erna adalah tetangga samping rumah mbok Yum, seorang ibu tunggal yang harus bertahan tanpa sosok seorang suami. Suaminya seorang kuli bangunan, dan meninggal saat Erna sedang hamil 9 bulan karena kecelakaan kerja. Erna hanya terpaut beberapa tahun dari Abbyanza, karena itu mereka merasa nyambung satu sama lain.

Menjadi janda diusia muda bukanlah hal yang mudah, selain berjuang sendirian, faktor lingkungan juga mempengaruhi kehidupannya. Contohnya omongan para tetangga, status 'janda' selalu dipandang sebelah mata. Makanya, tak jarang Erna sering curhat sambil menangis pada Abbyanza tentang omongan tetangga yang sedikit banyak melukai hatinya.

"omongan tetangga jangan diambil hati teh, ambil aja suaminya" kata Abbyanza kelewat santai

"heh"

Abbyanza cekikikan melihat Erna yang melotot padanya

"kamu tuh ya" Erna menggelengkan kepalanya

Setelah beberapa menit berjalan kaki, mereka akhirnya sampai di posyandu. Tak menunggu lama, kali ini giliran bayinya Erna yang akan diimunisasi, tapi sebelum itu bayinya ditimbang dulu. Abbyanza berdiri dipinggiran saat Erna menyerahkan bayinya pada asisten bidan, banyak para ibu kader yang membantu juga.

ABBYANZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang