Masalah merupakan cobaan hidup,
tapi kalau terus-terusan ada,
bukan coba-coba lagi namanya.
________⚠️ Jangan lupa ditandai
Jika nemuin typo👉🏻👈🏻
•
•
•"Ulfa?" Ujar Abay tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Pasalnya, Ia melihat Ulfa yang sedang bergelayut manja dengan seorang pria yang belum jelas wajahnya karena menghadap belakang.
"Jauza?" Batin Nizar, tatkala Ia melihat dari sudut yang lainnya, seorang yang persis dengan Jauza duduk memangku di atas pria hidung belang.
Ia memicingkan mata untuk memastikan bahwa penglihatannya itu salah. Namun sayang, berulang kali Ia mengucek matanya, yangdilihat menang adalah Jauza. Dan yang paling membuat Nizar tak percaya adalah, Jauza sedang tidak mengenakan hijab dan memakai pakaian ketat dan seksi. Jauza tidak memperhatikan ke arah lain, karena hanya berfokus dengan prianya.
Itu tidak mungkin Jauza, ini pasti hanya sekedar kesalahan. Tidak mungkin Jauza melakukan hal tersebut. Namun, bentuk wajahnya, tingginya, warna kulitnya serta caranya tersenyum itu benar-benar persis dengan Jauza.
Abay berjalan menghampiri kekasihnya yang sedang bermesraan itu dengan amarah. Nizar dibuat bingung, tujuannya ke sini adalah untuk menemani Abay, namun Ia dibuat terkejut dengan kebenaran yang dilihatnya. Ingin sekali rasanya Nizar menghampiri Jauza, tapi Ia takut mengganggu keasyikan dua sejoli itu.
Lebih baik Ia menemani sahabatnya untuk melabrak Ulfa. Namun, sebelum itu Ia harus memastikan sesuatu agar hatinya tenang.
Nizar berjalan keluar hendak ke bagian receptionist. Namun tak sengaja menubruk seseorang. "Maaf pak, saya tidak sengaja."
"Iya tidak apa-apa." Ujar pria paru baya tersebut. Nizar melihat name tag yang terdapat pada jas pria itu, yang ternyata adalah seorang manager dari club ini.
"Bapak manager di sini?" Tanya Nizar.
"Iya, ada yang bisa saya bantu?"
"Pak, kalau boleh tau siapa nama perempuan yang ada di sana?" Tanyanya menunjuk ke arah Jauza.
Pria tersebut memicingkan matanya. "Oh itu namanya Jauza Zara Fazila, biasa dipanggil Jauza. Dia pekerja baru di sini, belum cukup sebulan. Dia sebagai penghibur di club ini. Apa adek mau booking dia seperti pria yang sedang bersamanya?" Tawarnya.
Nizar menggeleng. "Nggak, Pak. Saya cuman nanya, terimakasih. Kalau begitu saya permisi," jawabnya menjauh dari sana, lalu mematung. Ternyata Ia sudah salah menduga jika Jauza adalah perempuan baik-baik.
Awalnya Ia mengira perempuan itu hanya sekilas mirip dengan Jauza, tetapi manager itu tidak mungkin berbohong.
Kini, Ia beralih menghampiri sahabatnya yang sudah bercekcok dengan kekasih dan pria yang sedang bersamanya.
"Sa—sayang, aku bisa jelaskan semuanya." Ulfa gemetar berusaha menjelaskan semuanya.
"SEMUANYA SUDAH JELAS ULFA! NGGAK ADA LAGI YANG BISA DIJELASIN." Gertak Abay tersulut emosi. Nizar datang dan memegangi pundak Abay agar bisa mengontrol emosi.
"Dia cuman teman, sayang."
"TEMAN, TEMAN ... TEMAN TAPI MESRA GITU? GAK USAH BERKEDOK TEMAN DEH! LO LUPA DULU KITA BERAWAL DARI APA? TEMEN 'KAN!"
"LO JUGA! BERDIRI LO BANGSAT!" Abay menarik kerah baju pria yang tengah duduk menunduk tersebut. "LO?" Kagetnya melihat wajah pria tersebut yang tidak asing baginya.
"Oh, pantas selama ini lo selalu nolak buat diantar pulang dan lebih memilih naik ojek. Jadi, tukang ojek ini selingkuhan lo?" Ujar Abay sambil tertawa renyah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zaruza ✓
Narrativa generale[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] "Dalam islam, pacaran itu dilarang dan haram hukumnya. Kalau perihal jodoh, itu sudah diatur oleh Allah dan tentu saya punya. Entah itu dia yang tertulis di Lauhul Mahfuz atau maut." Jauza menjelaskan panjang lebar. "Lauhu...