Bila suka dengan cerita ini, dukung karya penulis dengan follow, vote & komen.
Untuk yang berkenan share "Sepak Sawut', terima kasih.
Selamat membaca. Semoga suka ceritanya.
Int. Rumah Suri - Dapur - Pagi
Dari Ummi yang sedang memotong sayuran menghadap jendela dapur yang terbuka, kamera track out ke halaman belakang.
INTERCUT:
Ext. Rumah Suri - Halaman Belakang - Pagi
Di halaman belakang Suri berdiri menghadap tembok rumah, wajahnya serius. Suri menatap bola yang ada di hadapannya.
Suri bersiap-siap menendang bola, dan dengan sekuat tenaga Suri mengayuhkan kaki kanannya dengan kencang.
CU bola yang masih berada di tempatnya.
Suri bingung, belum menyadari bila bola tidak bergeser sedikit pun dari tempatnya berada, menatap heran ke tembok.
CU sandal melayang tinggi di udara.
Suri terkejut melihat sandalnya melayang, sedang bola masih berada di tempatnya, dan sandal di kaki kanannya hilang.
SURI
Astagrifullah!
Sandal melayang semakin tinggi.
Ummi sedang mencuci sayur di panci.
Suri terperanjat melihatnya.
Sandal melayang ke jendela dapur, dan jatuh tepat di panci yang dipegang Ummi. Ummi kaget.
UMMI
Astagfirullah!
Panci yang dipegang Ummi jatuh, dengan sandal Suri berada di dalamnya.
UMMI (CONT'D)
(Teriak)
Suri!!!
SURI
(Teriak)
Maaf Ummiii... Enggak sengaja...
CUT TO:
Ext. Puncak Bukit Landai - Siang
Dengan murung Suri duduk di batang kayu tua. Frustasi melihat bola di depannya. Suara Faris seakan terdengar lagi.
FARIS (O.S.)
Kalo gitu bisa tolong ambil bolanya?
Suri menghela nafas berat.
CUT TO:
Ext. Rumah Suri - Halaman Depan - Sore
Ummi mengangkat jemuran yang sudah kering dan memasukkannya ke dalam keranjang. Suri masuk halaman dengan langkah lunglai. Ummi melirik bola yang dipegang Suri. Dengan cemas Ummi cepat-cepat mengangkat semua jemurannya.
CUT TO:
Ext. Ma Ponpes As-salam - Halaman Belakang - Sore
Bola menggelinding dengan cepat. Suri mengejar bola yang jauh tertinggal di depannya. Kelelahan, Suri berhenti, nafasnya tersengal-sengal, wajahnya tertunduk lemas. Tanpa Suri sadari, seseorang menghentikan bola tersebut dengan kakinya, lalu menggiring bola itu ke Suri.
Melihat seseorang berdiri di depannya, dengan bola di kakinya, Suri mengangkat wajahnya, dan melihat Arifin berdiri di depannya. Dengan santai Arifin memainkan bola.
SURI
Balikin bolanya!
ARIFIN
Boleh, coba ambil kalo bisa!
Arifin menggiring bola ke tengah lapangan. Dengan ragu Suri mengejar Arifin dan berusaha mengambil bola. Arifin terus mengecoh Suri. Suri tidak bisa merebut bola dari kaki Arifin. Arifin menendang bola ke atas, dan menangkapnya dengan tangan. Suri berhenti, kelelahan.
ARIFIN (CONT'D)
Gimana mau ikut sepak sawut, rebut bola aja enggak bisa?. Apa lagi bolanya bola api?
SURI
Apa urusanmu? Mau aku bisa ato enggak. Mau bola api ato bukan, gimanapun caranya, aku harus bisa!
ARIFIN
Serius?
SURI
Kamu pikir aku becanda?. Udah balikin bolanya sini!
ARIFIN
Ehm..., semangatnya boleh juga. Oke, aku bantu kamu belajar main bola!
SURI
Serius?
Arifin berlagak sombong, menatap Suri dengan gaya sok hebat.
ARIFIN
Serius ini. Tapi jangan senang dulu. Jadi anak buahku itu enggak gampang! Ada syaratnya! Siap?
SURI
Siapa takut?
ARIFIN
Pertama kamu harus siap latihan ekstra keras, disiplin ekstra tinggi, pantang menyerah, dan satu lagi, enggak boleh ngeluh.
Suri berdiri tegak menghadap Arifin, lalu memberi hormat.
SURI
Siap Pelatih!
ARIFIN
Jangan seneng dulu. Masih ada satu syarat lagi.
SURI
Banyak banget?
ARIFIN
Itu baru empat!. Mau dilatih enggak?
SURI
Iya, iya..., apa lagi syaratnya?
ARIFIN
Ini syarat yang paling penting, yang tidak boleh dilanggar. Kamu harus buktiin, kamu bisa, kamu mampu! Setuju?
SURI
(Memberi hormat)
Siap Pelatih!
ARIFIN
Mulai sekarang kamu jadi anak buahku!
SURI
(Memberi hormat)
Siap Pelatih!
Suri menatap Arifin dengan mimik lucu, Arifin tersenyum, lalu keduanya tertawa lepas.
CUT TO:
Jangan lupa follow akun media sosial Simple Scripts.
Tetap Terhubung dengan @simplescriptsid di:
Intagram/TikTok : @simplescriptsid
Twitter/X : @simplescripts22
Terima kasiih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepak Sawut (Completed)
SpiritualSebuah drama religius bersetting di pondok pesantren. Suri, 16 tahun, Ketua OSIS Pondok Pesantren (Ponpes As-Salam), ingin mempertahankan harga diri dan ponpesnya dengan menjuarai Liga Sepak Sawut melawan Iqbal, kapten tim sepak sawut Ponpes At-Taqw...