¹³¤ Dreizehn Kapitel ¤

48 26 7
                                    

Update!
Happy reading
Dont forget to vote and coment!

Aska membuka paksa pintu itu, lalu melihat keadaan sekitar apakah tidak ada zombie di dalam rumah yang akan mereka masuki tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aska membuka paksa pintu itu, lalu melihat keadaan sekitar apakah tidak ada zombie di dalam rumah yang akan mereka masuki tersebut.

"Aman rumah kosong,"ujar nya perlahan masuk dan diikuti teman-teman nya dari arah belakang.

Dugaan mereka salah ternyata dirumah itu masih ada seorang pria paruh baya yang berdiam diri di sebuah ruang keluarga dengan peluh yang membanjiri tubuh nya.

Via tau, dia tau itu siapa! Ia melakah maju dengan cepat mendekat kearah pria itu. "Hi tuan, ingat saya?"ujar Via mendekat kearah pria paruh baya yang baru saja mereka temui.

"Virsalla?, Via? Anak ku, bantu daddy mu ini sayang. Daddy butuh bantuan dari kamu,"semua mata tertuju pada pria paruh baya yang mengaku diri nya adalah daddy dari Via, yang lebih membuat mereka tercengang adalah kata-kata yang Via ucapan kan setelah nya.

"Anak? Masih menganggap saya anak, tuan?"Via berusaha melepas cekalan di tangan pria yang masih belum diketahui identitas nya itu.

"Tentu! Dalam darah mu itu ada darah dari ku."pria itu memeluk Via yang masih berusaha melepaskan diri,"Aku tidak punya orang tua seperti anda!"

"Jangan jadi anak durhaka kamu, daddy sedang butuh makan sayang! Daddy kelaparan sudah beberapa hari ini bersembunyi disini,"ujar pria tersebut dengan sedikit nada tegas disetiap kalimat nya.

"Durhaka? Hei lihat diri anda dulu! jika anda sudah sempurna, anda boleh mengatakan saya durhaka. Tapi jika anda masih seperti iblis anda tidak berhak mengatakan saya durhaka. Apa anda melupakan perbuatan anda dimasa lalu? Bisa dibilang itu masih terasa hingga saat ini, dendam itu masih saja saya ingat dengan jelas"semua orang yang ada disana menatap Via bingung karena tidak mengetahui permasalahan yang terjadi antara anak dan orang tua tersebut.

Bahkan semua juga dibuat tercengang akan sikap angkuh yang Via berikan pada pria yang mengaku daddy nya itu, sungguh dia tidak seperti Via yang mereka kenal! Kemana Via lugu dan polos yang mereka kenal?

"Anda lapar bukan? Hmm sepertinya mayat hidup gila disana juga kelaparan, mungkin lebih."sebelum ia menyelesaikan ucapan nya, satu tamparan mendarat pada pipi nya yang memberi bekas kemerahan disana.

"Apa yang anda lakukan tuan?"ujar Aksa menarik tubuh gemetaran Via agar berlindung dibalik tubuh nya.

"Ini bukan urusan anda, pergi dan biarkan saya menghukum anak durhaka itu."semua, semua memori itu kembali memutar di kepala nya. Air mata ini,harus nya ia tak menangis! Tidak mommy bilang jangan pernah menangis di depan musuh mu. air mata ini harus hilang, setidaknya itu yang ada di pikiran nya sembari melangkah perlahan seakan ia sedang kearah belakang bahkan teman-teman nya pun sudah siap siaga melindungi nya.

"Kemari lah gadis, ahhhk."tepat pukulan nya tepat mengenai lutut daddy nya itu, "orang tua saya bilang, agar saya tidak dendam dan membenci anda. Tapi nyatanya saya tidak bisa mendengarkan apa yang di perintah kan olehnya orang tua saya."langkah Via tertahan karena tangan nya yang di cekal erat oleh Reva.

Namun tetap saja, entah mendapatkan kekuatan dari mana dia, cekalan di tangan nya lepas begitu saja. Lalu berjongkok di depan daddy nya yang meringis kesakitan karena ulah nya itu.

"Bagaimana pukulan tadi? Sakit? Itu belum seberapa dengan apa yang anda lakukan dimasa lalu, saya sangat menunggu saat-saat saya bisa membalas kan semua dendam saya. Anda harus tau bagaimana kejam nya diri anda, sangat kejam! Memilih orang lain dibandingkan anak kandung anda sendiri! Dan sekarang anda menuduh saya durhaka? Ya! Saya anak durhaka yang akan menghabiskan nyawa orang tua nya dengan tangan nya sendiri."

Flashback

"Anak nakal, sini kamu!"gadis kecil itu tetap berusaha tersenyum meski ia sudah dibentak,"Ada apa daddy? Daddy membutuhkan bantuan dari aku?"

"Berhenti tersenyum pada ku, kau anak sialan yang tak tau di untung. Sekarang ikut aku dan jangan banyak bertanya! Cukup diam."pria itu menarik kasar gadis kecil itu.

"Daddy kita akan pergi kemana?"ujar gadis kecil itu masih dengan senyuman yang belum luntur dari bibir kecil nya itu.

Satu tamparan mendarat di pipi kanan gadis itu, terdiam! Ia terdiam saat mendapatkan tamparan keras itu, air mata mengalir di kedua sisi pipi.

Tidak tahan lagi! Ia tak bisa memaksa untuk tersenyum lagi, hati nya sudah ketakutan bahkan sangat takut. Cekalan ditangan semakin erat dan ia bisa melihat ada gadis seusia nya yang menunggu mereka di sudut jalan.

"Hiks..Daddy, dia siapa?"ujar gadis kecil itu di sela-sela tangisan nya. "Kau diam sialan, dia anak ku! Aku bosan punya anak manja dan lemah seperti mu!"

"Daddy, aku berjanji setelah ini tidak akan menyusahkan kamu lagi,"dia masih berusaha membujuk daddy nya agar memaafkan nya,"Maafkan aku."sambung nya.

Namun entah kenapa tidak ada satu pun pengaruh dari kata maaf yang gadis kecil itu ucapkan, yang ada orang tua laki-laki nya itu semakin menarik tangan nya kuat

Hingga sampai lah mereka di sebuah gedung kosong, pria tersebut membanting tubuh anak nya yang masih menangis tersebut kearah dinding dengan sangat keras, Lalu menurunkan seorang gadis yang tadi dengan sangat lembut dari gendongan nya, perlakuannya sangat berbeda 180 derjat.

"Hei, cantik. Tunggu ayah di luar ya sayang,ada bunda kamu disana."yang hanya dibalas anggukan dari gadis manis itu, dan berlalu meninggalkan pria paruh baya dan anak kecil yang masih menangis merasakan nyeri di bagian punggung nya.

"Berhenti menangis bitch! Aku muak dengan tangisan mu itu."seutas tali mendarat keras kearah tubuh bagian bawah gadis kecil itu. Siapa pun yang melihatnya pasti sangat iba akan nasib malang nya.

Ia hanya bisa menangis tanpa bisa memberikan perlawanan sedikit pun! Berkali-kali cambukkan itu menyapa tubuh mulus nya, sangat kontras dengan warna kulit nya yang cerah.

Ia tak sadarkan diri setelah beberapa kali kepala nya dibenturkan ke sudut dinding dan sedikit mengeluarkan darah.

Pada saat ia tersadar, samar-samar ia mendengar percakapan antara daddy nya dan orang yang tidak ia kenal,"Dia anaknya, gua udah janji mau jual, kau bisa liat dia sangat sehat untuk diambil organ dalam nya. Nama? Virsalla Devantara. Palingan juga masih 7 atau 8 tahunan, gue lupa."

Ia dibuang? Apa kesalahan nya? Kenapa daddy nya sebenci itu dengan nya? Cinta pertama nya! Di sakiti oleh cinta pertama nya itu.

Gadis itu melihat sekeliling ada beberapa orang yang mengelilingi nya seolah dia akan di kuliti, "Langsung ambil organ nya atau kita perkosa dulu?"

"Langsung ambil aja, bocil ga enak."itu kalimat terakhir yang ia dengar sebelum penyiksaan.

Flashback off

Makin lama ide makin menjauh kayak hubungan kita bersama mantan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Makin lama ide makin menjauh kayak hubungan kita bersama mantan.
Ada saran? Kalo ada drop coment ya!
Thanks for your coment and vote!

Papay

Minggu, 19 juni 2022

Hav Av Blod ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang