Emang lo punya harta sebanyak dosa buat foya-foya?
#Muhasabah
______Sepulang dari les bersama Jauza bagaikan charger bagi Nizar. Semangatnya seketika full dan berapi-api. Bahkan sepanjang jalan pulang menuju toko furniture-nya, Ia bernyanyi-nyanyi tidak jelas.
"Dan ku bertemu dia temaniku sepanjang waktu, menghilangkan stresku. Membuat, hatiku makin sayang ...." Nyanyinya dengan lagu yang liriknya dibuat-buat.
Para pengendara yang melewatinya dibuat terheran-heran dengan tingkah Nizar. Namun, Nizar tak memperdulikannya. Akan tetapi, tiba-tiba Nizar menghentikan motornya di pinggir jalan tatkala Ia melihat seorang kakek yang menurutnya hendak menyeberang.
Melihat lalu lalang yang padat, Nizar inisiatif untuk membantu kakek-kakek tersebut menyeberang. Namun kakek tersebut terlihat bingung melihat Nizar menghampirinya.
"Kakek mau nyebrang yah? Sini biar saya bantu." Tawar Nizar menarik tangan kakek tersebut untuk membantunya menyebrang. Namun kakek tersebut terlihat sangat kebingungan dan berusaha mengelak. Mungkin, kakek tersebut ketakutan karena Nizar adalah orang baru baginya.
Nizar yang melihat ekspresi menolak dari kakek tersebut, mencoba meyakinkan bahwa niatnya memang baik untuk membantu kakek tersebut.
"Kakek tenang saja, saya bukan orang jahat kok! Saya di sini benar-benar cuman mau nolongin kakek nyebrang, soalnya jalannya cukup ramai kendaraan." Jelasnya sambil menuntun kakek tersebut menyeberang dengan aman dan selamat. "Lagian kakek sendirian ajah, ini anak atau cucu kakek kemana? Tega banget biarin kakek sendiri." Lanjutnya.
Sesampainya di seberang jalan, bukannya mengucapkan makasih atas bantuan Nizar yang telah membantunya menyeberangi jalan, kakek tersebut malah memukuli Nizar dengan tongkatnya.
Melihat itu Nizar justru kaget, karena kakek tersebut tiba-tiba memukulinya tanpa sebab. "Aw! Kakek kenapa malah mukul saya?" Ringisnya belari menghindari pukulan tersebut. Namun, kakek tersebut tetap mengejarnya.
Apa kakek tersebut orang gila? Karena bukannya berterima kasih, Ia malah memukul bagai orang yang tak punya akal.
"Ayah, ayah kenapa malah mukulin orang di sini sih?" Ujar seorang lelaki paru baya menghentikan aksi kakek tua tersebut.
"Maaf yah dek! Ayah saya akan menjalani operasi pita suara, mungkin karena itu dia jadi tegang begini." Tambah lelaki tersebut merasa tidak enak. Nizar hanya membalas dengan anggukan paham. Pantas saja sejak tadi kakek itu tidak berbicara sepatah kata apapun.
"Tadi ban motor saya bocor, jadinya saya suruh ayah saya tunggu di seberang sementara saya ke bengkel. Saya juga bingung, bagaimana bisa ayah saya bisa nyeberang ke sini sedangkan lalu lalang kendaraan cukup ramai." Lanjut lelaki tersebut terheran-heran. Sementara Nizar hanya memasang wajah pura-pura tidak tahu.
"Kalau begitu saya duluan yah dek," ujarnya menuntun ayahnya naik ke motor. Nizar juga membantu kakek tersebut untuk naik ke atas motor, tetapi setelah membantu kakek tersebut, tangannya digetok dengan tongkat membuat Nizar kaget.
Dasar kakek tak tau di untung!
Lelaki tersebut memencet klakson motornya, sampai akhirnya semakin menjauh dari pelupuk mata Nizar. Sedangkan saat ini Nizar tertawa terbahak-bahak mengetahui bahwa dia salah sasaran untuk berbuat baik. Ternyata, kakek tersebut tidak ingin menyeberang. Orang-orang yang berjalan di trotoar pun dibuat bingung, pasalnya ganteng-ganteng tapi stres.
•••••
"Dari mana ajah sih lo? Mentang-mentang lesnya sama pujaan hati, waktu yang lama terasa singkat. Gue capek tau nggak nungguin lo dari tadi." Dengus Abay saat melihat Nizar yang baru saja datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zaruza ✓
General Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] "Dalam islam, pacaran itu dilarang dan haram hukumnya. Kalau perihal jodoh, itu sudah diatur oleh Allah dan tentu saya punya. Entah itu dia yang tertulis di Lauhul Mahfuz atau maut." Jauza menjelaskan panjang lebar. "Lauhu...