Sebuah Keputusan 1

99 56 357
                                    

(SC. 02 EXT. LAPANGAN BOLA - MALAM). Layar hitam, perlahan tampak sorak-sorai penonton yang memberi semangat pada tim yang bertanding.

Kedua tim saling berkejaran, mengoper dan memperebutkan bola api yang menyala cukup besar.

Suri cemas, meremas-remas ujung baju Ummi.

SURI (V.O.)

(Sendu)

Aku ingin melawan traumaku. Traumaku pada sepak sawut.

Seorang pemain tim abu-abu menendang bola api hingga meluncur ke luar lapangan. Suri terkejut melihat bola api tertuju ke arahnya dengan cepat.

Suri berdiri tertegun sampai bola api menyerempet kakinya. Seketika itu juga Suri berteriak histeris dan lari.

Suri berlari, mendorong orang-orang yang menghalanginya.

SURI (V.O.)

Sekarang aku ingin belajar menghadapinya. Menghadapi ketakutanku, traumaku. Meski aku tau itu sulit.

CUT TO:

FLASHBACK BERAKHIR

Ext. Ma Ponpes As-salam - Halaman Depan - Sore

Faris menatap mata Suri yang berkaca-kaca.

SURI

Lagi pula sebagai ketua OSIS aku harus bertanggung-jawab atas semua ucapanku. Bukan hanya demi harga diriku, tapi juga pesantren ini, tim sepak sawut. Aku enggak akan biarkan tim lain, pesantren lain meremehkan tim kita, pesantren kita, apapun alasannya, apapun resikonya.

SURI (CONT'D)

(Menangis)

Aku ingin mengembalikan masa kejayaan tim sepak sawut, seperti masa alm. Abbi dulu.

Irma tersenyum sinis.

IRMA

Sudah cukup mengenang masa lalunya? Sekarang bukan saatnya lagi mengenang masa lalu saat pertandingan makin dekat!

Faris melirik Irma, lalu memandang Suri.

FARIS

Baik, selama kamu bisa buktikan kamu layak bergabung dengan tim ini, kamu diterima.

IRMA

Kak Faris?

Firman terdiam, begitu juga Suri, Arifin dan Naila. Tim sepak sawut lain saling berpandangan tidak setuju.

IRMA (CONT'D)

Suri mungkin sudah hebat main bola, tapi bukan berarti dia bisa main sepak sawut?. Kak Faris tau sendiri, Suri trauma sepak sawut!

FARIS

Karena itu aku menerimanya. Perjuangan seseorang tidak boleh dipatahkan, tidak boleh dihambat, dihalangi, diabaikan, apalagi dimanfaatkan. Biar dia sendiri yang tentukan nasibnya, apakah dia seorang pejuang atau bukan? Apa dia layak mendapatkannya atau tidak?

Irma, Firman, Hasna dan tim sepak sawut lainnya tidak puas atas penjelasan Faris.

FIRMAN

Tapi Kak?

FARIS

Cukup! Aku tidak ingin ada perdebatan lagi. Sekarang begini saja. Bulan depan kita adakan pertandingan pemanasan antara Irma dan Suri sebelum pertandingan sebenarnya dengan tim lawan. Masing-masing tim tiga orang.

Irma dan Firman sangat kesal dan kecewa.

FARIS (CONT'D)

Bila Suri menang, dia dan Arifin bisa masuk tim sepak sawut. Sebaliknya bila kalah, mereka berdua tidak diizinkan lagi bergabung dengan alasan apapun.

Sepak Sawut (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang