¤ Acht Und Zwanzig Kapitel ¤

23 12 2
                                    

Update!
Happy reading
Dont forget to vote and coment!

Pagi hari sekitan jam 7 pagi, Via terbangun dari alam mimpi nya, lalu gadis itu memilih untuk duduk dan melihat teman-temannya yang masih nyenyak dalam tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi hari sekitan jam 7 pagi, Via terbangun dari alam mimpi nya, lalu gadis itu memilih untuk duduk dan melihat teman-temannya yang masih nyenyak dalam tidurnya.

Gadis itu rasanya ingin membangunkan teman-teman nya karena perut yang telah minta diisi, tapi ia sadar dan telah berniat untuk tidak menyusahkan orang lain lagi.

Jadi ia memilih untuk mengambil sapu yang ada didekat sofa itu dan berjalan menggunakan bantuan benda tersebut, meski susah juga menyakitkan tapi ia tetap berusaha.

Berjalan menuju tempat persediaan makanan mereka lalu mengambil mie dari dalam tas itu dan membuat mie tersebut untuk nya dan juga teman nya yang lain.

Tidak lama setelah itu, satu persatu dari mereka terbangun akibat mencium aroma mie yang sangat semerbak. Merasa bingung lalu mereka berjalan kearah dapur dan disana telah ada seorang gadis yang sibuk berkutat dengan mie nya.

"Hi kalian semua telah bangun?"tanya Via dengan senyum yang masih mengembang di belah bibir nya, namun siapa saja tau jika gadis itu menangis karena bekas air mata nya.

"Kuat masak Vi?"Reva mendekat lalu mengambil alih kegiatan yang dilakukan temannya itu.

Seakan merasa ada yang kurang, Via kembali bersuara. "Kak Aksa mana? Apa dia belum bangun?

"Dia pergi sendirian,"singkat Anaya sembari mengambil mie yang telah di masak oleh Via barusan.

Dunia nya Seakan berhenti, ia termenung memikirkan hal buruk yang terjadi pada pemilik hati nya itu. Apa kak Aksa akan baik-baik saja? Dia sendirian.

"Kenapa tidak kalian tahan?"tatapan gadis itu begitu kosong, walau sekasar apapun Aksa pada nya, ia tetap sangat mencintai pemuda itu!.

"Biarin aja dia mati, lagian dia udah nyakitin lo juga,"ujar Jiian ikut memprovokasi Via.

"Lo juga nyakitin dia btw, lagian udah lah gaada guna nya mikirin orang yang ga mikirin kita."yang awal nya hanya perdebatan kecil sekarang malah sama-sama terbawa emosi antara Jiian dan Rey padahal bukan ini tujuan mereka.

Bahkan kedua pemuda itu saling pukul, kekuatan mereka berdua tidak sebanding dengan para gadis jadi butuh waktu lama untuk mereka melerai. Memang ada Aska disana, tapi dengan keadaan kaki nya yang belum sembuh seutuh nya itu tetap saja mereka kewalahan.

"Sudah! berhenti! Kenapa kalian malah bertengkar? Cepat habiskan makanan nya! Kita harus cari Kak Aksa cepat!"teriak Via sontak membuat semua orang terdiam dan menatap kearah nya.

"Kenapa? Dia sendirian, kenapa kalian malah ribut?"suara nya bergemetar, pandangan nya pudar akibat air mata. Ia hanya bisa menundukkan menatap nanar tangan nya yang tidak berguna itu.

"Dia bisa jaga diri, kenapa lo kayak gini? Ada hal yang lo sembunyiin dari kami,"kata Anaya memberikan kode kepada teman-temannya untuk segera memanggil Aksa dan meninggalkan mereka berdua diruangan itu.

Hav Av Blod ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang