¹⁷¤ Siebzehn Kapitel ¤

42 24 7
                                    

Update!
Happy reading
Dont forget to vote and coment!

Padahal baru beberapa menit mereka berjalan, tapi Aksa dan Via sudah terlelap dengan Via yang menyenderkan kepala nya di dada Aksa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Padahal baru beberapa menit mereka berjalan, tapi Aksa dan Via sudah terlelap dengan Via yang menyenderkan kepala nya di dada Aksa. Sungguh pemandangan yang membuat semua orang iri.

"Btw lo sakit Rey? Tumben diam aja."Aska bertanya pada Reyhan karena sikap pemuda itu yang berbeda dari biasanya.

Reyhan yang sadar sedang dibicarakan melihat ke arah Reva yang secara tidak sengaja juga sedang melihat kearah nya, tanpa sengaja mata mereka saling menatap lumayan lama sebelum Reyhan mengalihkan pandangan nya kearah luar jendela.

"I-itu, gapapa. Gu-gue lagi mikir sesuatu aja,"jawab Reyhan gugup, sungguh dia tidak bisa menahan detak pada jantungnya saat ini. Sekarang ia takut jika Reva dapat mendengar suara detak jantungnya.

Dan benar saja, Reva merasakan ada yang aneh pada sikap Reyhan,"Weh lo sakit? Apa gue yang terlalu berat?"tanya Reva sambil memegangi kening Reyhan.

"G-gue sehat,"jawab Reyhan cepat dan mencengkram tangan Reva yang masih memegang kening nya itu. Seperti nya mereka sedang dimainkan oleh takdir, kedua mata itu kembali bertemu dan saling menatap sangat dalam dan tulus.

"Pacaran jangan di mobil, lo ga encok rev? Lihat ke belakang padahal posisi duduk lo arah depan,"ujar Aya yang membuat kedua insan yang sedang menatap satu sama lain itu mengalihkan pandangan nya, malu atas apa yang sekarang mereka lakukan.

"Demi ayang mah apapun aku lakukan, ya ga rev?"goda Putri pada Reva akhirnya mau tidak mau terpaksa Reva kembali melihat kearah jalanan.

"Menang banyak lo Rey"ucapan tersebut lolos dari mulut Aska yang secara tidak sengaja membuat suasana sangat canggung antara Reyhan dan juga Reva.

"Apaan sih lo, sehat?"ucap Rey yang terdengar sedikit sarkas.

"Wow! Sekarang lo mulai mirip dia,"sekarang Aksa yang angkat bicara melihat kelakuan aneh teman nya, "Reva lo benar-benar pengaruh buruk"sambungnya.

"Kok gue? Ga ada hubungan nya bego,"sarkas Reva.

"Ni anak emang gak punya sopan santun deh, kami ini kakak kelas lo"ujar Aska.

"Serah gue lah, hidup-hidup gue juga,"sarkas Reva.

"Heh! Kalian itu udah dewasa, tapi sikap kalian semua masih kayak anak-anak,"kali ini Aya ikut menengahi perdebatan antara teman dan kakak kelas nya karena ia sudah muak mendengar keributan yang tercipta hanya karena masalah sepele.

"Biarin aja ay, emang menonton keributan adalah hal yang sangat menyenangkan,"timpal Putri yang mendapat tatapan tajam dari Aya.

"Gue tuh bisa diam kalo kakel gila kehormatan ini juga diam,"Reva membela diri nya yang dikatakan seperti anak-anak.

"Bisa diam?"singkat Jiian namun tetap fokus menyetir mobil nya mencari kendaraan yang mungkin muat untuk mereka.

Sesuai keinginan Jiian kini hanya ada suara mesin mobil yang mereka tumpangi, tidak ada suara lain dari siapa pun. Mereka sibuk memperhatikan jalanan dihadapan mereka, dan ada pula yang memilih mengistirahat mata.

Hav Av Blod ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang