Selamat membaca!
.
.
.
.
.
Tidak seperti malam biasanya, Renjun merasakan kebingungan yang begitu mendalam ketika tidak mendapati sosok Wang Yibo di dalam bar. Jika biasanya lelaki tampan itu menjadi pegawai teladan yang datang bahkan tiga puluh menit sebelum papan tulisan 'close' di balik, kini Wang Yibo datang dua jam lebih lambat dengan penampilan yang juga cukup mencengangkan. Penampilan yang selalu rapi berubah sekejap menjadi sangat tidak layak untuk dipandang.
Rambut berantakan ke segala arah, tidak tersisir secara teratur, pakaian kusut dengan dihiasi oleh banyak noda kecoklatan, kulit tampak kotor seperti selesai bergulung-gulung di tanah, serta beberapa luka basah menampakkan diri di beberapa bagian tubuh termasuk wajah.
Banyak pasang mata membidik ke arahnya, tidak terkecuali Renjun. Namun, sang pusat perhatian sama sekali tidak mengindahkan pandangan aneh yang selalu tertuju kepadanya. Wang Yibo dengan langkah tegas berjalan menuju ruang ganti setelah berbicara kepada Renjun.
"Izinkan aku meminjam kamar mandimu." Ujarnya.
Dengan patuh Renjun mengangguk memberi izin, mulut terasa seperti dibungkam dengan perekat ampuh semenjak mendengarkan nada tidak bersahabat dari Wang Yibo. Meski bibir terasa gatal untuk mempertanyakan sebab dari penampilan berantakan milik pihak lain, tetapi perasaan takut mulai mengisi kekosongan hati. Takut-takut jika salah bicara, maka dia akan menjadi bahan pelampiasan amarah.
Dari kejauhan Johnny berjalan mendekat, menghampiri Renjun yang masih setia memusatkan perhatian kepada Wang Yibo meski punggung lelaki tampan itu telah lama menghilang di balik pintu. Beberapa panggilan diabaikan, tetapi tidak dengan sentuhan yang berhasil mendapatkan seluruh atensi pihak lain sebab terkejut.
"Hyung, kamu mengagetkanku." Celetuk Renjun setelah sadar dari acara terkejut.
Johnny hanya membalas dengan senyuman, kemudian menunjuk dengan dagu ke arah tepat di belakang Renjun. Mengikuti arah tunjuk pihak lain, Renjun kembali mendapatkan serangan rasa terkejut ketika mendapati seorang wanita cantik yang mengatakan. "Mengabaikan pelanggan itu tidak baik."
Nada yang diperdengarkan terkesan dingin meski tidak menutupi jejak keramahan di wajah pelanggan itu. Renjun yang menyadari kelalaiannya dalam bekerja, segera menunduk sopan demi meminta maaf atas sikap buruknya tadi. "Maafkan aku, Nona."
Wanita cantik itu tetap mempertahankan senyum manis di wajahnya meski ekor mata beralih kepada sosok di sebelah Renjun. Sayup-sayup wanita itu kembali berkata. "Kita berjumpa lagi."
Mendengar nada bersahabat itu, Renjun menjatuhkan seluruh perhatiannya kepada Johnny. Bergeser sedikit demi sedikit, mendekatkan diri kepada sang bos sekaligus sang kekasih. Memperlihatkan raut wajah penuh intimidasi sembari berbisik pelan. "Mantan kekasih atau kekasih?"
Meski bisikan itu diperdengarkan dengan sangat pelan, namun terdengar sangat menusuk seakan-akan dapat membuat telinga Johnny berdarah. Keringat dingin mulai bercucuran deras, beberapa tetes air liur diteguk kasar. Bersamaan dengan itu, kepala Johnny yang tiba-tiba terasa berat pun menggeleng putus-putus.
"Selingkuhanmu?" Selidik Renjun sekali lagi.
"Bukan." Sanggah Johnny cepat.
"Simpanan?" Seolah tidak mau menyerah, Renjun semakin berusaha membongkar hubungan di antara Johnny dan wanita itu.
Namun, sebelum Johnny akan angkat suara demi memberikan penjelasan, kalah cepat dengan perkataan wanita itu yang berhasil menerbitkan kelegaan di hati Renjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
FROSTY WINTER (YIZHAN) ✔
FanfictionDi malam yang dingin itu, bumi dipenuhi oleh salju yang membuat seluruh isinya membeku. Seolah salju dapat menyentuh bagian terdalam dari diri Xiao Zhan, perlahan tapi pasti kebekuan mulai merengkuh lapisan hati. Titik kehangatan yang selama ini sel...