Selamat membaca!
.
.
.
.
.
Hari itu Wang Yibo datang lebih pagi dari biasanya. Jika dia selalu datang tepat waktu, kini dia sudah berada di ruangan ketika waktu bekerja baru akan di mulai dua jam lagi. Selain karena tidak mendapatkan kualitas tidur yang baik, dia ingin segera menyelesaikan tugas kantor agar tidak perlu lembur, dan dapat bekerja di tempat selanjutnya.
Kemarin malam dia mendapatkan mimpi buruk di mana dia dan Xiao Zhan tengah berada di sebuah ladang bunga yang luas. Lelaki manis itu tersenyum begitu lebar hingga kedua mata pun membentuk garis senyum. Wang Yibo balas tersenyum tanpa membuat reaksi lain dalam waktu yang lama. Namun, ketika ingin mendekati pihak lain, dia tidak sengaja menatap manik mata Xiao Zhan yang ternyata tidak tersenyum ke arahnya, melainkan tersenyum ke arah sosok yang berdiri di belakang Wang Yibo, Huang Jingyu.
Mereka berlari untuk saling berpelukan dan berciuman, membuat Wang Yibo mau tidak mau harus terjaga sepanjang malam. Dia takut akan kembali mendapatkan mimpi buruk seperti itu lagi jika lanjut tidur, atau yang lebih parah mungkin dia akan melihat aksi lebih-lebih. Wang Yibo sama sekali tidak ingin hal tersebut terjadi sekalipun di dalam mimpi.
Satu per satu pegawai menempati kursi mereka, Wang Yibo mencuri pandang melalui dinding kaca ruangan sembari meregangkan otot di sekitar leher yang terasa kaku akibat terlalu lama menatap layar laptop. Dia menutup mata sejenak sebelum akhirnya dikejutkan oleh suara benda yang mendarat di atas meja.
"Apa ini?" Wang Yibo menatap tajam ke arah tas kertas yang berada tepat di hadapannya.
Li Qin tersenyum sebagai tanggapan awal. Kemudian, setelah mendudukkan diri di kursi kerjanya, dia berkata lembut, "Untukmu."
Wang Yibo dengan cepat mengeluarkan isi di dalam tas kertas dan menemukan sebuah kotak bekal yang masih hangat. Aroma masakan lezat menguar ketika tutup kotak dibuka, berhasil menimbulkan teriakan kencang dari dalam perut Wang Yibo. Sementara Li Qin lagi-lagi tersenyum, menatap geli ke arah Wang Yibo yang tetap bertahan untuk tidak menyentuh makanan tersebut, tetapi bunyi nyaring pada perut lelaki tampan itu sama sekali tidak dapat disembunyikan. Li Qin tahu jika pihak lain merasa lapar, maka dari itu dia kembali berkata, "Aku memasak banyak makanan hari ini, sayang sekali suamiku tidak sanggup menghabiskannya."
Li Qin sengaja berbicara dengan nada kecewa dan raut wajah memelas, menciptakan rasa simpati pada diri Wang Yibo sehingga dorongan hati yang memaksa untuk segera melahap makanan lezat tidak lagi ditekan. Namun, ada sedikit kejanggalan yang dirasa, mengenai bagaimana cara kotak bekal dengan ukuran sedang itu dapat lolos dari pemeriksaan petugas keamanan di Perusahaan Xiao.
Yibo memelankan pergerakan dalam mencubit makanan dengan sumpit ketika bertanya, "Perusahaan Xiao tidak mengizinkan pegawai membawa makanan dari luar. Bagaimana makanan ini bisa lolos padahal tadi mereka mengambil bakpaoku."
Dalam pandangan Li Qin, Wang Yibo saat ini terlihat seperti anak kecil yang mengadu ketika makanannya dirampas dengan paksa. Sangat menggemaskan, mengingatkannya kepada sang anak yang baru beberapa saat lalu dia antarkan ke sekolah. Mencondongkan wajah ke arah Wang Yibo sembari menutupi bibir dengan salah satu tangan saat berbicara, seolah tidak ingin siapa pun mencuri dengar sebuah kalimat rahasia yang akan dia bisikkan, "Tidakkah kamu memikirkan sesuatu?"
Kebingungan menyelimuti hati Wang Yibo, terlihat jelas dari beberapa bagian wajah yang mengerut samar. Dia sama sekali tidak dapat memikirkan maksud tersembunyi dari perkataan Li Qin sehingga tidak mampu menebak dan hanya berharap bahwa wanita itu akan segera memberi kejelasan lebih lanjut. Namun, alih-alih mengatakan kebenaran, Li Qin sengaja membuat kebingungan semakin mendekam pada diri Wang Yibo.
KAMU SEDANG MEMBACA
FROSTY WINTER (YIZHAN) ✔
FanfictionDi malam yang dingin itu, bumi dipenuhi oleh salju yang membuat seluruh isinya membeku. Seolah salju dapat menyentuh bagian terdalam dari diri Xiao Zhan, perlahan tapi pasti kebekuan mulai merengkuh lapisan hati. Titik kehangatan yang selama ini sel...