-8-

507 76 27
                                    

"Abbyanza, aku boleh pinjem ponsel kamu gak sebentar? Mau nelpon Azka, ponsel aku masih mati dan gak bisa digunain. Air didalamnya masih banyak" Sidik keluar dari kamarnya menghampiri Abbyanza yang sedang rebahan sambil menonton tv.

Abbyanza melihat sekilas pada Sidik yang sibuk mukul-mukul ponselnya.
"pake aja, Dik. Tapi gue gak punya nomor Azka"

"lah iya ya" gumam Sidik pelan

"kelasan lo punya grup chat gak?" tanya Abbyanza

"punya, kenapa emang?"

"Jujun pasti masuk grupnya 'kan?" tanya Abbyanza lagi

"ya iya atuh, kan Jujun sekelas sama aku"

"nah, telpon aja Jujun. Terus minta nomor si Azka dari grup chat kelas kalian" suruh Abbynza

Sidik nyengir
"oh iya ya, kamu pinter juga"

Abbyanza mendengus
"ya iyalah, emangnya lo, bego"

Wajah Sidik langsung berubah kesal
"di puji bukannya muji balik malah ngehina"

"gue gak ngehina, Dik. Tapi membeberkan Fakta" kata Abbyanza santai

Sidik mencibir tanpa suara
"ini buka dulu" tangannya menyerahkan ponsel Abbyanza pada pemiliknya

"abbysky" gumam Abbyanza
"sialan, lupa belum diganti"

Selama ini Abbyanza lupa kalo password ponselnya masih kalimat alay itu, karena selalu menggunakan face id.

"kok malah dikasih tau? Ntar kalo aku acak-acak isi ponsel kamu gimana hayo" goda Sidik dengan alis naik turun

Abbyanza senyum remeh
"kayak yang bisa aja" hinanya

"kamu tuh ya, emang paling jago bikin orang kesel" gerutu Sidik lalu menghubungi Jujun untuk meminta nomor Azka, mengabaikan Abbyanza yang sedang tertawa puas.

Nomor Azka sudah dikirim Jujun, kini tinggal menghubunginya, tak lupa nomornya di simpan dulu di ponsel Abbyanza.

"lagian mau ngapain sih nelpon Azka? Biasanya lo langsung kerumahnya juga, jangan bilang urusan OSIS lagi?" tanya Abbyanza penasaran

Sidik berbalik menatap Abbyanza yang masih rebahan dengan tangan kanan yang menyangga kepalanya
"kamu nanyeaa? Kamu bertanyeaa-tanyeaa? kenapa ak-"

"stop sebelum remot ini mendarat di wajah lo" ancam Abbyanza dengan wajah garang

Please, udah cukup dikelas aja Abbyanza dibikin muak oleh Abdul sama Acep yang selalu meniru suara Dilan kw yang lagi viral, jangan sampe Sidik turut membuat telinganya geli juga saat dirumah.

Sidik tergelak melihat reaksi Abbyanza, lalu ia mendudukkan diri didekat kaki Abbyanza.

"lucu banget" gumamnya pelan sambil menggelengkan kepala

"jawab heh, lo mau ngapain nelpon si Azka?" tanya Abbyanza

"yaa itu, kalo bukan urusan OSIS mau apalagi emangnya?"

"tapi 'kan ini hari libur, masa masih ngurusin masalah gituan. Rajin amat lo pada, kayak dapet gaji aja" cibir Abbyanza

Terserah, Sidik males nanggepin Abbyanza lagi. Soalnya ujung-ujungnya pasti ngeselin.

Melihat Sidik yang mengabaikannya, Abbyanza jadi kesal sendiri.
"mbok masih lama gak sih Dik, pulangnya?"

Sidik mengedikkan bahunya
"yo ndak tau kok tany- arrghh iya iya bentar lagi mbok pulang" kalimatnya terpotong ringisan karena Abbyanza mencabut bulu kakinya dengan sangat lembut
"sakit Abbyanza sakit, kamu tuh kenapa sih brutal terus jadi perempuan" omelnya dengan kesal sambil mengusap-ngusap betisnya yang terasa sakit sekaligus perih.

ABBYANZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang