45|| Confess feeling

202 25 4
                                    

Jika kamu cari yg lebih baik dari saya, di dunia ini mungkin ada banyak. Akan tetapi, jika soal rasa sayang, tidak ada orang yang bisa nandingin besarnya rasa sayangku ke kamu.
______

(21.00)

Acara perayaan ulang tahun pernikahan Naya dan juga Naldi cukup meriah. Ada banyak kalangan yang berdatangan, mulai dari dosen-dosen, pejabat-pejabat, teman-teman Nizar sewaktu kuliah, ibu-ibu sosialita, dan masih banyak lagi.

Juga ada banyak hiasan yang menambah kesan mewah di perayaan malam ini. Ada lampu kerlap-kerlip yang menghiasi beberapa dinding yang berwarna-warni, juga tersebar beberapa angka 28 yang menandakan usia pernikahan mereka, di berbagai sudut-sudut ruangan.

Di sana juga ada banyak keluarga besar dari Nizar. Mulai dari Najwa dan suaminya yang masing-masing menggendong anak. Najwa menggendong putranya berusia 1 tahun, Ikhsan menggendong putrinya yang berusia 3,5 tahun. Juga ada Omah bersama teman-temannya, Abay dan istrinya yang menggendong putranya, Naya dan Aldi yang sibuk menghampiri para tamu, dan Nizar yang menyambut tamu.

Di sana juga terdapat orangtua Abay. Ternyata, ayah Abay sudah bebas rupanya.

Nizar celingak-celinguk mencari keberadaan orang yang ditunggunya sejak tadi namun tak kunjung datang.

"Nizar sayang, ini yang pernah Omah ceritain waktu itu. Cantik kan?" Omah Nia menghampiri Nizar yang tengah sibuk menyambut para tamu yang berdatangan. Nizar dibuat menganga karena ternyata orang yang dimaksud Omahnya itu adalah orang yang sangat Ia kenali.

"Namanya Salsa, cucu teman Omah. Dia model, Omah harap kamu bisa berkenalan baik dengan dia." Lanjutnya, membuat Nizar mendengus kasar. Bagaimana tidak, perempuan yang dimaksud oleh Omahnya adalah mantannya sendiri, Caca.

"Nah Salsa, ini cucu Omah Nia. Namanya Nizar, dia seorang CEO."

"Hai Nizar, apa kabar? Aku udah nungguin kamu dari lama loh." Tanya Salsa basa-basi. Dengan berpenampilan seksi, mengenakan dress di atas lutut dengan size yang langsung ngepas, membuat lekuk tubuhnya terbentuk.

"Alhamdulillah baik, maaf yah gue lagi sibuk." Balasnya melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda tadi.

"Nizar, kamu gak boleh cuek gitu sama calon istri kamu!" Gumam Omah Nia.

Nizar menghela nafas berat. "Omah, Nizar udah bilang gak mau dijodohin. Nizar udah punya pilihan sendiri." Resahnya. Mendengar itu, Salsa mencebikkan bibir dan memilih pergi dari sana.

"Omah gak yakin pilihan kamu lebih baik dari pilihan Omah." Sungut Omah Nia tak terima.

"Assalamu'alaikum," salam Jauza dan ibunya yang baru saja datang. Karena Nizar bertugas sebagai penyambut tamu, jadinya saat ini dialah orang pertama yang akan ditemui Jauza, karena dia berada di depan pintu masuk gedung.

"Waalaikumsalam," balas semuanya. "Ini pilihan Nizar, Omah." Lanjut Nizar yang membuat Omah Nia menatap Jauza dari ujung kepala sampai ujung kaki. Walaupun sudah terbilang sukses, Jauza masih tetap sama, yakni berpenampilan sederhana. Itulah yang membuat Omah Nizar memandang sebelah mata Jauza dan ibunya.

"Ini pilihan kamu? Lebih jauh Salsa kemana-mana, dia cantik, mod—"

"Jauza, tante, silahkan masuk!" Potong Nizar cepat. Jauza dan Zahra yang sama sekali tidak paham dengan pembicaraan mereka hanya bisa tersenyum tipis. "Permisi!" Sahut Jauza.

"Omah ini apa-apaan sih!! Tidak semua yang baik menurut Omah, terbaik juga untuk orang lain. Please Omah, Nizar juga perlu menentukan pilihan Nizar sendiri." Dengus Nizar melenggang pergi meninggalkan Omahnya yang masih mendumel.

Zaruza ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang