Ext. Masjid Ponpes As-salam - Halaman Masjid - Siang
Para santri keluar dari dalam masjid dengan membawa kitab kuning, berjalan menuju ke tempat masing-masing.
Sementara di halaman masjid, seorang santri berdiri seorang diri dengan membaca kitab kuning yang dipegangnya. Santri lain mengacuhkannya karena tahu santri itu sedang dihukum.
CUT TO:
Ext. Pesantren As-salam - Lapangan Olahraga - Malam
Dengan kaki dibalut perban, Ody duduk di pinggir lapangan, di temani Faris yang berdiri di dekatnya, melihat latihan yang dilakukan tim sepak sawut putra dan putri di tengah lapangan.
Latihan ini menunjukkan tim mereka semakin solid dan semakin bisa bekerjasama antar anggota tim. Ody memperhatikan Suri yang kini tidak lagi takut mengejar dan menendang bola api. Suri dan tim lainnya terlihat seru bermain bola api.
ODY
Bener-bener enggak nyangka, Suri berani main sepak sawut!.
Faris tersenyum sambil terus menyaksikan jalannya latihan.
CUT TO:
Ext. Ma Ponpes As-salam - Lapangan Olahraga - Siang
Stand-stand bazar santri berdiri di sepanjang tepi lapangan olahraga yang ramai dikunjungi oleh para santri dan warga yang melihat berbagai aneka produk kerajinan dan olahan UMKM para alumni Santri. Penjaga stand dengan antusias melayani para santri dan warga yang berkunjung.
Di sisi lain lapangan bola terlihat sebuah panggung dan dekorasi yang indah, dengan bangku-bangku berjejer rapi menghadap panggung, yang ramai oleh para santri dan warga yang duduk mendengarkan lantunan ayat suci Al Qur'an yang dibacakan seorang peserta lomba MTQ.
CUT TO:
Int. Ma Ponpes As-salam - Ruang Kepala Sekolah - Sore
PAK IMRON, kepala sekolah, Guru BP dan Guru Olahraga berdiri menyambut kehadiran Mbah Kyai, Pak Kyai, Ulama dan tamu undangan lain. Mempersilahkan mereka duduk di sofa.
CUT TO:
Ext. Ma Ponpes As-salam - Lapangan Olahraga - Sore
Sinar matahari semakin redup menyinari lapangan olahraga. Stand-stand bazar santri masih ramai dikunjungi para santri dan warga dengan yang datang.
Di depan panggung, para santri dan warga semakin ramai memenuhi bangku-bangku yang tersedia, bahkan ada yang berdiri melihat lomba qoshidah di atas panggung. Suara merdu peserta lomba qoshidah terdengar syahdu diiringi musik rabbana.
Mbah Kyai, Pak Kyai, Pak Imron, Guru BP, Guru Olahraga, para ulama, dan tamu undangan lain, duduk dibangku paling depan.
Dengan memakai kamera, Arifin sibuk memotret group qoshidah dan tamu undangan yang datang, sedang Hasna menjadi MC, berdiri di pinggir panggung dengan membawa microphone.
CUT TO:
Int. Ma Ponpes As-salam - Ruang Osis - Sore
Suri sibuk menyiapkan sertifikat lomba MTQ dan lomba qoshidah, lalu Naila masuk dan menghampirinya.
NAILA
Suri, konsumsi gimana? Mbah Kyai sama Pak Kyai udah dateng. Ulama sama tamu undangan juga udah pada dateng.
SURI
(Terkejut)
Astagfirullah, Naila, aku lupa!.
NAILA
Astagfirullah, Suri, apanya yang lupa?
SURI
(Panik)
Takjil! Sepertinya masih kurang.
NAILA
(Kesal)
Takjil? Terus gimana? Ini gara-gara kamu sibuk urusin sepak sawut, jadi program Ramadhan enggak kepegang. Benerkan yang aku bilang?
SURI
Iya, aku salah. Aku minta maaf. Tapi sekarang bukan saatnya berdebat! Tolong aku ya! Aku butuh bantuan kamu sama teman-teman agar acara ini berjalan baik.
Naila melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 17:03.
NAILA (CONT'D)
Kita cuma ada waktu sejam buat siapin takjil.
Suri segera merapihkan sertifikat lomba dan menyambar tasnya.
SURI
(Terburu-buru ke Naila)
Ikut aku!
NAILA
Kemana?
Suri menarik tangan Naila lalu bergegas keluar.
CUT TO:
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepak Sawut (Completed)
SpiritualSebuah drama religius bersetting di pondok pesantren. Suri, 16 tahun, Ketua OSIS Pondok Pesantren (Ponpes As-Salam), ingin mempertahankan harga diri dan ponpesnya dengan menjuarai Liga Sepak Sawut melawan Iqbal, kapten tim sepak sawut Ponpes At-Taqw...