38|| Niat Baik

187 23 4
                                        

Cowok yang ngajak pacaran,
akan kalah dengan
cowok yang ngajak ke pelaminan.
_________

"Kamu sudah mencoreng nama baik keluarga kita, Najwa!" Gertak Naldi dengan suara tinggi. "Mau di taruh mana muka, Papa? Hah!" Amarah Naldi kini bergejolak.

Najwa yang ketakutan kini menggenggam bajunya kuat, dan tengah berada dipelukan Naya. Pria yang membantu Najwa tadi,  juga menjadi saksi dari amarah yang diluapkan oleh Naldi.

"Ada apa ini ribut-ribut? Suara kalian kedengaran sampai depan." Ujar Nizar yang baru saja datang dari basecampnya. "Loh, Ikshan kok lo bisa ada di sini?" Lanjutnya. Namun, tak mendapat jawaban dari Ikhsan.

Nizar mengedarkan pandangannya pada sosok perempuan yang gak lain adalah kakaknya sendiri, menangis sesenggukan di dalam dekapan mamanya.

"Kak Najwa, lo kenapa nangis? Ma, ini ada apa? Pa, Ikhsan? Ini sebenarnya ada apa sih?" Gusarnya, hatinya sangat sakit melihat kakaknya menangis.

"Kamu tanya sendiri sama kakak kamu itu! Dia sudah membuat keluarga kita malu. Dengan mudahnya dia mau diajak menginap ke hotel dengan seorang pria." Geram Naldi melenggang pergi. Ia membutuhkan waktu sendiri untuk meredam emosinya yang diluar kendali.

Nizar menatap tajam ke arah kakaknya. "Jadi semalam lo ke hotel dan bukan karena urusan kampus?" Tanyanya memegang kedua lengan kakaknya erat. "Siapa cowok itu, Kak? LO!" Nizar beralih menatap ke arah Ikhsan.

Kerah baju Ikhsan telah ditariknya. "JADI LO YANG UDAH NGELAKUINNYA? HAH!" Dengus Nizar dengan suara tingginya.

"Bu-bukan gue, Zar. Gue cum—"

"GAK USAH NGELAK LO, BANGSAT! LO YANG UD—"

"Zar, bukan Ikhsan. Dia cuman nolongin kakak kamu."

Perlahan tarikannya dari kerja baju Ikhsan melonggar. Ikhsan langsung menarik nafas lega, dari rasa cekikikan di lehernya karena tarikan tadi.

"Terus siapa, Ma? Kakak, jawab!" Nizar frustasi dibuatnya. "Arhan?" Duga Nizar meminta jawaban dari sang kakak yang kini mengangguk kecil.

Nizar mengepalkan kedua tangannya. Ia sudah curiga dari dulu bahwa Arhan bukanlah orang baik-baik untuk kakaknya. "ARHAN!!" Geramnya.

"Alamatnya di mana, Kak? Biar gue kasih pelajaran sama cowok brengsek itu." Dengusnya dengan emosi tertahan. "Kak Najwa? Alamat cowok brengsek itu di mana?" Tanya Nizar tidak sabar. Najwa menggeleng takut.

"LO NGGAK TAU ALAMAT COWOK ITU? ANJ! SELAMA INI LO PACARAN KEMANA AJA, HAH?!! MAKANYA KALO CARI COWOK ITU HARUS JELAS ASAL USULNYA. KALO UDAH RUSAK BEGINI, RIBET KAN URUSANNYA." Nizar mengacak rambut frustasi.

"JADI, YANG JEMPUT LO SEMALAM ITU ARHAN BUKAN TEMAN?" Nizar menatap tajam ke arah Najwa seolah mengintimidasi. Naya dan Ikhsan hanya bisa berdiam menyaksikan amarah Nizar. Sedangkan Najwa, Ia mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan adiknya.

"BAJINGAN TUH COWOK!!" Sungutnya, meninju meja di depannya. "TERUS, KENAPA LO MAU SEDANGKAN LO TAU KALAU ITU SUDAH MALAM? HAH!! DAN JUGA KENAPA LO BOHONG, HAH? ANDAI DARI AWAL GUE TAU KALO LO BAKAL PERGI SAMA COWOK BRENGSEK ITU, GUE BAKAL BUNUH DIA DETIK ITU JUGA." Geram Nizar dengan suara tinggi menggertak giginya. Rahangnya mengeras menandakan betapa amarahnya kian memuncak.

"INI COWOK YANG LO BILANG SERIUS ITU? CUIH!" Ia berdecih.

"Zar, sudah Nak! Jangan marah-marah! Sekarang, kita cuman bisa pasrah dan mencari jalan keluarnya." Naya berusaha menenangkan Nizar.

"Pasrah mama bilang? Nizar gak bakal tenang sebelum dapat tuh cowok setan." Sahut Nizar tak terima. "Sekarang, Lo Najwa! Gue ingin lo ceritain semuanya dari awal. Gue ingin tau, kejadiannya itu bermula gimana." Nizar ikut sedih sekaligus kesal dengan kakaknya ini. Fikirannya campur aduk saat ini. Bagaimana tidak, kakak satu-satunya sekaligus kesayangannya itu dengan mudahnya dirusak oleh cowok setan seperti Arhan.

Zaruza ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang