¤ Zwei Und Vierzig Kapitel ¤

25 15 0
                                    

Update!
Happy reading
Dont forget to vote and coment

Seorang gadis remaja bersurai hitam duduk disebuah taman sekolah yang lumayan sepi, mungkin karena memang para murid sedang belajar?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang gadis remaja bersurai hitam duduk disebuah taman sekolah yang lumayan sepi, mungkin karena memang para murid sedang belajar?.

"Ay, ayo gabung bareng yang lain,"Suara menggelegar dari seorang pria dengan kulit putih dan dengan surai hitam menarik tangan gadis itu untuk mengikutinya.

Gadis itu mengikuti arah langkah kaki pemuda dihadapan nya, masih berusaha memahami apa yang terjadi pada dirinya.

Gadis itu adalah Anaya, Dari arah belakang Anaya mengikuti langkah kaki Reyhan. Namun saat ia melihat kesekeliling nya, genggaman pada tangan nya menghilang begitu juga dengan Reyhan.

Binggung atas apa yang terjadi, Anaya memanggil Rey  yang tidak diketahui keberadaan. "Rey! Lo dimana!"seru Anaya keras, kemudian terduduk kehilangan tenaga pada saat ia tersadar, dia sendirian di tempat ini.

Anaya mencoba memejam mata nya, mencoba menenangkan diri pada saat seperti ini. Beberapa waktu setelah nya, ia kembali membuka mata dan terduduk di depan sebuah caffe.

Tunggu ini dimana?Kok gua bisa disini?, Kira-kira begitulah isi pikiran Anaya sekarang

Setelah puas mengamati sekitar, pandangan matanya teralihkan oleh sosok 2 orang yang sangat ia kenali. Berusaha mendekat ingin bertanya apa yang terjadi sebenarnya.

"tunggu! I-itu Putri? Dan itu Aska,"Anaya berjalan melangkahkan kakinya memasuki area caffe, mendekat dan terus melangkah kearah dua teman nya itu.

baru saja beberapa langkah kedalam cafee, gadis itu malah berada ditempat asing yang benar-benar tidak dia ketahui keberadaan nya.

"Apa-apaan ini,"Gerutu Anaya frustasi dengan apa yang baru saja terjadi, ia melirik kesana kemari berusaha befikir sejenak mengamati bangunan kosong itu dan melihat kearah luar jendela seperti nya ia berada di gudang sekolah?.

"I-itu Via,"ujar nya berjalan kearah Via, namun langkah nya terhenti saat ada seorang pemuda yang menghampirinya dengan seringai nakal nya.

Aneh nya disini, tampilan Via bukan lah seperti Via yang ia kenal! Begitu juga dengan Aksa. Ia memilih diam saat Aksa semakin mengikis jarak antara dia dan Via.

Via mengalungkan tangan nya pada leher Aksa hingga untuk sementara waktu, mata mereka berdua beradu dan saling tatap. Mendekat dan sangat dekat hingga hal yang mengejutkan terjadi tepat dihadapan Anaya.

Tidak! Ia tidak dapat terus menonton apa yang terjadi, bagaimana jika kehadirannya diketahui oleh dua manusia dihadapan nya? Ia memilih untuk pergi melangkah menjauh dan pergi dari sana secepatnya.

Hav Av Blod ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang