Tidak ada larangan mencintai dalam islam,
Hanya saja pacaran itu merupakan perbuatan dosa.
_______Hari ini Nizar memilih lokasi les di rumahnya. Kebetulan Naya dan Najwa juga ada di rumah, jadi Jauza tidak perlu risau.
"Siang, Ma." Sapa Nizar mencium pipi Naya yang sedang menyiapkan makan siang di dapur.
"Siang, sayang." Jawab Naya mengusap rambut anaknya. Naya memicingkan mata, melihat perempuan yang tengah berada di ruang tamu, perempuan yang dibawa putranya itu.
"Dia?" Tanya Naya dengan raut wajah sedikit menggoda putranya. Nizar hanya tersenyum menaik turunkan kedua alisnya.
Dengan cepat Naya menghampiri gadis yang tengah sendiri itu. "Assalamualaikum, tante." Salamnya dengan sopan dan senyum manis sambil menyalimi punggung tangan Naya.
"Waalaikumsalam sayang, silahkan duduk!Mau minum apa?" Jawab Naya Naya merangkul Jauza.
"Tidak usah repot-repot, tante." Jawab Jauza malu-malu.
"Ah nggak! Ohiya, nama kamu Jauza 'kan? Nizar udah cerita banyak tentang kamu."
"Iya, Jauza tante."
"Ternyata Jauza memang cantik dan sopan seperti yang diceritain Nizar." Ujar Naya memandangi Jauza dengan seksama. Jauza hanya mengerutkan keningnya dan tersenyum malu-malu. Jadi selama ini Nizar menceritakan tentang dirinya kepada mamanya?
"Makasih tante."
"Gak usah panggil tante! Panggil Mama Naya ajah yah!" Pinta Naya, yang membuat Jauza canggung.
Nizar yang masih berada di meja makan, memandangi dari jauh kedua bidadari kesayangannya yang sednag berbincang. Namun, Ia juga takut jika mamanya berbicara tentang yang tidak-tidak mengenai dirinya.
"Yaudah, tunggu yah! Mama Naya mau buatin minum dulu." Ujarnya.
"Saya bantuin yah tante?"
Naya menatap Jauza berat. Mengerti hal itu, Jauza langsung meralat ucapannya. "Ma-maksud Jauza, Ma-Mama Naya." Cengirnya menggaruk pergelangan tangan.
"Nah gitu dong manggilnya. Tapi, gak usah sayang, biar mama yang buatin." Tolaknya, yang dibalas anggukan kecil oleh Jauza.
"Adek ko malah ngemil di sini? Sana temenin calon mantu, Mama!"
"Nizar gak salah pilih kan, Ma?" Nizar menaik-turunkan alisnya.
"Baru kali ini mama setuju dengan pilihan kamu."
Nizar hanya tersenyum mendengar jawaban Naya. Ia kemudian menghampiri Jauza yang tengah duduk sendiri seperti orang kebingungan.
"Nyariin gue yah?" Ujar Nizar tiba-tiba.
"Kak Nizar ngagetin ajah!"
"Mama ngomongin apa sama lo tadi? Gue liat kok serius banget."
Jauza menggeleng. "Nggak ada kok, cuman ditanyain nama." Jawabnya, Nizar hanya ber'oh' ria.
"Beku, headset gue lo taruh dimana?" Teriak Najwa menuruni tangga sambil menggeledah tasnya.
"Apa sih lo, teriak-teriak segala." Dengus Nizar, malu karena Jauza ada di sini.
"Bukannya lo yang minjem kemar ...." Ucapannya terhenti takkala Ia melihat orang lain di ruang tamu. Namun, orang tersebut tidak asing bagi dirinya.
"Lo? Kita pernah ketemu sebelumnya, kalau gak salah nama lo itu ..." Najwa berusaha mengingat. "Fa ... Faza, kan?" Lanjutnya, yang membuat Jauza mengerutkan keningnya. Pasalnya Ia belum pernah melihat gadis itu sebelumnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/281202353-288-k454130.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Zaruza ✓
Fiksi Umum[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] "Dalam islam, pacaran itu dilarang dan haram hukumnya. Kalau perihal jodoh, itu sudah diatur oleh Allah dan tentu saya punya. Entah itu dia yang tertulis di Lauhul Mahfuz atau maut." Jauza menjelaskan panjang lebar. "Lauhu...