Selamat membaca!
.
.
.
.
.
Pada saat itu, satu-satunya yang Xiao Zhan pikirkan adalah ingin segera pergi, menghilang dari hadapan Wang Yibo agar dia tidak semakin tenggelam dalam kekalutan dan dapat merelakan hubungannya dengan mudah. Namun, dia tahu keinginan itu tidak akan bisa terlaksana ketika pihak lain dengan semangat menenggelamkan pilarnya sedalam mungkin di lubang surgawi Xiao Zhan. Lubang analnya terasa seperti dibelah setiap kali merasakan tabrakan antar kulit yang semakin lama semakin cepat. Sementara Wang Yibo semakin antusias menyatukan tubuh mereka ketika sudah tahu bagaimana nikmatnya bercinta.
Xiao Zhan berusaha mati-matian menahan erangan dan rintihan. Dia akui jika itu terasa nikmat meski rasa sakit lebih mendominasi, mengingat itu adalah pertama kalinya dia bercinta. Rona merah merambat dan menyebar luas dari pipi hingga ke seluruh wajah, membuat Wang Yibo berpikir Xiao Zhan sangat menyukai bercinta dengannya alih-alih merasa marah. Hal itu mendorong Wang Yibo untuk bertindak lebih, hingga tanpa sadar telah melukai tubuh sekaligus perasaan Xiao Zhan.
Perasaan kecewa, marah dan jijik memeriahkan hati Xiao Zhan. Dia merasa sangat kotor tetapi tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya bisa menunggu kapan kegiatan kotor itu akan berakhir. Kemudian dia akan menghilang dari pandangan Wang Yibo untuk selamanya. Tidak peduli lagi dengan yang namanya cinta ketika kekecewaan telah didapat.
Beberapa menit kemudian, Wang Yibo berhasil mencapai klimaks. Menumpahkan seluruh muatan pada penisnya di dalam lubang Xiao Zhan. Tubuhnya terjatuh di atas tubuh sang kekasih. Nafas memburu perlahan menjadi stabil. Wang Yibo menatap Xiao Zhan dengan penuh cinta, mengecup kelopak mata yang tiada henti mengeluarkan air mata secara bergantian. Berakhir dengan mendaratkan kecupan panjang di bibir ranum.
"Tunggu di sini, aku akan mandi," ujar Wang Yibo menggunakan nada yang begitu lembut. Namun, kelembutan itu tidak dapat memadamkan kekecewaan di hati pihak lain. Sudah lama tanggapan tidak kunjung datang, dipikirnya Xiao Zhan marah sebab tidak ingin ditinggal. Berpura-pura merajuk seperti seorang istri yang ingin selalu lengket kepada sang suami. Wang Yibo pun mulai menggendong tubuh Xiao Zhan setelah membuat kesimpulan sendiri bahwa lelaki manis itu ingin mereka mandi bersama. "Baiklah, kita mandi bersama. Berhenti merajuk."
Xiao Zhan masih mempertahankan sisa ketenangannya. Dia tidak banyak memberontak, selain karena lelah menghadapi Wang Yibo yang bertindak seenaknya, sekujur tubuh yang terasa remuk dan mati rasa tidak dapat diajak kerja sama untuk melakukan pemberontakan. Dengan demikian, dia terpaksa menerima segala perawatan intensif yang biasa dilakukan seorang suami kepada sang istri setelah bercinta.
Jika itu Xiao Zhan yang dulu, mungkin dia akan merasa berbunga-bunga atau bahkan bertindak kekanakan dengan bermain air dan membuat pergerakan sensual agar kembali diterjang oleh Wang Yibo. Namun sekarang jauh berbeda, lelaki manis itu hanya diam sambil menutup semua panca indra, berpura-pura mati.
Tindakan itu terus berlanjut hingga selesai mandi, memakai baju, Wang Yibo memasak makanan dan menyuapi Xiao Zhan. Lelaki manis itu tetap diam membisu seolah tubuhnya kosong sebab jiwanya telah terbang terbawa angin. Sebenarnya Wang Yibo merasa tidak tahan lagi, tetapi dia tetap berusaha tenang agar pihak lain merasa nyaman.
Kini mereka telah berbaring nyaman di atas ranjang. Tidak! Lebih tepatnya hanya Wang Yibo yang dilanda kenyamanan. Sementara Xiao Zhan tengah diliputi oleh perasaan takut ketika jari jemari kekar menjalar di sekitar wajahnya. Tubuh Xiao Zhan tiada henti bergetar hingga getaran itu semakin menebal ketika merasakan tangan Wang Yibo yang bergerak ke tubuh bagian bawahnya. Menarik agar mereka semakin dekat sebelum tangan tersebut bermain-main di pinggang ramping sang kekasih. Sungguh, Xiao Zhan merasa sangat takut hingga tanpa sadar air mata kembali berlinang di saat mengingat bagaimana proses Wang Yibo memperkosanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FROSTY WINTER (YIZHAN) ✔
FanfictionDi malam yang dingin itu, bumi dipenuhi oleh salju yang membuat seluruh isinya membeku. Seolah salju dapat menyentuh bagian terdalam dari diri Xiao Zhan, perlahan tapi pasti kebekuan mulai merengkuh lapisan hati. Titik kehangatan yang selama ini sel...