47|| Accident

279 20 3
                                        

Kabar yang paling aku benci dari kamu,
Adalah kabar kamu pergi ninggalin aku.
_____

Stay vote and comment my story bestie.
______

Tak terasa usia pernikahan mereka hampir menginjak satu tahun. Yakni sudah 10 bulan lamanya. Dan kini, Jauza tengah hamil tua, yakni sudah memasuki bulan kelahiran. Badannya sedikit berisi, dengan perut yang terlihat sangat besar.

Untungnya, hamilnya itu tidak terlalu menyulitkannya dan juga sang suami. Dia tidak terlalu merasakan mual, dan tidak terlalu meminta apapun saat ngidam. Dia hanya selalu ingin berada di samping suaminya. Hal itu membuat Nizar senang hati.

Sebaliknya, semenjak istrinya hamil, Nizar sering sekali ingin  makan ketopraknya Mas Joko, ini sepertinya Nizar yang mengidam.

"Sayang, aku buru-buru ke kantor yah! Soalnya ada meeting mendadak." Nizar mencium pipi sang istri yang sedang sarapan di meja makan

Tak lupa pula, Ia menyalimi sang mertua. "Ibu, aku berangkat yah, assalamualaikum." Pamitnya, "Iya, Nak!" Jawab Zahra. "Waalaikumsalam," jawab keduanya.

Nizar dan Jauza memang tinggal bersama ibunya. Sebab, Zahra tidak ingin tinggal sendiri di rumah seluas ini. Dia pasti akan merasa kesepian.

"Astagfirullah," ucap Nizar menepuk jidatnya. "Kenapa, sayang?" Tanya Jauza.

"Mobil aku kan masih di bengkel," sahutnya. Entah kenapa Nizar menjadi seorang pelupa seperti ini. "Pakai mobil aku ajah sayang. Nih kuncinya," Jauza memberikan kunci mobilnya kepada sang suami.

"Tapi, katanya hari ini kamu mau periksa kandungan sayang?"

"Kamu lupa yah, kemarin kan udah di antar sama kamu." Balas Jauza. Ia heran kenapa suaminya itu sangat pelupa. Jauza memeluk pinggang suaminya.

Nizar tersenyum dan juga memeluk pinggang istrinya dari belakang. Mereka berdua berjalan keluar, Jauza berniat mengantarkan suaminya ke depan yang akan berangkat kerja.

"Yaudah aku berangkat yah, sayang." Nizar mencium puncak kepala Jauza, begitupun Jauza yang menyalimi suaminya. "Dede, ayah berangkat kerja dulu yah! Kamu jangan nakal-nakal nendang-nendang perut mama. Cepet-cepet lahir yah, Ayah udah gak sabar mau main sama kamu." Nizar mengusap perut istrinya itu dengan lembut.

"Sayang, tadi katanya kamu buru-buru."

"Iyayah!" Nizar menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Hal itu membuat Jauza geleng-geleng kepala. "Aku berangkat sayang, kalo ada apa-apa cerita yah! Assalamu'alaikum,"

"Waalaikumsalam, hati-hati yah!"

"Siap sayang," Nizar menjalankan mobilnya keluar dari halaman. Perlahan namun pasti, mobil yang dikendarai suaminya itu hilang dari pelupuk mata Jauza. Saat hendak masuk ke dalam rumah, Jauza tidak sengaja menemukan sebuah jam tangan di tanah, tepat di bawah tempat mobil di parkir. Benda itu tidak asing baginya. "Inikan jam tangannya dokter Virza. Yang aku kasih waktu itu, kok bisa ada di sini?" Monolognya mengerutkan dahi.

Tetapi aneh juga, masa iya Virza datang ke rumahnya pagi-pagi buta begini? Apa dia datang kemarin lalu tidak sengaja jamnya terjatuh? Entahlah, nanti Jauza kembalikan kepada pemiliknya.

Di pihak lain, Nizar tengah fokus mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi namun tidak terlalu. Sebab, Ia mengejar schedule meeting yang mendadak di percepat 20 menit kedepan.

Dari kejauhan, Nizar melihat kendaraan yang satu persatu berhenti karena sedang lampu merah. Namun, saat hendak berhenti untuk mematuhi aturan, ternyata rem mobil Jauza yang dikendarainya saat ini, BLONG.

Zaruza ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang