Orang-orang gak setia memang
cocok dikasih keputusan sepihak.
Selingkuh saja diam-diam, apalagi jika
diberi kesempatan untuk menjelaskan.
______Typo? Comment and tandai!
________"Hahah, diselingkuhin. Kasihan deh lo," gelak tawa Abay mengetahui bahwa salah satu pacar Nizar menyelingkuhinya.
Tak memperdulikan ledekan Abay, Nizar memilih untuk menghampiri gadis yang sedang mengusap keringat selingkuhannya.
"Dewi?" Panggilnya, sang empunya nama pun mendongak. Kaget, tentu saja. Karena Ia tak menyangka jika Nizar ada di sini.
"Nizar!" Ujarnya kaget. "Ka-kamu kok bisa ada di sini?" Tanyanya lagi dengan gemetar. Pantas saja Dewi tidak mengenalinya, pasalnya Nizar memakai kacamata serta masker.
"Yang harusnya nanya itu gue, ngapain lo di sini? Oh jadi, ini cowok baru lo?" Nizar berkacak pinggang.
"Bu—bukan, ini gak seperti yang kamu kira." Dewi meraih tangan Nizar. Namun Nizar menghempaskannya.
"Jadi Dewi ini pacar lo, Zar? Sorry bro, gue gak tahu. Dia sendiri yang mohon-mohon buat jadi pacar gue." Jelas cowok tersebut.
Nizar tersenyum dan menepuk pundak cowok tersebut. "Gapapa, bro. Dulu, dia memang cewek gue, tapi sekarang udah nggak lagi. Gue udah mutusin dia mulai hari ini."
Dewi mendorong cowok yang menjadi selingkuhannya. "Lo apa-apaan sih." Geramnya, "Zar, please jangan putusin aku. Aku masih sayang sama kamu. Aku gak mau putus sama kamu." Mohonnya berusaha menarik tangan Nizar.
Nizar menjauhkan dirinya. Ia tersenyum simpul, seolah tak percaya dengan penuturan Dewi. "Yakin masih sayang?" Dewi pun mengangguk. "Terus dia siapa?" Nizar menunjuk cowok yang sedari tadi bermesraan dengan Dewi.
"I-itu, aku ngelakuin ini karena kamu gak ada waktu buat aku. Kamu sibuk dengan pacar kamu yang lain. A-aku ngaku, aku selingkuh sama dia, tapi aku tetap memprioritaskan kamu. Aku gak cinta sama dia, karena aku cintanya cuma sama kamu." Jelasnya.
Nizar tak mau lagi percaya dengan bualan pacarnya itu. Ralat, mantan pacar.
"Kamu tahu kan, aku kerja. Aku gak seperti pacar-pacar kamu yang lain. Mereka sekampus dengan kamu sehingga mereka bisa ngehabisin waktu banyak sama kamu. Tapi, Setiap aku ada libur, giliran kamu yang gak ada waktu, entah itu lagi ngampus, di basecamp, atau hal lainnya. Makanya, aku ngelampiasin semuanya dengan selingkuh sama dia. Tapi, sumpah! Aku cintanya cuman sama kamu." Lirihnya mendramatiskan mimik. Mungkin itu adalah taktiknya agar Nizar mau mempercayainya.
Abay hanya bisa mengamati semuanya dengan seksama. Ia sangat serius, sebab mereka bertiga seperti sedang beradu acting.
"Apalagi, aku denger dari orang-orang katanya kamu lagi ngedeketin cewek lagi, kalau nggak salah namanya Jauza. Bener?"
"Iya, kenapa? Ada masalah?"
"Berarti kamu mutusin aku cuman karena cewek itu? Apasih istimewanya dia?"
"Ini gak ada sangkut pautnya sama sekali dengan dia. Dan ingat! Jauza itu jauh lebih baik dibanding lo."
"Gue jadi penasaran, gimana cew—"
"Sstt! Udah ya ngomongnya! Telinga gue panas dengernya." Ujarnya, yang membuat Dewi terdiam. "Bro, hati-hati ya! Gue aja berani diselingkuhin." Nizar mengingatkan pada cowok tersebut, kemudian melenggang pergi dan diikuti oleh Abay.
"Nizar! Aku gak mau putus sama kamu." Rengek Dewi, "Liat ajah gue gak bakal tinggal diem." Dewi mengepalkan tangannya.
"Gara-gara elo juga tau nggak!!" Dewi mendorong cowok yang notabennya adalah selingkuhannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zaruza ✓
Ficción General[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] "Dalam islam, pacaran itu dilarang dan haram hukumnya. Kalau perihal jodoh, itu sudah diatur oleh Allah dan tentu saya punya. Entah itu dia yang tertulis di Lauhul Mahfuz atau maut." Jauza menjelaskan panjang lebar. "Lauhu...