Terkadang, orang yang paling menyakiti adalah orang terdekat.
________[Flashback on]
Setelah berpamitan dengan istrinya, Abay pergi ke rumah sang mertua untuk menyelidiki semuanya. Jika kemarin Jauza masih menggunakan mobil itu periksa kandungan, berarti mobil itu tidak kemana-mana lagi sebelum Nizar memakainya.
Karena dugaan dari kepolisian bahwa remnya sengaja di potong, tentu saja niat orang itu sangat jahat. Jadi Abay memilih untuk menyelidikinya sendiri. Tidak mungkin jika orang itu memotong tali rem mobil Jauza pada pagi ataupun siang hari, pasti dilakukan pada malam hari.
Dengan cepat, Abay memeriksa cctv rumah yang mengarah langsung pada parkiran mobil. Benar saja, pada malam di saat semuanya lelap tertidur, ada seseorang dengan gelagat mencurigakan, mengendap-endap masuk ke dalam pekarangan rumah dengan melompati pagar. Ia menyusup ke bawah mobil.
Walaupun mengenakan masker wajah, Abay masih bisa mengenali orang itu dari penampilannya. Bahkan, Abay sangat familiar dengan orang itu.
"Sial, ternyata dia orangnya!"
Dengan cepat, Abay bergegas melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi ke tempat di mana orang itu berada. Ia tidak segan-segan untuk menyakiti orang yang sudah berani berniat mencelakai iparnya dan membuat sahabatnya celaka.
[Flashback off]
•••••
"JELASIN, KENAPA LO LAKUIN INI SEMUA?" Perintah Abay. Semua keluarga berada di dalam ruangan tempat Nizar di rawat saat ini. Karena kondisinya yang belum sepenuhnya pulih, jadi dia harus tetap dirawat inap.
Virza terdiam. Yah, yang dicurigai Abay adalah Virza. Rekan kerja Jauza sekaligus teman baiknya. Jauza dan Zahra bahkan dibuat kaget saat mengetahui jika yang melakukannya adalah orang yang sudah dianggap keluarga oleh mereka. Tapi, apa tujuannya Ia melakukan ini semua?
"JAWAB!! JANGAN DIAM SAJA!!" Gertak Abay lagi. "Sayang, ini rumah sakit!" Faza mengingatkan suaminya.
Zahra, Naldi, Naya, Najwa, Ikhsan, Omah Nia, dan Nizar, menatap marah ke arah Virza saat ini. Jangan tanyakan bagaimana Jauza sekarang. Kecewa dengan temannya itu. Ia mengingat saat Ia mendapati jam tangan Virza tepat di tempat mobilnya terparkir.
"Gu-gue terpaksa." Jawab Virza menunduk, tak sanggup menatap semua mata yang mengarahnya. "Karena?" Abay mencengkeram bahu Virza, kuat.
Virza menahan sakit dari cengkeraman itu. "Gu-gue gak rela Jauza nikah dengan Nizar. Selama ini kita berjuang sama-sama, gue kira dia juga punya rasa sama gue. Tapi ternyata, dia lebih milih dia." Tunjuknya pada Nizar. Andai Nizar tidak dalam keadaan lemah, sudah dari tadi Nizar memukuli pria laknat itu.
BUGH!!
Satu pukulan mendarat di pipinya. Sudut bibir Virza mengeluarkan darah segar yang masih bisa Ia usap. Pukulan Abay itu mewakili Nizar yang sedari tadi ingin memukulinya.
"LO GAK PUNYA OTAK YAH? LO SAMPAI HAMPIR NYELAKAIN JAUZA DENGAN MEMOTONG REM MOBIL MOBILNYA, DAN LO JUGA UDAH BUAT NIZAR CELAKA!!"
"Itu yang gue mau. Gue ingin nyelakain Jauza, biar apa? Biar gak ada satupun dari gue dan Nizar yang mendapatkannya. Kalau gue gak bisa dapatkan Jauza, orang lain juga gak bisa. Tapi gue gak tau, kenapa Nizar tiba-tiba yang memakai mobil itu, padahal itu adalah mobil Jauza." Jawab Virza smirk. Ia seperti tidak takut sedikitpun, Nizar bahkan hampir bangun dan hendak memukulinya jika saja Jauza tidak melarangnya.
PLAK!!
"LO TERLALU OBSESI, BANGS*T." Marah Abay menampar pipi Virza sekuat tenaga, hingga Virza terjatuh ke samping saking kerasnya tamparan.
"Pukul gue, Bay! Pukul! Gue gak akan takut, walau o bunuh gue. Karena gue udah puas buat mereka berdua sengsara. Walaupun bukan Jauza, setidaknya Nizar yang celaka, HAHAHA!!" Tantang Virza tak takut sedikitpun. "Yang gue lakuin gak sebanding dengan apa yang akan kedua teman gue lakuin ke elo, HAHA!!"
"Kamu jahat, Virza!! Kamu tidak seperti Virza yang ku kenal selama ini." Lirih Jauza mendekat.
"Ini semua gara-gara lo, Jauza. Lo gak memikirkan perasaan gue ke lo, jadi terima ajah semua rasa sakit yang perlahan-lahan akan datang ke rumah tangga lo!!" Smirk Virza.
BUGH!!
BUGGH!!
BUGGHGHH!
Pukulan bertubi-tubi dilayangkan oleh Nizar pada perut Virza. Virza yang kaget karena serangan tiba-tiba dari Nizar itu kewalahan dan tidak bisa menghindari serangannya. Untung saja ruangan yang ditempati Nizar adalah VIP yang sedikit luas dan kedap suara.
"SIAPA DUA TEMAN YANG LO MAKSUD ITU?" Walaupun dalam keadaan lemah, pukulan Nizar terbilang sangat kuat. Buktinya Virza kini tertidur di lantai dengan Nizar diatasnya mencengkram dagu Virza kuat.
Virza hanya tersenyum smirk. Karena merasa diremehkan, Nizar memukuli Virza berulang kali di bagian wajah.
Bugh... Bugh... Bugh...
"Sayang, sudah!!" Cegah Jauza, takut jika Virza kehilangan nyawa.
Uhuk. Virza terbatuk-batuk karena pukulan bertubi-tubi dari wajah sampai ke perutnya. Mulutnya sedikit mengeluarkan darah segar.
"JAWAB PERTANYAAN GUE KALO LO NGGAK MAU MATI!!"
"Sa-Salsa dan Ulfa, uhuk!!" Jawabnya takut. Semua orang terkejut termasuk Omah. Orang yang selama ini dia bela ternyata menjadi penyebab cucunya kecelakaan.
"Abay, Ikhsan! Gue gak mau tau, dua orang itu harus kalian cari dan bawa ke sini secepatnya!" Perintahnya dingin. Abay dan Ikhsan segera keluar untuk mencari mereka berdua.
Sedangkan Virza saat ini berurusan dengan Nizar. Tangannya diikat oleh Naldi, sementara menunggu Ikhsan dan Abay mendapatkan incarannya.
_________
Pergi ke pasar membeli pot,
Pulangnya mampir beli semen.
Kalau kamu sudah vote,
Bolehlah kamu komen.Hm🤔...
![](https://img.wattpad.com/cover/281202353-288-k454130.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Zaruza ✓
General Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] "Dalam islam, pacaran itu dilarang dan haram hukumnya. Kalau perihal jodoh, itu sudah diatur oleh Allah dan tentu saya punya. Entah itu dia yang tertulis di Lauhul Mahfuz atau maut." Jauza menjelaskan panjang lebar. "Lauhu...