¤ Drei Und Vierzig Kapitel ¤

30 16 0
                                    

Update!
Happy reading
Dont forget to vote and coment

"Bagaimana keadaan teman saya pak?"tanya Putri pada tiga orang pria paruh baya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana keadaan teman saya pak?"tanya Putri pada tiga orang pria paruh baya itu.

"Dia baik-baik saja, namun harus tetap beristirahat beberapa hari agar benar-benar pulih." Salah satu pria itu menjelaskan semuanya dengan lembut.

"Kalian cukup hebat dapat bertahan selama ini, apa ada dari kalian yang mati atau terinfeksi?"tanya pria itu kembali.

Anaya masih sibuk mengamati keadaan sekitar dan memahami situasi, siapa tiga orang layak nya profesor ini? Kenapa dia punya firasat buruk atas itu.

"Ada yang terinfeksi dari kami jadi hanya tinggal kami,"ujar Aksa menarik tubuh Via agar menjauh dari salah satu profesor yang memandang lapar.

Memang disini salahnya gadis itu menggunakan rok yang pendek hingga mengundang nafsu dari profesor yang baru saja mereka temukan itu.

Anaya menarik kecil lengan baju Rey dan bertanya, "siapa mereka?"tanya nya pada pemuda di sebelah nya yang masih berusaha mengontrol emosi agar tidak meledak.

"Gatau, mereka yang nolongin gue pas hampir di ambang kematian,"jawab Rey.

"Gue punya firasat buruk terhadap mereka,"bisik Anaya lagi.

Profesor itu kembali melangkah memasuki tempat dimana Anaya diobati oleh Via, ketiga profesor itu lah yang menyelamatkan Rey sehingga selamat dari ajal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Profesor itu kembali melangkah memasuki tempat dimana Anaya diobati oleh Via, ketiga profesor itu lah yang menyelamatkan Rey sehingga selamat dari ajal.

"Kalian semua warga asli dari kota ini?"profesor itu bertanya membuat alis Jiian sedikit naik.

Rey dengan ramah membalas pertanyaan profesor itu, bisa dianggap seperti etiket karna mereka juga telah menolong dirinya.

"Engga pak, kami sebenarnya dari Luxity International High School"balas Rey menatap profesor itu.

Salah satu profesor itu melirik kedua temannya sampai salah satu dari mereka mengangguk membuat Reva juga merasakan perasaan yang tak dia pahami.

"Kalian ga berusaha untuk mencari jalan agar selamat dari wabah zombie ini?"ntah ada angin apa Putri juga bertanya membuat ketiga profesor itu tertawa.

"Hahaha, kalian sungguh lucu,"profesor itu mengusap air matanya yang keluar lalu berkata lagi, "Kami juga udah berusaha keluar tapi pada akhirnya tempat ini cukup nyaman,"profesor itu berkata lantang dan yang lain pun mengangguk paham mungkin saja mereka bertiga sama seperti mereka yang semua.

Hav Av Blod ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang