FW 42

980 132 114
                                    

Selamat membaca!

.

.

.

.

.

"Kenapa kamu tidak pernah datang?" tanya Huang Jingyu yang masih menuntut sebuah jawaban.

Setelah ajakan makan siangnya diabaikan sebanyak tiga kali, Huang Jingyu tidak bisa lagi menahan diri untuk datang ke kantor Xiao Zhan. Terlebih lagi dia harus menunggu selama dua jam penuh untuk bisa bertatap muka langsung dengan calon pewaris Perusahaan Xiao. Tidak mendapat sambutan dengan baik, jangankan menerima suguhan teh, lelaki manis itu bahkan tetap fokus memandang dokumen yang sedang digenggam tanpa mau melihat ke arahnya sedikit pun.

"Tidakkah kamu menyadari bahwa aku sangat sibuk? Bahkan aku tidak memiliki waktu luang untuk menyambutmu, Tuan Huang," tegas Xiao Zhan sembari membolak-balik halaman pada dokumen tersebut.

Huang Jingyu menghela nafas berat. Dia lelah menghadapi sikap Xiao Zhan, tetapi dia sama sekali tidak ingin menyerah dalam merebut hati lelaki manis itu. Semakin Xiao Zhan bersikap jual mahal, semakin besar pula keinginan Huang Jingyu untuk memilikinya. Dia benar-benar semakin tertantang. "Hari ini kamu tidak bisa menolak makan siang denganku."

Bersamaan dengan itu, pintu ruangan diketuk dan menampilkan seorang pegawai yang mengumumkan bahwa wawancara calon pegawai baru akan segera dimulai, Yang Yang bahkan telah menunggu Xiao Zhan sejak 30 menit yang lalu dan mengharapkan kedatangannya secepat mungkin.

Senyum penuh kemenangan mengambang di permukaan wajah manis, baru di saat itulah perhatiannya dari dokumen bisa lepas. Menatap sekilas ke arah Huang Jingyu yang tampak sedikit tertekan, kemudian berkata dengan penuh kemantapan, "Kita lihat saja nanti."

Xiao Zhan meninggalkan ruangannya dan segera pergi menuju ruangan yang menjadi tempat wawancara calon pegawai baru. Dia melihat Yang Yang yang sejak lama telah menempati kursi utama, beberapa tim dari HRD dan Baekhyun yang duduk di samping kursi kosong miliknya. Sekedar informasi bagi yang terkejut akan kehadiran Yang Yang, ayah Xiao Zhan itu benar-benar sudah pulih dari trauma kebotakan setelah dua minggu mengunci diri di kamar. Bersamaan dengan tumbuhnya rambut halus dan pendek yang berhasil menutupi sedikit area botak di kepala, dia pun memberanikan diri untuk masuk kerja.

Xiao Zhan duduk menghadap laptop, menggulir kursor dan mulai membaca data diri seorang pelamar kerja yang sedang asyik diwawancarai. Sebenarnya, kehadiran Xiao Zhan tidak banyak dibutuhkan, sama seperti Baekhyun yang hanya berfungsi sebagai pajangan di ruangan itu. Yang menentukan penerimaan pegawai baru adalah Yang Yang, sementara pihak HRD yang mengajukan pertanyaan. Kebosanan melanda, Xiao Zhan bahkan telah menguap sepanjang waktu, matanya berair. Kemudian, dia membelah layar laptop dan masuk ke dalam perangkat permainan. Terlalu fokus bermain hingga tidak sadar sudah ada puluhan pelamar yang keluar masuk.

Baekhyun mencubit paha Xiao Zhan dengan kuat, lalu memukulnya beberapa kali ketika tidak mendapat tanggapan dari sang empunya. Merasa gemas, dia mengencangkan pukulan hingga suara rintihan melebur di udara. Semua mata tertuju kepada Baekhyun, tidak terkecuali Xiao Zhan. Meski demikian, dia sama sekali tidak menghiraukan pandangan orang lain, dengan cepat mengarahkan dagu ke arah sang pelamar. Memberi kode agar pihak lain melirik ke depan. Namun, Xiao Zhan tidak memahami maksud Baekhyun, dia kembali menundukkan kepala untuk melanjutkan permainan yang sempat tertunda.

Sedikit lagi menuju kemenangan, nyatanya Xiao Zhan harus menelan kekalahan ketika suara berat menari-nari di sisi telinganya. Dia mendongak dan beragam keterkejutan muncul di permukaan di saat tali pandangan terjalin dengan kuat. Menerobos masuk ke dalam manik legam pihak lain yang tengah merajut gurat kerinduan. Dada Xiao Zhan tiba-tiba menjadi sempit, nafas tercekat seolah paru-parunya mengecil dalam sekejap. Dia membuang muka ke arah Baekhyun yang sedang menatapnya dengan ekspresi yang sulit dideteksi. Melayangkan satu pertanyaan melalui tatapan mata "Kenapa kamu tidak memberitahuku?" yang segera mendapatkan gelengan putus-putus. Sama seperti Xiao Zhan, Baekhyun juga terkejut ketika pertama kali melihat sang pelamar masuk ke dalam ruangan.

FROSTY WINTER (YIZHAN) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang