FW 2

3.3K 245 115
                                    

Selamat membaca!

.

.

.

.

.

"Ah, kamu tidak ingin berteman rupanya. Kalau begitu, jadilah kekasihku." Ucap Xiao Zhan secara lugas.

Wang Yibo berbalik, menatap tidak percaya ke arah pusat suara. Meremat tisu yang sudah sepenuhnya basah, kemudian melemparkan dengan kasar ke dalam tong sampah.

Xiao Zhan jelas mengetahui bahwa lelaki tampan itu sedang marah. Hm, sungguh menarik, pikirnya. Sepeninggalan Wang Yibo, Xiao Zhan tersenyum lebar sembari menangkup kedua pipi yang terasa panas. Jantung berdetak lebih kencang dari biasanya, tindakan yang baru saja dia lakukan cukup memacu adrenalin. Meski demikian, Xiao Zhan merasakan kebahagiaan yang luar biasa karena telah berhasil mengungkapkan isi hati. Setidaknya setelah ini Wang Yibo akan mengetahui bahwa dia mencintainya.

Dan juga Xiao Zhan semakin tertantang untuk mendekati Wang Yibo.

.

Tangan lentik menggores cairan warna di atas kanvas menciptakan sebuah karya seni indah. Dari kecil dia sudah bermimpi untuk menjadi seniman. Beragam kursus seni telah diikuti, mulai dari menggambar, melukis, menari hingga tarik suara. Kedua orang tua mendukung penuh impian sang putra. Beruntung Xiao Zhan terlahir di dalam keluarga Xiao yang tidak penuh pengekangan justru dipenuhi kebebasan selagi itu hal yang positif.

Meski terlahir dalam keluarga yang kaya raya, Xiao Zhan adalah anak yang mandiri dan bertanggung jawab. Tidak manja justru membenci sifat seperti itu. Jika kebanyakan anak orang kaya akan memanfaatkan fasilitas lengkap yang tersedia, berfoya-foya bersama teman, atau melakukan kegiatan pemborosan yang lain, Xiao Zhan satu-satunya yang berbeda. Dia tidak begitu tertarik. Sepulang sekolah akan langsung pulang ke rumah, lebih memilih untuk menghabiskan waktu dengan menemani sang ibu.

"Apa yang kamu gambar?" Sebuah suara mengejutkan Xiao Zhan dari segala keseriusan. Ketika melukis dia selalu fokus pada kanvas tanpa mempedulikan hal di sekitar seolah sedang tersihir. Jadi, jika ditanya apakah dia merasakan kehadiran sosok lain di dalam ruang seni, maka jawabannya adalah tidak. Seolah semua indra terkunci kecuali indra penglihatan.

Meletakkan kuas dan memulai kegiatan awal peregangan otot, Xiao Zhan tersenyum simpul kepada lelaki tampan yang telah mendudukkan diri di kursi sebelah sembari mengintip hasil karya yang masih terlihat basah pada beberapa bagian. Tidak sedikit perasaan kagum mulai tersebar pada diri Sehun, kalimatnya pun bersambung. "Selalu memuaskan. Tetapi apa kamu tidak bosan melukis dia terus?"

Xiao Zhan menatap lamat-lamat pada hasil karyanya. Selama ini tangan ajaibnya telah menghasilkan banyak karya terbaik, tetapi karya ini adalah satu-satunya yang paling sempurna bagi Xiao Zhan.

 Selama ini tangan ajaibnya telah menghasilkan banyak karya terbaik, tetapi karya ini adalah satu-satunya yang paling sempurna bagi Xiao Zhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gelengan halus diperlihatkan sebagai tanggapan awal, setelah itu mulai disusul oleh beberapa jawaban lain di akhir. "Tentu tidak. Dia sangat sempurna untuk menjadi modelku."

FROSTY WINTER (YIZHAN) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang