Update!
Happy reading
Dont forget to vote and comentTap, tap, tap....
Anaya mendengar langkah seseorang dari jarak jauh, dia pun sontak menoleh ke belakang melihat siapa yang mendekat ke arahnya. Turun dari tembok dan memegang katana nya siaga, ia sudah bersiap jika yang menghampirinya adalah zombie gila.
Baru saja akan menggunakan senjatanya, gadis itu sedikit terkejut saat orang itulah yang berada di sini, kembali menormalkan raut wajah nya dan menurunkan kembali katana yang ia genggam. Anaya kembali duduk di atas tembok lantai 2 tersebut tak lupa memandang ke arah rintik hujan
Reva sudah menduga bahwa gadis ini memang berada di lantai 2. Mungkin kah dia pergi karena merasa terganggu dengan dirinya?.
Menghirup napas dan membuangnya, Reva akan menyiapkan hatinya dulu sebelum mulai berbicara dengan Aya. Saat ini posisinya memang jauh dari tempat Aya duduk, mungkin sekitar 15 langkah?.
"Lo ga kebawah?"terpaksa Reva berbasa-basi walaupun dia akan tau bagaimana reaksi yang ditunjukkan oleh gadis di depannya ini.
"Maksud lo jatuh dari sini ya!"Anaya terkekeh di akhir kalimat membuat Reva langsung menggelengkan kepalanya.
"Lo apaan sih! Maksud gue kita nyusul yang lain ke bawah."Reva sedikit kesal karena gadis ini menyimpulkan maksudnya dengan cara yang berbeda. Dan juga gadis itu berbicara kepadanya tapi tak melihat ke arah lawan bicaranya.
"Lo tau? Gue ga suka basa-basi. Pasti soal gue yang bunuh nyokap lo kan?"ucap Anaya menggoyangkan kedua kakinya dari atas tembok lantai 2 dan membiarkan rintik hujan mengenai kaki nya.
"Turun dulu baru kita bahas itu,"Reva sedikit was-was melihat bagaimana posisi Aya duduk sekarang.
"Rev-"Aya menjeda kalimatnya lalu, "Gue minta maaf kalau lo sakit hati sama yang gue lakuin, tapi itu semua juga buat lindungin lo dan yang lain,"Anaya berucap dengan jujur dan berbalik menghadap ke arah Reva berada tanpa turun dari atas tembok tersebut.
Tak ada balasan dari Reva beberapa menit lalu, "Gue tau ay, tapi kenapa harus temen-temen gue yang bunuh orang yang gue sangat sayangin? Reza di bunuh Via dan sekarang lo yang bunuh nyokap gue! Kenapa??"Reva mengacak rambutnya frustasi saat mengingat fakta ini.
"Gue tau lo bakal kecewa sama apa yang gue lakuin, jadi apa pun alasan yang gue bilang, lo pasti ga akan terima, dan gue juga udah ngambil keputusan,"Anaya berbalik ke arah depan dan Reva pun berjalan guna mendekati temannya itu.
Disisi lain mereka berenam merasa khawatir karena sudah hampir 2 jam Reva belum kembali. Padahal jika mereka sudah berbaikan tak mungkin akan memakan waktu selama ini. Rey sudah berulang kali bolak-balik kesana kemari saking khawatirnya kepada mereka berdua.
"Aku rasa salah satu dari kita harus mencari mereka, perasaan aku tidak enak sedari tadi,"Via berucap dan ingin berdiri menyusul kedua temannya itu.
"Lo tetap disini, gue yang bakal nyari Reva sama Aya."final Rey saat mengingat bahwa Via kakinya tak memungkinkan buat berjalan mencari keduanya.
"Gue ikut lo,"Jiian mengusulkan diri.
"Yaudah kalian hati-hati. Gue harap mereka bener-bener udah baikan."Putri juga khawatir mengingat bagaimana watak kedua temannya itu yang memang sangat keras kepala.
Pergi menyusuri setiap daerah sekitar sini. Berharap akan menemukan mereka. Ini sudah sangat berbeda dari apa yang dikatakan Reva bahwa dia akan berbaikan dengan cepat dan membawa Aya bersamanya.
"Lebih baik kita nyari terpisah, lo lantai 2 gue lantai 1,"ucap Jiian kepada Rey karena itu akan menghemat waktu. Dan pas sekali karena lantai apotek ini ada dua lantai dan mereka juga berdua.
"Oh, oke gue bakal nyari mereka ke atas,"akhirnya Rey berjalan ke arah tangga yang lumayan jauh dari tempatnya berada saat ini.
Reva berjalan mengikis jarak yang tersisa dengan dirinya dan juga Aya. Reva memutuskan itu saat melihat gadis itu berdiri dari duduknya.
"Gue minta maaf, seharusnya gue juga bisa nepatin diri di posisi lo, jadi lo turun dulu jangan kayak gini ayy,"Reva semakin mendekatkan tangannya ke arah kaki Anaya takut gadis itu jatuh ke bawah.
"Kata orang, nyawa dibalas nyawa, karena gue udah bunuh nyokap lo setidaknya dengan ini lo ga ngerasa kecewa sama gue,"Anaya semakin kuat dengan niat awalnya. Yang dia lakukan juga ingin mengurangi rasa bersalah nya kepada Reva. Dia tak takut karena dia sudah belajar tentang tanggung jawab sebelumnya.
"LO GILA?! APA YANG LO MAU LAKUIN!?"Reva membentak Aya lebih keras.
"Rev, gue harap lo bisa paham sama situasi gue,"ucap Anaya sambil melangkahkan satu kakinya maju ke depan.
"Gue udah paham, jadi lo turun, gue udah maafin lo,"Reva masih berusaha meyakinkan Aya untuk membatalkan niat buruknya.
"Pada akhirnya lo belum juga paham dari semua perkataan gue rev,"sedetik kemudian Aya menjatuhkan dirinya ke bawah dengan tersenyum ke arah Reva. Ini bukan apa-apa baginya. Dia tidak akan mati hanya karena jatuh dari lantai dua.
Dia paham bagaimana perasaan saat orang yang kita sayangi pergi dari sisi kita selama-lamanya. Dia pasti juga akan sangat kecewa sama seperti yang dirasakan oleh Reva saat ini.
Mereka tidak sadar bahwa sebelum Aya jatuh Rey melihat semua kejadian itu. Dia terkejut saat melihat bahwa Reva lah yang mendorong Aya. Ini sangat diluar dugaannya.
"Wanita sialan."ucap Rey dan pergi begitu saja turun ke lantai dua tergesa-gesa. Rey hanya ingin Anaya baik-baik saja. Ia akan merasa sangat bersalah jika gadis itu terluka.
"Rey, ini ga kayak yang lo pikirin. Bukan gue yang dorong dia,"ucap Reva saat mendengar apa yang barusan Rey ucapankan.
Tunggu, wanita sialan? Reva ngak salah dengar kan?Lalu bagaimana dengan hubungan mereka? Apa-apaan ini? Bahkan mereka belum sampai satu minggu tapi bukan itu yang terpenting! Bagaimana keadaan Anaya?.
Heii, gimana ini? Ngerti ga sih maksud tembok itu? Yang kayak pembantas lantai dua itu loh ahhh pusing
Thanks for your coment and vote!Papay
Jumat, 15 juli 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Hav Av Blod ✔
RandomCAST S1 ADA DI S2 NYA! DENGAN JUDUL : A.G.A.I.N? JADI YANG KEPO DENGAN CAST NYA SILAHKAN LIAT DI S2! "gue suka lo, dan itu suatu fakta bukan kebohongan." "what suka sama gue! Bisa mikir ga? kata-kata lo konyol. Kita aja belum tentu hidup atau mati...