Seringkali, seseorang berubah karena sebuah alasan.
Jadi bisa saja kamu menjadi salah satu alasan
berubahnya seseorang menjadi lebih baik.
_____Tidak tahu kenapa, siang-siang begini tiba-tiba muncul perasaan yang tidak enak yang dialami oleh Nizar. Hatinya merasa ada hal yang tidak Ia duga akan terjadi.
Entah apa itu, yang jelas Nizar juga tidak tau. Pikiran dan hatinya juga selalu tertuju pada Jauza. Apakah ada yang terjadi dengan Jauza? Sungguh Nizar sangat khawatir.
Karena takut terjadi apa-apa kepada Jauza, Ia hendak untuk mengunjungi Jauza untuk memastikannya baik-baik saja. Dan selama perjalanannya ke rumah Jauza, Nizar melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.
Namun, saat sampai di depan kontrakan Jauza, Nizar heran mengapa ada banyak orang dan terdapat janur kuning di sana. "Siapa yang menikah?" Tanyanya pada dirinya sendiri, sembari turun dari motornya.
Betapa terkejutnya Nizar saat melihat semua itu. Ia sampai menjatuhkan helm yang dibawanya, saking kagetnya dengan apa yang dia lihat. Nizar sampai mengucek matanya berulang kali untuk memastikan apa yang dilihatnya itu salah. Namun, ternyata semua itu benar-benar terjadi.
"Binti Ahmad Dahlan dengan mas kawin seperangkat alat sholat di bayar tunai."
"Sah!"
Yup, dia melihat Abay dan Jauza menikah. Saat ini sedang melangsungkan akad. Nizar sampai tak bisa berkata apa-apa lagi. Sahabat dan pujaan hatinya telah menikah.
Sahabatnya telah mengkhianatinya. Sakit sekali rasanya dikhianati oleh sahabat kita sendiri. Bahkan, Nizar sampai mengeluarkan air mata karena emang sesakit itu.
Coba bayangkan, kamu menyukai seorang wanita yang telah mengajarkan kamu arti cinta sejati, bahkan sahabatmu pun tahu akan hal itu. Namun, tanpa kau sadari ternyata sahabatmu sendirilah yang akan menghancurkanmu.
Sakitnya itu bagai asyik-asyiknya makan ikan tapi keselek, mungkin bisa lebih dari ini. Sakit cuy! Karena tantangan terbesar dalam suatu hubungan itu adalah orang terdekat, jadi kamu harus waspada.
"Zar, thank you yah udah mau datang." Ujar Abay menggandeng istrinya, menghampiri Nizar.
"Bangsat lo!" Umpat Nizar mendorong pundak Abay. Nizar kemudian berbalik untuk pulang, namun tanpa sengaja Ia menginjak got saluran air yang berada tepat di belakangnya, alhasil Ia pun terjatuh.
Nizar terkelungkup di atas lantai sampai meringis. Ia heran melihat sekelilingnya yang suasananya persis dengan kamarnya. Ia kemudian menepuk kedua pipinya, untuk memastikan apakah dia bermimpi atau bagaimana.
"AWW!" Ringisnya. Ia merasa pipinya sangat sakit. Ternyata penglihatannya melihat Abay dan jauza menikah itu hanyalah mimpi.
Nizar seketika mengelus dada dan bersyukur semua itu bukanlah sebuah kenyataan melainkan hanya mimpi. Hampir saja Ia meng-smackdown Abay karena berani-beraninya ingin merebut Jauza darinya.
Tapi kenapa tiba-tiba Ia bermimpi seperti itu?
••••••
Nizar menjitak kepala Abay tanpa sebab, membuat sang empunya kepala meringis sakit.
"AWW, Anj*r! Lo apa-apaan sih, Zar? Main jitak-jitak kepala gue." Dengus Abay mengusap-usap kepalanya.
"Gue mimpiin lo nikah sama Jauza, tau nggak."
Abay memutar bola matanya kasar. "Yaelah, gue gak mungkin kali ngerebut Jauza dari lo. Lagian, gue sudah punya Ulfa, yakali!"
"Awas ya, kalau sampai lo nikung gue! Mimpi gue semalam itu kayak kenyataan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Zaruza ✓
General Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] "Dalam islam, pacaran itu dilarang dan haram hukumnya. Kalau perihal jodoh, itu sudah diatur oleh Allah dan tentu saya punya. Entah itu dia yang tertulis di Lauhul Mahfuz atau maut." Jauza menjelaskan panjang lebar. "Lauhu...