¤ Zwei Und Dreißig Kapitel ¤

26 14 3
                                    

Update!
Happy reading
Dont forget to vote and coment

Beberapa lama tidak ada kegiatan karena mereka hanya ingin beristirahat melepas lelah akibat beberapa hari ini harus terus berjalan karena mobil yang tidak dapat ditemukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa lama tidak ada kegiatan karena mereka hanya ingin beristirahat melepas lelah akibat beberapa hari ini harus terus berjalan karena mobil yang tidak dapat ditemukan.

Menikmati waktu bersama di pinggiran sungai, ditemani hembusan angin dan juga alunan indah dari aliran sungai yang sangat menyejukkan hati dan pikiran.

Melupakan fakta bahwa mereka sedang berada di fase genting, bagaimana tidak? Hidup dan mati dipertaruhkan disini.

"btw  mending kita cari kayu bakar deh untuk malam hari nanti,"saran Reva yang memecahkan keheningan diantara semua.

Tapi tidak ada yang menjawab ucapan nya, beberapa dari mereka telah tertidur dipinggir sungai dan dibawah pohon rindang penghambat masuk nya sinar matahari.

"Cuma kalian berdua yang masih bangun?"tanya Reva kesal, Ingin rasanya Reva membanting tubuh mereka, tapi mengingat semua yang telah mereka lalukan ia hanya tersenyum paksa.

"Yaudah kita aja yang pergi bertiga,"ajak Rey berdiri dari duduknya dan mendekat kearah sang pujaan hati yang telah bersiap terlebih dahulu.

"Mending kalian berdua aja deh, biar gue yang jaga mereka,"sela Jiian.

Yakali gue ikut, yang ada jadi nyamuk, batin Jiian.

"Sip, bisa berduaan gue. Yok Reva!"ujar Rey penuh semangat sambil menarik tangan gadis itu menyebrangi sungai di depan nya dan masuk kedalam hutan.

Berjalan berdua tanpa ada sepatah kata pun yang terucap, banyak faktor yang dapat menjelaskan kenapa mereka diam tanpa bicara.

Faktor utama adalah agar para zombie tidak dapat mengetahui keberadaan mereka berdua dan ada pula faktor salting ditambah canggung jika ditinggal berdua seperti ini.

Masuk semakin dalam dan mengambil beberapa kayu bakar yang berserakan sepanjang perjalanan,"cukup nih kayaknya,"ujar Reyhan memecah keheningan setelah ia rasa kayu bakar yang mereka kumpulkan cukup untuk semalam.

"Iya sih, kuy bawa," jawab Reva santai dan mengangkat beberapa kayu bakar lalu mencoba berjalan terlebih dahulu meninggalkan Rey yang masih diam berdiri.

"Gak jangan, biar gue yang bawa."Rey mengejar Reva dan mengambil seluruh kayu bakar yang dibawa gadis itu.

"Lo ga takut?"tanya Rey basa-basi dan mencoba membuka obrolan antara mereka berdua, entah sejak kapan mereka merasa canggung seperti ini.

"Takut paan."Reva kembali bertanya dan dibalas dengan tatapan heran dari Reyhan.

"Takut diserang zombie gitu..?"balas Reyhan masih dengan ekspresi bingungnya.

"Buat apa, kan ada lo,"jawab Reva tanpa ekspresi diwajah nya, jujur saja ia mengutuk diri  sendiri mengapa mengucapkan hal itu.

"Buat apa, kan ada lo,"jawab Reva tanpa ekspresi diwajah nya, jujur saja ia mengutuk diri  sendiri mengapa mengucapkan hal itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hav Av Blod ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang