Ext. Lapangan Bola - Malam
Naila dan Hasna menghampiri Suri dan Arifin yang sedang duduk menunggunya. Arifin membawa sebongkah sabuk kelapa.
Suri, Naila, Arifin dan Hasna melepas sandal yang mereka pakai dan meletakkannya di pinggir lapangan. Mereka lalu meminum air putih dan melumuri kaki mereka dengan minyak sayur.
Arifin membawa sabuk kelapa ke tengah lapangan diikuti dengan Suri, Naila dan Hasna. Arifin mengambil korek api di saku celananya, lalu melihat Suri yang mulai cemas, Nailapun melihat kecemasan Suri.
NAILA
(Berbisik)
Relex saja, enggak apa-apa, kok.
Suri mengangguk. Hasna kesal melihat Suri cemas. Arifin lalu meyulut korek api ke sabuk kelapa, seketika sabuk kelapa menjadi bola api yang menyala. Suri terkejut dan takut.
ARIFIN
Ok, kita mulai permainannya.
Arifin menendang bola api ke Naila, Naila menendang bola api ke Hasna, Hasna membiarkan bola api itu diam di depannya. Hasna menatap Suri yang ketakutan dengan kesal.
HASNA
Liatkan?. Belum main belum apa, dia udah takut setengah mati!. Gimana mau main sepak sawut?
Naila dan Arifin melihat ke Suri.
NAILA
Ayo, Suri, kamu pasti bisa!
Suri terdiam. Wajahnya takut melihat bola api di depan Hasna. Hasna lalu menendang bola api itu ke Suri. Suri terkejut dan takut, mundur beberapa langkah menghindari bola api tersebut. Arifin dan Naila kecewa.
NAILA (CONT'D)
Ayo, Suri, tendang bolanya!
Suri ketakutan, terus mundur beberapa langkah. Hasna jadi kesal karena Suri tidak kunjung berani menendang bola api.
HASNA
(Ke Naila)
Tuh kan, aku juga bilang apa? Percuma aja!
NAILA
Suri, ayo, tunjukkan keberanianmu.
HASNA
(Kesal ke Suri)
Sejak awal seharusnya kamu enggak usah capek-capek maksain diri masuk tim sepak sawut. Kamu tahu Liga Sepak Sawut tinggal sebentar lagi? Kamu pikir itu permainan apa?
HASNA (CONT'D)
Tim sepak sawut berlatih keras menghadapi pertandingan itu demi kehormatan dan nama baik pesantren. Bukan ketakutan seperti kamu.
(Jeda)
Sekarang apa? Tiba-tiba kamu datang dan mengacaukan segalanya! Gara-gara kamu tim sepak sawut jadi berantakan!
Dengan kesal Hasna meninggalkan lapangan. Naila dan Arifin melihat kepergian Hasna. Mata Suri terpejam mendengar ucapan Hasna yang menyakitkan perasaannya.
ARIFIN
Suri, kamu ingat nabi Ibrahim? Nabi Ibrahim enggak mempan dibakar api, karena nabi Ibrahim yakin akan pertolongan Allah. Hanya dengan keyakinan seperti nabi Ibrahim, kamu pasti berani nendang bola api. Hanya dengan keyakinan seperti Nabi Ibrahim kamu pasti punya kekuatan melawan ketakutanmu. Traumamu. Hanya dengan itu kamu bisa.
Suri terdiam, pandangannya tertuju ke bola api. Arifin dan Naila terkejut ketika tiba-tiba Suri menendang bola api di depannya.
SURI
Allahu Akbar!
Bola api meluncur ke arah Hasna, yang terkejut melihat bola api melayang ke arahnya, dan berhenti tepat di depannya.
CUT TO:
Ext. Ma Ponpes As-salam - Lapangan Olahraga - Sore
Tim sepak sawut sedang berlatih bersama. Mereka menggiring bola dan mengopernya ke tim yang lain. Arifin, Naila dan Hasna secara bergantian mengoper bola itu ke Suri. Sementara itu Faris terus memperhatikan mereka.
CUT TO:
Ext. Puncak Bukit Landai - Malam
Dari api unggun yang menyala, Suri mengambil sebatang ranting kering yang terbakar api lalu menyulutkannya ke sabuk kelapa hingga menjadi bola api.
Suri menendang bola api itu ke Naila yang berada di antara Arifin dan Hasna. Naila mengoper bola api ke Hasna. Hasna mengoper ke Arifin, Arifin mengoper bola api ke Suri. Mereka bermain sepak sawut dengan api unggun yang menerangi malam.
Suri menendang bola api dengan kencang. Bola api meluncur ke arah api unggun. Ketika bola api itu jatuh di atas api unggun, api unggun berkobar semakin besar.
CUT TO:
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepak Sawut (Completed)
SpiritualSebuah drama religius bersetting di pondok pesantren. Suri, 16 tahun, Ketua OSIS Pondok Pesantren (Ponpes As-Salam), ingin mempertahankan harga diri dan ponpesnya dengan menjuarai Liga Sepak Sawut melawan Iqbal, kapten tim sepak sawut Ponpes At-Taqw...