Int. Ma Ponpes As-salam - Ruang Osis - Siang
Suri, Arifin, Naila dan Hasna, duduk di meja tengah ruang OSIS. Di atas meja terlihat berbagai macam brosur UMKM. Mereka melihat beberapa brosur tersebut.
NAILA
Jadi ini UMKM yang mau ikut bazar santri?
ARIFIN
Iya, orang pondok yang kasih.
HASNA
Konsumsi gimana?
SURI
Tenang, konsumsi urusan gampang. Undangan gimana? Sudah beres?
NAILA
Sudah, aku sama Arifin yang kirim.
HASNA
Seharusnya kamu juga.
ARIFIN
Sudah, sudah, jangan mulai lagi. Dari pada ribut, mending besok kita lihat Gebyar Labuhan. Gimana?
Suri, Naila dan Hasna saling pandang, tersenyum semangat.
CUT TO:
Ext. Telaga Sarangan - Jalan Tepi Telaga - Pagi
Suri, Arifin, Naila dan Hasna berdesakan dengan warga lain di pinggir jalan, melihat parade Gebyar Labuhan. Suara musik tradisional mengiringi langkah kaki para penari dan juga parade baju tradisional.
Dengan memakai smartphone dan juga kamera, Suri, Arifin, Naila dan Hasna mengabadikan berbagai atraksi menarik selama parade berlangsung, mulai dari iring-iringan prajurit berkuda, tumpeng raksasa dan iringan hasil bumi yang diusung beberapa lelaki, juga para gadis berpakaian tradisional yang menabur bunga sepanjang jalan.
Suri, Arifin, Naila dan Hasna mengikuti parade, di antara warga yang berbaris di sepanjang pinggir jalan. Mereka terlihat ceria, bersenda gurau, sesekali memotret iringan parade, juga selfie bersama dengan para penari.
CUT TO:
Ext. Telaga Sarangan - Pagi
Suri, Arifin, Naila dan Hasna naik di atas speedboard yang melaju di antara speedboard lain yang ramai meninggalkan tepi telaga. Speedboard-speedboard itu ada yang membawa tumpeng raksasa, juga hasil bumi, melaju ke tengah-tengah telaga.
Suri, Arifin, Naila dan Hasna dengan antusias memotret berbagai aktivitas di sekitar mereka selama perjalanan. Speadboard melaju berlatar belakang pulau kecil di tengah telaga, dan juga lereng bukit di kejauhan, juga deretan hotel-hotel di perbukitan.
Sampai di tengah-tengah telaga, speedboard-speedboard itu berhenti, lalu berbagai hasil bumi dan juga tumpeng raksasa dilarung di telaga. Suri, Arifin, Naila dan Hasna, dan warga lain sibuk memotret kegiatan unik tersebut.
CUT TO:
Ext. Rumah Suri - Teras - Malam
Dari bulan yang bersinar terang di langit malam, rumah Suri yang terlihat asri diterangi rembulan. Ummi sudah rapi dengan membawa tas mukenanya, berdiri menunggu Suri.
UMMI
Suri cepetan, ini hari pertama tarawih. Masji bisa penuh. Kita duluan biar kebagian tempat di dalam masjid.
SURI (O.S.)
Iya, Ummi, bentar.
Suri tergesah keluar dengan membawa tas mukena, lalu bersama Ummi berjalan meninggalkan rumah.
CUT TO:
Int. Masjid Ponpes As-salam - Ruang Sholat Putra - Malam
Para makmum berbaris rapi memenuhi ruang sholat. Seorang Imam berdiri membelakangi makmum, membacakan kitab suci Al Qur'an.
CUT TO:
Int. Masjid Ponpes As-salam - Ruang Sholat Putri - Malam
Imam (O.S.) masih membacakan kitab suci Al Qur'an. Para jamaah perempuan yang memenuhi ruang sholat tampak khusus mendengarkan bacaan Al Qur'an.
CUT TO:
Ext. Masjid Ponpes As-salam - Halaman Masjid - Malam
Ummi bersama ibu-ibu lain keluar dari dalam masjid lalu bersama-sama pergi meninggalkan masjid. Menyusul Suri, Naila dan Hasna keluar dari dalam masjid.
NAILA
(Ke Suri)
Gimana, siap tanding sepak sawut lawan Irma?
SURI
Insya Allah dengan bantuan Allah juga kalian, aku pasti bisa.
HASNA
Kita harus menang! Jangan sampai bikin Arifin malu!. Mau tarun dimana mukanya nanti? Masa kapten tim sepak bola enggak bisa masuk tim sepak sawut?
Suri berusaha tersenyum, memantapkan hatinya.
CUT TO:
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepak Sawut (Completed)
SpiritualSebuah drama religius bersetting di pondok pesantren. Suri, 16 tahun, Ketua OSIS Pondok Pesantren (Ponpes As-Salam), ingin mempertahankan harga diri dan ponpesnya dengan menjuarai Liga Sepak Sawut melawan Iqbal, kapten tim sepak sawut Ponpes At-Taqw...