Selamat membaca!
.
.
.
.
.
Beberapa hari kemudian, Wang Yibo masih belum mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. Banyak perusahaan membutuhkan pegawai tetap, sementara Wang Yibo hanya bisa bekerja paruh waktu. Di samping itu, Xiao Zhan selalu setia menemani Wang Yibo dalam mencari pekerjaan. Usai kuliah, mereka akan berkeliling di sekitar kampus atau apartemen untuk mencari pekerjaan.
Setelah menyetujui untuk tinggal bersama, Xiao Zhan dengan antusias memindahkan beberapa barang penting ke dalam apartemen Wang Yibo. Tidak semua barang dipindahkan sebab tidak ingin merasa sesak hingga berujung tidak nyaman. Maka dari itu, Xiao Zhan memutuskan tetap menyewa apartemennya hanya untuk menyimpan barang.
Wang Yibo sendiri semakin membuka diri kepada Xiao Zhan sejak hari itu. Tidak sedingin dulu justru bertingkah lebih hangat dan manis seolah bongkahan es yang melapisi hatinya telah mencair sepenuhnya. Dia menikmati segala perasaan yang semakin berkembang dan selalu ingin mengekspresikan perasaan tersebut kepada Xiao Zhan.
Seperti halnya saat ini. Ketika tiba di parkiran motor, Wang Yibo melepaskan helm yang menyelimuti kepala Xiao Zhan dengan sangat hati-hati. Seolah kepala lelaki manis itu terbuat dari bahan lunak, Wang Yibo tidak ingin memberikan luka gores akibat terlalu kasar menarik helm. Maka, dia melakukan hal itu dengan sangat perlahan dan penuh kasih sayang hingga menimbulkan perasaan puas pada hati pihak lain.
Xiao Zhan tersenyum impulsif, merapikan anak rambut yang sedikit berantakan sembari turun dari motor. Melihat itu, Wang Yibo tidak tahan untuk tidak membantu Xiao Zhan merapikan rambutnya. Dia sama sekali tidak membiarkan lelaki manis itu melakukan pergerakan sekecil apa pun, dengan senang hati Wang Yibo akan menggantikannya.
Menaruh kedua tangan mungil pada tempat semula dan mulai memperkerjakan tangannya untuk melanjutkan tindakan yang dilakukan Xiao Zhan sebelumnya. Wang Yibo mengusap halus anak rambut Xiao Zhan sembari berkata. "Selesai kelas aku harus mengikuti latihan basket, kamu bisa menungguku di ruang seni. Aku akan menjemputmu di sana."
Wang Yibo masih tidak ingin memublikasikan kedekatan mereka untuk mencegah hal buruk yang akan terjadi. Sedangkan Xiao Zhan dengan mudah dapat memaklumi semua kekhawatiran Wang Yibo. Sehingga tanpa perlu bertanya dan berakhir dengan memperdebatkan perbedaan pendapat, dia mengangguk patuh dan menambahkan beberapa kalimat penyemangat untuk lelaki tampan itu. "Semangat berlatih, aku akan selalu menunggumu."
Tidak dapat dipungkiri, Wang Yibo benar-benar ingin menyembunyikan tubuh Xiao Zhan di dalam dekapannya pada detik itu juga. Tetapi tidak dilakukan sebab akal sehat masih bekerja dengan baik. Dia menekan keinginannya dan berjanji untuk membebaskan keinginan tersebut ketika mereka sudah berada di apartemen.
"Yibo!" Dari kejauhan, suara seseorang berhasil menginterupsi mereka dari keseriusan lomba menatap. Meski orang itu masih berada cukup jauh, tetapi suara lantang bisa mengudara hingga mencapai jarak sepuluh meter.
Keduanya segera memusatkan atensi ke pusat suara. Xiao Zhan menangkap wajah asing yang terlihat sedikit familiar. Pandangan Xiao Zhan tidak berhenti hanya pada wajah, ada sesuatu yang menarik perhatiannya pada pertengahan tubuh lelaki itu. Ketika berlari, kaos tipis yang digunakan bekerja baik untuk menonjolkan lekukan indah pada bagian perut. Dapat diketahui dengan jelas oleh Xiao Zhan, lelaki itu memiliki otot-otot bagus yang disembunyikan dengan baik di balik baju. Meski demikian, Xiao Zhan tidak memiliki ketertarikan lebih sebab otot Wang Yibo lebih menggairahkan baginya.
Bagaimana Xiao Zhan bisa berkata bahwa Wang Yibo memiliki otot yang lebih menggairahkan? Itu karena dia pernah menyingkap baju lelaki tampan itu ketika tidur. Rasa penasaran begitu memuncak hingga naik ke ubun-ubun, sehingga dia memutuskan untuk melakukan hal lancang dengan mengintip sesuatu indah di balik baju Wang Yibo.
KAMU SEDANG MEMBACA
FROSTY WINTER (YIZHAN) ✔
FanfictionDi malam yang dingin itu, bumi dipenuhi oleh salju yang membuat seluruh isinya membeku. Seolah salju dapat menyentuh bagian terdalam dari diri Xiao Zhan, perlahan tapi pasti kebekuan mulai merengkuh lapisan hati. Titik kehangatan yang selama ini sel...