Selamat membaca!
.
.
.
.
.
Hal pertama yang Wang Yibo tangkap ketika membuka mata adalah pemandangan sekitar yang tampak asing tetapi sedikit familier. Merasa tidak puas dengan kepala yang tidak bisa diajak berpikir, dia berusaha bangkit di tengah-tengah sesuatu berat yang menekan tubuhnya, terasa hangat sekaligus aneh. Segera setelah itu dia memusatkan seluruh atensi ke arah sosok lelaki yang terbaring di atasnya. Betapa terkejutnya Wang Yibo ketika menemukan wajah Baekhyun dengan kondisi tubuh tidak terbalut kain mana pun. Perasaan gelisah meneror hati, mata hitam bergulir ke sana kemari demi mencari secercah ingatan pada malam kemarin. Namun sayangnya, dia sama sekali tidak menemukan apa yang diinginkan.
Terlalu tidak dapat menerima apa yang terjadi pada dirinya, Wang Yibo menghempaskan tubuh Baekhyun tanpa sadar hingga sang pemilik tubuh bangun dan merintih kesakitan. Mereka saling bertatapan dalam kurun waktu yang cukup lama dan berakhir dengan Baekhyun yang menangis pilu sembari berusaha menutupi tubuh bagian atasnya.
Sekujur tubuh Wang Yibo bergetar hebat, jantung berdetak dengan dahsyat. Perasaan bersalah menyelinap di dalam relung hati. Merasa bersalah kepada Xiao Zhan sekaligus Baekhyun. Langkah awal yang dilakukan adalah menenangkan tangisan sang sahabat sebelum berusaha memberi pengertian. Jujur saja, Wang Yibo tidak berpikir bahwa mereka telah melakukan sesuatu yang intim sebab dia tidak merasakan hal yang berbeda dari tubuhnya.
Wang Yibo mendekat ke arah Baekhyun, tetapi tidak berani menyentuh sebab tidak ingin ada kesalahpahaman lebih di antara mereka. Dia berkata, "Baek, berhenti menangis. Kita tidak melakukan apa pun, aku yakin itu."
Baekhyun menatap tidak percaya kepada Wang Yibo sembari menyelipkan gurat amarah di dalam matanya. Suaranya meninggi, dia berteriak kesetanan, "Setelah apa yang kamu lakukan semalam, kamu berani berbicara seperti itu?!"
Air mata Baekhyun semakin mengalir dengan deras sebab merasa sangat kecewa. Beberapa kalimat penjelasan dari Wang Yibo diabaikan sepanjang waktu, dia tidak ingin mendengar apa pun atau bahkan tidak ingin melakukan apa pun selain menangis. Pada akhirnya, Wang Yibo memutuskan untuk bungkam. Baekhyun memanfaatkan keheningan itu dengan menjatuhkan dirinya di dalam dekapan Wang Yibo. Lalu semakin menangis meraung-raung dan berkata lirih, "Masa depanku telah hancur! Bagaimana bisa aku menghadapi dunia setelah ini. Aku kotor, tidak ada orang yang mau menjadi pendampingku kelak, hiks ...."
Tangis pilu tiada henti mengudara, membuat Wang Yibo mau tidak mau membalas dekapan Baekhyun. Berusaha keras untuk menenangkan sebelum mulai memberikan kejelasan lebih lanjut ketika sahabatnya itu sudah tenang. Percuma saja dia menjelaskan panjang lebar jika suasana masih rumit seperti itu. Tepukan ringan diberikan dengan penuh kelembutan, meski demikian, tangisan tidak juga mereda. Kesabaran Wang Yibo perlahan menipis, baru saja dia akan kembali menjelaskan ketika pintu kamar hotel terbuka dan menampilkan sosok lelaki manis yang terlihat sangat kacau dengan air mata berhamburan.
Melihat pemandangan menyedihkan di depannya, membuat hati Wang Yibo hancur. Begitu besar keinginan untuk menghampiri Xiao Zhan, menenangkan dan menguncinya dalam dekapan. Namun, tidak berdaya sebab rasa bersalah kembali memenuhi hati. Sebagai gantinya, Wang Yibo menerima semua caci maki atau perlakuan kasar jika pihak lain menginginkan itu. Dan benar saja, hal itu benar-benar dilakukan dengan baik oleh Xiao Zhan.
Wang Yibo berusaha menyela dan membantah pemikiran Xiao Zhan, tetapi sia-sia. Seluruh emosi negatif menguasai tubuh sang kekasih. Mau sekeras apa pun dia memberi penjelasan, tetap akan sia-sia jika pihak lain tidak bisa mencerna dan lebih tertarik tertelan dalam kesalahpahaman tidak berujung.
KAMU SEDANG MEMBACA
FROSTY WINTER (YIZHAN) ✔
FanfictionDi malam yang dingin itu, bumi dipenuhi oleh salju yang membuat seluruh isinya membeku. Seolah salju dapat menyentuh bagian terdalam dari diri Xiao Zhan, perlahan tapi pasti kebekuan mulai merengkuh lapisan hati. Titik kehangatan yang selama ini sel...