¹⁸¤ Achtzehn Kapitel ¤

34 23 11
                                    

Update!
Happy reading
Dont forget to vote and coment!

"Kok gue sih kak, lepasin tangan gue oi!"Putri masih mencoba melepaskan cengkraman Aska pada tangan nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kok gue sih kak, lepasin tangan gue oi!"Putri masih mencoba melepaskan cengkraman Aska pada tangan nya.

Aska yang seakan tidak peduli dengan apa yang di ucapkan oleh Putri terus saja menggenggam tangan nya erat tanpa berniat untuk melepaskan nya.

Sampai lah mereka di depan sebuah mobil yang lumayan besar untuk menampung mereka semua bahkan juga menampung makanan dan peralatan perang yang mungkin akan mereka bawa.

"Aku tahu! Tapi apa salahnya untuk berjuang ay?"Reva membentak Anaya yang sepertinya telah kehilangan semangat untuk bertahan hidup.

"Gue cape!, perjuangan kita juga belum tentu hasil akhirnya akan berhasil juga kan!?"terjadilah perdebatan antara Reva dan Anaya, perdebatan yang cukup menegangkan.

"Lo ga boleh cape! Kita pasti bisa selamat, pegang kata-kata gue!"Reva lagi-lagi mencoba memberikan harapan hidup pada Anaya yang sudah lelah jika terus-terusan begini.

"Udah, reva benar! Ga ada perjuangan yang sia-sia asal lo tau,"ujar Reyhan ikut ambil adil dalam perdebatan yang terjadi.

"Serah kalian,"singkat nya.

Ya perdebatan tidak akan terhenti jika saja Putri dan Aska tidak menarik tangan temannya agar menuju kearah mobil yang mereka temukan.

Mereka berjalan dan memindahkan beberapa barang dari mobil lama ke mobil yang baru mereka temui.

"Masuk!"perintah Jiian terdengar di sepanjang jalanan yang kosong.

"Gue gamau! Stop nyuruh gue buat masuk ANJ!"ujar Anaya dengan tatapan dingin dan tajam nya.

"Lo tau kan?, gue gasuka dibantah!"Jiian menarik paksa tubuh gadis itu hingga tubuh Anaya sedikit terbentur ke kursi mobil.

"Heh! Jangan kasar dong."Reva mendekat berusaha menengahi perdebatan besar yang terjadi antara Jiian dan Anaya.

"Jalan."singkat Jiian.

Suasana selama perjalanan sangat hening, tidak ada yang berani angkat bicara dalam situasi tegang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana selama perjalanan sangat hening, tidak ada yang berani angkat bicara dalam situasi tegang. Memilih diam dengan hati dan pikiran yang berkecambuk, sampai disini? Harapan hidup mereka apakah sampai disini?

Hav Av Blod ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang