Int. Ma Ponpes As-salam - Ruang Osis - Siang
Suri, Arifin, Naila dan Hasna sibuk mempersiapkan name tag terkait kegiatan Ramadhan di meja ruang tengah OSIS. Semua terdiam, tidak ada yang bicara, terlihat canggung dan kaku.
Arifin menulis nama para peserta lomba di kartu name tag, Naila yang memasukkan kartu name tag itu ke plastis name tag, sedang Hasna sibuk memasukkan tali ke lubang plastik name tag, dan membuatnya seperti kalung. Suri memisahkan name tag itu berdasarkan jenis lomba yang diikuti para peserta.
SURI
Aku minta maaf atas kejadian semalam. Aku benar-benar minta maaf.
Arifin, Naila dan Hasna tidak ada yang menanggapi, semua sibuk dengan kegiatan masing-masing. Suri kembali terdiam.
CUT TO:
Ext. Ma Ponpes As-salam - Lapangan Olahraga - Sore
Faris berdiri di depan tim sepak sawut yang kini berjumlah 12 orang. Di depan mereka ada sebongkah sabuk kelapa yang akan dijadikan bola.
FARIS
Sore ini latihan kita dibagi jadi dua group. Per group terdiri dari tiga putra dan tiga putri. Satu di sisi kiri dan satu di sisi kanan. Group yang paling banyak mencetak gol itulah pemenangnya.
Tim sepak sawut putra dan putri kesal melihat ke Suri. Hanya Naila dan Arifin yang bersikap biasa saja.
FARIS (CONT'D)
Firman, kamu di tim kanan, kamu satu tim sama Arifin, Ody, Hasna, Naila sama Lili. Yang lain di tim kiri.
Firman, Arifin, Ody, Naila, Hasna dan Lili berjalan ke sebelah kanan. Sementara itu Suri berjalan seorang di ke sebelah kiri, sedang Irma, Diah, Heru, Akbar dan Sugeng enggan mengikuti. Melihatnya Faris jadi heran.
FARIS (CONT'D)
Kenapa masih diam?
Dengan enggan, Irma, Diah, Heru, Akbar dan Sugeng berjalan ke sisi kiri, mengikuti Suri.
Masing-masing sudah berada di posisinya, saling berhadapan. Lalu Faris meniup peluit panjang. Firman dengan cepat menguasai bola, lalu kedua tim berusaha saling kejar dan saling mengoper bola, namun Suri tidak pernah diberi kesempatan membawa bola, dan tidak ada yang memberikan bola ke Suri meski itu teman satu timnya, terlebih Irma.
CUT TO:
Int. Rumah Suri - Ruang Tamu - Malam
Suri duduk melamun di sofa saat Ummi datang menghampirinya.
UMMI
Malam ini, kamu bukan mau latihan sepak sawut?
Suri hanya diam, tampak enggan untuk beranjak.
UMMI (CONT'D)
Ada apa? Kenapa jadi merengut? Kan kamu sendiri yang mau masuk tim sepak sawut? Sekarang sudah masuk, kenapa jadi enggak semangat gitu?
SURI
Aku memang masuk tim sepak sawut, tapi mereka semua menolakku.
UMMI
Terus?
SURI
Terus apa lagi? Aku masih takut sepak sawut. Aku belom berani nendang bola api! Aku bener-bener pengecut! Apa yang mereka katakan sama benar!
UMMI
Sayang, kalo semuanya mudah, itu namanya bukan perjuangan. Kamu harus belajar sedikit demi sedikit. Tidak ada seorangpun yang baru belajar berdiri langsung bisa lari.
Ummi mengelus bahu Suri dengan lembut.
UMMI (CONT'D)
Ummi yakin, sedikit demi sedikit kamu pasti bisa melawan traumamu. Kamu harus yakin sama Ummi. Yakin sama diri sendiri. Lebih dari itu kamu harus yakin sama Allah.
SURI
Ummi!
Suri memeluk Ummi, yang dengan lembut membelai kepalanya.
CUT TO:
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepak Sawut (Completed)
SpiritualSebuah drama religius bersetting di pondok pesantren. Suri, 16 tahun, Ketua OSIS Pondok Pesantren (Ponpes As-Salam), ingin mempertahankan harga diri dan ponpesnya dengan menjuarai Liga Sepak Sawut melawan Iqbal, kapten tim sepak sawut Ponpes At-Taqw...