FW 23

885 105 45
                                    

Selamat membaca!

.

.

.

.

.

"Apa kamu tidak bisa menungguku sebentar?" Kalimat tanya itu sudah dilayangkan sebanyak tiga kali oleh Wang Yibo yang sedang bersandar di pintu kamar sembari mengamati setiap pergerakan Xiao Zhan, mulai dari melukis selai di atas roti hingga menggantung dua lapis roti di bibir ranumnya.

Jawaban Xiao Zhan tetap sama, selain tidak bisa menunggu Wang Yibo lebih lama, dia juga harus menepati janji kepada Yang Zi. Berulang kali gelengan kepala dipertontonkan hingga tidak sengaja membuat roti yang sedang digigit perlahan terbelah menjadi dua dan terjun bebas di atas meja.

Wang Yibo yang sedari tadi sudah berjalan mendekat, meraih roti yang terjatuh dan segera menyodorkan ke arah Xiao Zhan. Bersamaan dengan itu, suara berat kembali mengalir. "Sebentar saja, hum? Aku ingin berangkat bersama denganmu."

"Tidak bisa, Yibo. Li Xian sudah menungguku di bawah." Setelah melepaskan sisa roti yang tertancap di giginya, dia menerima bagian roti lain yang disodorkan ke arahnya. Kemudian meraih tengkuk Wang Yibo untuk mendaratkan kecupan singkat di bibir tebal sang kekasih sebelum berjalan pergi. "Jangan lupa mengenakan hadiahku."

Dengan lesuh Wang Yibo menjawab. "Mn."

Begitu malas untuk bersiap, Wang Yibo lebih tertarik untuk mengikuti langkah kaki Xiao Zhan hingga berhenti tepat di pagar pembatas apartemen. Menatap tubuh yang sedang berlari kuat menghampiri sebuah mobil yang terparkir di depan gedung apartemen.

Wang Yibo melihat Li Xian yang keluar dari pintu kemudi hingga menghampiri Xiao Zhan yang tampak sedang buru-buru mencari sesuatu dari dalam tasnya. Tidak membutuhkan waktu yang lama bagi Xiao Zhan untuk menemukannya, kemudian segera menyodorkan sebuah benda berwarna abu-abu yang sama dengan milik Wang Yibo ke arah Li Xian. Syal yang sama dengan hadiah pemberian Xiao Zhan untuknya. Pemandangan itu tiada henti mengundang banyak persepsi negatif di kepala Wang Yibo.

Salah satunya adalah Xiao Zhan tidak hanya membuat syal untuk Wang Yibo seorang, melainkan juga membuat syal untuk lelaki lain. Dan, lelaki itu adalah Li Xian, orang yang selama beberapa minggu ini lebih banyak menghabiskan waktu bersama Xiao Zhan dibandingkan dirinya.

Wang Yibo masih setia menikmati pemandangan yang berhasil membuat mata dan hatinya memanas hingga tiba saatnya dimana Li Xian memakai syal dengan penuh suka cita dan berakhir dengan kedua lelaki itu tampak saling melempar senyum lebar. Merasa tidak sanggup menahan gejolak menyakitkan yang merambat dari dasar hati hingga menyebar luas ke seluruh tubuh melalui setiap aliran darah. Kaki bergerak dengan berat meninggalkan tempatnya berpijak, masuk ke dalam apartemen dan segera mengunci diri di dalam kamar mandi.

Kejadian itu sangat sulit dicerna menggunakan akal sehat. Begitu cepat hubungan terlarang Xiao Zhan berkembang dengan pihak lain. Tidak pernah diduga sebelumnya bahwa kesetiaan lelaki manis itu mudah goyah. Di saat dia berusaha keras menghindari guncangan dalam hubungan asmara mereka, justru sang kekasih yang lebih mudah bermain curang.

Rasa penasaran mulai bersemayam di benak Wang Yibo, dia benar-benar ingin mengetahui dengan pasti mengenai penyebab utama dari kecurangan Xiao Zhan. Selama ini dia selalu memperlakukan lelaki manis itu dengan penuh cinta. Lantas, apa yang membuat Xiao Zhan berpaling dalam kurun waktu yang dapat dikatakan cukung singkat? Jika itu mengenai perlakuan, Wang Yibo rasa tidak mungkin. Mengenai fisik pun tidak mungkin sebab Xiao Zhan pernah berkata bahwa dia memiliki tampilan fisik yang lebih unggul daripada Li Xian. Namun, jika itu mengenai segi finansial, Wang Yibo akui dia kalah jauh. Tidak dapat dibandingkan dengan Li Xian yang memiliki banyak uang meski tidak setara dengan Xiao Zhan.

FROSTY WINTER (YIZHAN) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang