Hard Decisions

76 56 212
                                    

Int. Ma Ponpes As-salam - Kelas Suri - Pagi

Seorang guru berjalan di antara bangku para santri yang sibuk menyelesaikan soal ulangan. Suri tampak bingung menyelesaikan soal-soal tersebut. Mata Suri sayu, terlihat mengantuk. Suri mengucek-ngucek matanya mengusir kantuk.

Terdengar bel berbunyi (O.S.). Para santri mengembalikan soal ulangan ke meja Guru. Suri masih duduk di bangkunya. Soal ulangannya masih banyak kosong. Suri lalu memberi tanda silang di kertas jawaban yang masih kosong.

CUT TO:

Ext. Ma Ponpes As-salam - Ruang Osis - Pagi

Naila dan Hasna sedang duduk merapihkan berkas-berkas. Ketika Suri masuk, Naila dan Hasna cepat-cepat merapihkan berkas lalu pergi meninggalkan ruangan tanpa bicara sepatah katapun pada Suri.

Suri hanya terdiam melihat keduanya pergi. Meletakkan berkas yang dibawanya di atas meja. Sesaat kemudian pintu terbuka. Dari balik pintu Santri Putri 1 menyampaikan sesuatu.

SANTRI PUTRI 1

Suri, kamu dipanggil Guru BP, tuh!

Suri tertegun, merasa khawatir.

CUT TO:

Int. Ma Ponpes As-salam - Ruang Guru Bp - Pagi

Dengan cemas Suri berdiri di depan GURU BP yang duduk di meja kerja, yang tidak mempersilahkan Suri duduk seperti biasanya.

GURU BP

Suri, bapak dapat info dari calon donatur kegiatan Ramadhan, katanya kamu tidak datang saat rapat agenda Ramadhan, padahal para donatur dan anggota OSIS lain hadir dan mereka menunggumu.

Suri merunduk tidak berani menatap Guru BP.

SURI

Maaf Pak. Saya tidak bermaksud seperti itu.

GURU BP

Jadi maksudmu bagaimana?

(Menyelidik)

Ada yang bilang saat itu kamu tidur di masjid? Apa benar?

Suri diam, tak berani menjawab.

GURU BP (CONT'D)

Ayo jawab. Kamu kan ketua OSIS, harus berani bicara. Harus berani bertanggung-jawab. Sekarang coba terangkan sama bapak kenapa bisa seperti itu?

Sari terdiam. Matanya berkaca-kaca merasa bersalah.

SURI

Saya minta maaf Pak. Itu kesalahan dan kelalaian saya.

GURU BP

Suri, apa yang membuatmu seperti ini?. Bapak baru liat sikapmu ceroboh seperti ini. Kamu tahu, kamu sudah mencoreng nama baik sekolah dan pesantren ini dihadapan para donatur? Sekarang coba jelaskan. Bapak minta pertanggung-jawabanmu sebagai ketua OSIS dan juga ketua agenda Ramadhan.

Tanpa dapat dibendung, airmata Suri jatuh perlahan di pipinya. Suri buru-buru menghapusnya.

SURI

(Terbata-bata)

Ma.., maaf kan saya, Pak. Itu karena saya ingin....

(Menghela nafas dalam. Memberanikan diri)

Saya ingin jadi tim sepak sawut... Ingin pesantren kita menjuarai Liga Sepak Sawut. Karena itu saya berlatih bola. Kemarin saya sangat lelah...,

(Jeda)

Saya tidak sadar sudah melewati rapat agenda Ramadhan. Iya, saya tidur. Saya mohon maaf. Saya janji tidak akan mengulanginya lagi.

GURU BP

Apa karena itu juga nilai-nilaimu sekarang turun?

Suri menghela nafas dalam, menangis.

SURI

Saya minta maaf.

GURU BP

Bapak pikir kamu orang yang amanah, dapat dipercaya dan bertanggung-jawab. Karena itulah para siswa di sini mempercayai kamu jadi ketua OSIS. Guru-guru dan para kyai pun percaya sama kamu.

Suri menyeka airmatanya.

SURI

Saya benar-benar minta maaf.

Guru BP menghela nafas dalam.

GURU BP

Baik, tapi bapak minta pertanggung-jawabanmu. Sekarang bapak tanya. Apa kamu benar-benar ingin jadi anggota tim sepak sawut?

Suri mengangguk pelan.

SURI

Iya, Pak!

GURU BP

Ingin pesantren kita juara Liga Sepak Sawut?

Suri kembali mengangguk pelan.

SURI

Iya, Pak!

GURU BP

Kalau gitu buktikan sama bapak kalau kamu bisa masuk tim sepak sawut, dan tim sepak sawut bisa menjuarai Liga Sepak Sawut. Kamu harus bisa pastikan agenda Ramadhan berjalan baik sebagaimana mestinya. Bapak tidak mau kamu mengecewakan donatur yang sudah bekerjasama sama kita. Itu yang utama.

(Jeda)

Terakhir, kamu harus menjaga nilaimu tidak turun lagi. Kalau tidak, tim sepak sawut akan bapak bubarkan dan beasiswamu bapak cabut. Dan kamu akan diberhentikan sebagai ketua OSIS.

Suri terkejut.

SURI

Tapi, Pak?

GURU BP

Kalau kamu keberatan, kamu bisa berhenti latihan bola dan masuk tim sepak sawut sekarang juga!. Jadi kamu bisa fokus sama kegiatan OSIS dan agenda Ramadhan. Bagaimana?

Suri diam. Meremas roknya dengan kuat. Menatap Guru BP dengan sungguh-sungguh sedang airmata sudah mengering di pipinya.

CUT TO:

Sepak Sawut (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang