Part 48. Kebahagianku🔥

533 20 4
                                    

Happy Reading All!!!
Gimana kabar nya? Baik kan?
Kalau sudah baca, vote sama comment nya jangan lupa.

Luv yu!

"Ketika hidup memiliki seribu alasan untuk menangis, setidaknya kamu harus punya satu alasan untuk tersenyum."
~Lyra Raneysha Sahreza.
.
.
.
🌻

Part 48. Kebahagiaanku

"Nanti mampir dulu ya Al, di kontrakan baru gue, ada barang ibu yang harus gue ambil," ujar Lyra memecah keheningan.

"Hmm," jawab Altair tanpa melihat Lyra, pandangannya lurus ke depan melihat jalan.

"Nanti mampir di gerobak pak Mur ya Al," ujar Lyra lagi.

"Kebanyakan mampir." Altair menghembuskan napasnya kasar.

Lyra menyengir tanpa dosa. "Itu yang terakhir Al, di depan sana, biasanya gerobak pak Mur mangkal, nanti berhenti ya," ujar Lyra meminta.

Lyra memukul lengan Altair pelan seraya berkata heboh dan menunjuk pedagang di pinggir jalan. "Al, itu pak Mur, Al, ayo berhenti Al," ujar Lyra menggebu.

Altair menghembuskan napasnya perlahan, ia menarik tuas mobil, detik kemudian mobil berhenti di depan pedagang gerobak, dengan berlabelkan 'pak mur joss'

Lyra menatap Altair dengan wajah yang gembira. "Ayo turun Al, kita beli sempolan dulu," ujar Lyra seraya turun dari mobil Altair.

"Pak mur," ujar Lyra dengan sedikit berteriak. Altair melihat Lyra dari dalam mobil, entah apa yang ia bicarakan dengan pedagang itu, sampai-sampai Lyra tertawa lepas.

Hal itu membuat Altair penasaran kemudian turun dari mobilnya melawan rasa mager yang melekat dalam tubuhnya. Lyra menatap Altair seraya tersenyum begitu lebar. "Pak Mur, kenalin ini teman Lyra, orangnya ganteng sama baik banget pak," ujar Lyra memperkenalkan Altair dengan begitu excitednya.

Pak Mur pun menanggapi dengan senyuman seraya menggoreng sempol ayam untuk pesanan Lyra. "Pacarnya ya neng?" tanya pak Mur dengan nada menggoda.

Lyra menatap Altair detik kemudian ia menatap pak Mur. "Doakan pak," ujar Lyra diakhiri dengan senyuman.

"Kalian cocok," ujar pak Mur seraya memberikan bingkisan sempolan pesanan kepada Lyra. Lyra pun mengambil makanan itu seraya memberikan uang 10 ribu kepada pak Mur.

"Kami memang cocok banget pak, lebih cocok lagi kalau nanti menikah pak," ujar Lyra yang dilanjutkan dengan tawanya.

"Saya doakan iya neng," ujar pak Mur dengan tulus.

Lyra tersenyum senang. "Pak, ini saya makan sini ya?" Tanya Lyra dengan menunjuk 2 kursi di samping gerobak yang memang disediakan oleh pak Mur untuk pelanggannya.

"Silakan atuh neng," ujar pak Mur seraya mempersilakan mereka untuk duduk.

Entah dorongan dari mana Altair ikut duduk disebelah Lyra dengan tatapan bingung, makanan jenis apa yang sedang dibeli Lyra, terlihat aneh dan tidak menggugah selera.

"Lo harus cobain sempolan pak Mur, ini sempolan terenak yang pernah gue makan," ujar Lyra seraya memakan sempolan tersebut.

"Gue nggak mau," jawab Altair.

"Yaudah kalau nggak mau," kata Lyra seraya memakan sempolan itu dengan lahapnya, sontak membuat Altair sedikit tergugah seleranya.

"Enak?" tanya Altair.

Lyra memasukkan sempol itu kedalam mulutnya, seraya menganggukan kepala sebagai jawaban.

Lyra menelan makanan itu, tangan kanannya mengambil satu sempol lagi salam plastik. "Makanya nggak usah gengsi, ini enak, ayo cobain dulu," ujar Lyra seraya menodongkan sempolan itu kepada Altair. Lyra memaksa Altair untuk membuka mulutnya sampai pada Altair mengunyah makanan itu perlahan.

ALTAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang