INT. MA PONPES AS-SALAM - RUANG OSIS - SIANG
Suasana terlihat sangat canggung dari biasanya. Suri, Naila, Hasna dan Arifin, duduk terdiam. Sibuk dengan urusan sendiri-sendiri. Suri merapihkan barang-barangnya, tanpa sengaja Suri melihat timeline latihan sepak sawut di dinding.
Pintu terbuka, Irma dan Firman masuk dan langsung menghampiri Suri.
IRMA
Benar tim sepak sawut mau dibubarin?
Suri terdiam. Naila, Hasna dan Arifin terkejut.
IRMA (CONT'D)
Cepat jawab!
(Kesal)
Ini semua pasti gara-gara kamu! Aku enggak terima tim sepak sawut dibubarin gara-gara kesalahanmu. Kamu tau, gimana perjuangan kami biar bisa ikut Liga Sepak Sawut?
FIRMAN
Pokoknya aku enggak peduli gimana caranya, kamu harus tanggung-jawab jangan sampai tim sepak sawut dibubarin!
Irma dan Firman bergegas pergi. Naila lalu menghampiri Suri.
NAILA
Benerkan yang aku bilang?. Sekarang terserah, aku enggak peduli lagi.
Naila meninggalkan Suri, diikuti Hasna. Di ruangan itu kini hanya ada Suri dan Arifin. Arifin lalu menghampiri Suri.
ARIFIN
Kamu tahu kenapa aku mau melatihmu? Aku pikir kamu gadis hebat, yang bisa bertanggung-jawab atas semua ucapan dan perbuatanmu. Aku pikir kamu bisa, ternyata tidak.
Suri terdiam, wajahnya tertunduk sedih. Matanya berkaca-kaca.
ARIFIN (CONT'D)
Sepertinya aku salah menilai orang.
Arifin pergi meninggalkan Suri. Pintu ruang OSIS tertutup, Suri berdiri seorang diri. Kemudian Suri menangis, duduk di bangku dengan wajah tertunduk sedih.
CUT TO:
FLASHES
EXT. TELAGA SARANGAN - SIANG
Suri menyusuri telaga, wajahnya sedih melihat hamparan telaga yang terbentang luas di depannya.
- (SC.151 B EXT. AIR TERJUN TIRTASARI - SORE). Suri menyusuri jalan setapak yang dipenuhi pepohonan rimbun.
Suri berjalan menaiki anak tangga menuju puncak air terjun. Suri berdiri di jembatan berlatar-belakang air terjun, menatap lembah dan pegunungan yang terhampar di hadapannya.
- (SC.151 C EXT. ALUN-ALUN KOTA - MALAM). Suri duduk termangu seorang diri di antara keramaian orang-orang yang berlalu-lalang di sekitarnya. Lampu-lampu taman menerangi keindahan alun-alun.
Melihat anak-anak muda bercengkrama dengan teman-temannya, Suri merasa sangat sedih, berpaling mengalihkan pandangannya.
CUT TO:
EXT. RUMAH SURI - TERAS - MALAM
Dari halaman, Suri berjalan menuju teras rumah, dan melihat Ummi berdiri menunggunya. Wajah Ummi terlihat sedih. Suri hanya terdiam, menghindari tatapan Ummi, dan hendak segera masuk ke dalam rumah.
UMMI
Tadi Ummi dipanggil ke sekolah. Mereka bilang beasiswamu dicabut.
Suri terdiam, berhenti melangkah. Menundukkan kepalanya.
UMMI (CONT'D)
Ummi sangat kecewa. Suri, kamu satu-satunya harapan Ummi. Ummi selalu berharap yang terbaik buat kamu.
Airmata menetes di pipi Suri.
UMMI (CONT'D)
Ummi harap, ini bisa jadi pelajaran berharga buatmu ke depan.
Ummi kemudian masuk ke dalam rumah. Airmata Suri makin deras membasahi pipinya.
CUT TO:
INT. RUMAH SURI - KAMAR SURI - MALAM
Suri duduk di meja belajar, menghapus airmata yang mengalir di pipinya. Suri mengambil sebuah buku, dan mulai menulis sebuah surat. Suri menulis sambil sesekali menyeka airmatanya.
CUT TO:
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepak Sawut (Completed)
SpiritualSebuah drama religius bersetting di pondok pesantren. Suri, 16 tahun, Ketua OSIS Pondok Pesantren (Ponpes As-Salam), ingin mempertahankan harga diri dan ponpesnya dengan menjuarai Liga Sepak Sawut melawan Iqbal, kapten tim sepak sawut Ponpes At-Taqw...